LATIHANTUGASKASUS Modul Sejarah KK J GP

106 Samanhudi. Gerakan yang didirikan pada 1905 ini merupakan perintis kebangkitan nasional di Hindia Belanda. Lahirnya SDI diikuti dengan berbagai organisasi dan partai politik seperti Boedi Oetomo BO pada 1908, Indische Partij IP pada 1912, dan Indische Social Democrat Vereeniging ISDV pada 1914. SDI kemudian menjadi Sarekat Islam SI. Kehadiran ISDV di Hindia Belanda disambut gembira Semaun, Darsono, Tan Malaka, Djamaluddin Tamim, dan tokoh pergerakan perintis kemerdekaan lainnya. Pada 1919, usul agar ISDV dibubarkan dan diganti menjadi PKI telah mencuat. Saat itu, Tan Malaka sempat mengusulkan dari tempat mengajarnya di Sanembah Mij agar ISDV diganti menjadi Partai Nasional Revolusioner Indonesia untuk menghindari tuduhan Partai Komunis sebagai alat Rusia dan asing di tanah Hindia Belanda. Namun setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya diputuskan nama baru ISDV adalah Partai Komunis Indonesia pada 23 Mei 1920. Dengan dipakainya nama Indonesia, PKI menjadi partai pertama di Hindia Belanda yang menggunakan nama Indonesia. Setelah PKI berdiri, Tan Malaka diminta segera meninggalkan pekerjaannya sebagai guru di Medan dan pindah ke Semarang untuk memperkuat PKI. Setelah melunasi utang-utangnya di Eropa dan kepada Engku Fonds, barulah Tan Malaka pergi. Kepergian Tan Malaka ke Semarang sempat tertahan selama tiga bulan akibat masalah pribadi yang menjeratnya itu. Baru pada 1921 Tan Malaka meninggalkan pekerjaannya yang bergaji besar itu dan memimpin PKI. Pada awal berdirinya, Alimin dan Muso tidak pernah terlibat dan duduk sebagai pimpinan PKI. Pada masa itu, kedua orang itu merupakan anggota SI dan pengikut setia Tjokroaminoto afdeling B yang merencanakan perang sabil di Garut, Cimareme. Sumber:Sindonews, tanggal 23 November 2015. Berdasarkan wacana diatas, diskusikanlah bersama kelompok anda pertanyaan- pertanyaan dibawah ini 1. Wacana di atas mengandung unsur kontroversial dalam pembelajaran sejarah, jelaskan 2. Berdasar wacana di atas, identifikasikan antara sejarah sebagai ilmu dan sejarah dalam pendidikan 3. Bagaimana cara guru menjelaskan ke siswa SMASMK terkait informasi sejarah dalam wacana di atas 107

F. RANGKUMAN

Pembelajaran sejarah tidak mengkhususkan mempelajari fakta-fakta dalam sejarah sebagai ilmu namun perpaduan antara sejarah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Meski demikian, pembelajaran sejarah berusaha menampilkan fakta sejarah secara obyektif meskipun tetap dalam kerangka fakta sejarah yang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Persepsi tentang sejarah harus jelas bagi guru yang mengajarkan sejarah sebagai mata pelajaran. Tujuan ilmu sejarah berbeda dengan tujuan pengajaran sejarah. Tujuan sejarah dapat bersifat filosofis, tetapi pengajaran sejarah mempunyai tujuan tertentu dalam rangka pendidikan atau bersifat didaktis. Harus disadari bahwa pembelajaran sejarah tidak harus bersifat ilmu murni, apalagi untuk pendidikan tingkat dasar dan menengah. Hal ini berbeda jika sejarah berada di perguruan tinggi, dimana ilmu sejarah dikupas sesuai kajian murni akademik. Mata pelajaran sejarah merupakan alat mengabdi kepada tujuan pendidikan yang multi-aspek. Meskipun demikian, sejarah sebagai mata pelajaran tidak mengabaikan prinsip-prinsip keilmuan. Ditarik kesimpulan, bahwa pembelajaran sejarah menempatkan fakta-fakta sejarah yang disaring, demi tujuan pendidikan. Fakta yang disaring bukan diartikan sebagai unsur “kebohongan sejarah”, namun menjelaskan fakta sejarah berdasarkan tingkat penalaran siswa, agar sejarah sebagai mata pelajaran, tidak melupakan prinsip- prinsip dari tujuan pendidikan, termasuk tujuan dari pendidikan sejarah yang telah digariskan pemerintah.

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang BapakIbu pahami setelah mempelajari materi Sejarah Kontroversial dalam Pembelajaran? 2. Pengalaman penting apa yang BapakIbu peroleh setelah mempelajari materi di atas? 3. Apa manfaat materi tersebut terhadap tugas BapakIbu disekolah? 108 KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta diklat diharapkan mampu mengoperasikan komputer sebagai sumber dan media dalam pembelajaran sejarah dengan baik.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Mengoperasikan komputer untuk pencarian informasi melalui media internet, 2. Membuat pengolahan dan penyampaian informasi melalui perangkat lunak Power Point

C. URAIAN MATERI

1. Pendahuluan

Permasalahan utama pada sistem pendidikan di Indonesia adalah masalah kualitas. Masalah ini antara lain berhubungan dengan pen yediaan materi dan bahan belajar yang dapat diakses secara luas tanpa dibatasi oleh kendala jarak dan waktu. Apabila kendala ini dapat diatasi maka misi untuk menerapkan pendidikan sepanjang hayat pada segenap lapisan masyarakat dapat diwujudkan. Dalam mewujudkan hal ini dibutuhkan perubahan pada paradigma proses pembelajaran yang telah diterapkan selama ini Ali, 2004. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan terjadinya pergeseran orientasi belajar dari outside-guided menjadi self-guided dan dari knowledge-as-possesion menjadi knowledge-as-construction. Inovasi dalam teknologi yang digunakan untuk proses belajar tidak pernah berhenti. Pendidik selalu mencoba untuk mengembangkan teknologi yang dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran dan memperbaiki kelemahan yang ditemukan. Dukungan dari pemerintah, terutama dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional merangsang beberapa universitas di Indonesia untuk melakukan innovasi pada sistem pembelajaran. Hal ini sejalan dengan landasan yuridis implementasi teknologi dalam bidang pendidikan e-