Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

59 butir yang diusulkan Aiken ini dirumuskan sebagai berikut Heri Retnawati, 2016: 18: � = ∑ � � � − 1 Keterangan: V = indeks validitas Aiken V s = r – l skor yang ditetapkan setiap validator dikurangi skor terendah dalam kategori yang dipakai. r = skor yang dipilih validator l = skor terendah tiap butir indikator 1 Adapun kriteria penilaian validitas berdasarkan skala Aiken V dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Validitas Berdasarkan Skala Aiken V No Skala Aiken V Validitas 1 V ≤ 0,4 Kurang 2 0,4 V ≤ 0,8 Sedang 3 0,8 V Valid c. Analisis Hasil Respon Siswa Analisis respon siswa digunakan untuk melakukan revisi II jika diperlukan. 60 1 Menghitung Nilai Content Validity Ratio CVR Cara menghitung nilai Content Validity Ratio CVR adalah dengan menggunakan persamaanLawshe, 1975: 567: � = � � − � 2 � 2 dengan: Ne = jumlah validator yang setuju N = jumlah total validator Ketentuan: a Saat jumlah validator yang menyatakan setuju kurang dari setengah total validator maka CVR bernilai negatif. b Saat jumlah validator yang menyatakan setuju setengah dari jumlah total validator maka CVR bernilai nol. c Saat seluruh validator menyatakan setuju maka CVR bernilai 0,99 d Saat jumlah validator yang menyatakan setuju lebih dari setengah total validator maka CVR bernilai antara 0 - 0,99. 2 Menghitung Nilai Content Validity Index CVI Setelah setiap butir pada angket diidentifikasi menggunakan CVR, selanjutnya untuk menghitung indeks validitas media sosial Instagram digunakan CVI. CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR dari semua butir angket validasi Lawshe, 1975: 568. �� = ℎ � ℎ ��� ℎ � � 61 3 Kategori Hasil Perhitungan CVR dan CVI Hasil perhitungan CVR dan CVI adalah berupa rasio angka 0-1. Angka tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut Lawshe, 1975: 568: ─0,33 = tidak sesuai 0,34 ─0,67 = sesuai 0,68 ─1 = sangat sesuai 2. Analisis Validasi Angket Motivasi Belajar dan soal Pretest Posttest Validitas angket motivasi belajar dan soal Pretest Posttest sebelum dan sesudah diujicoba dengan media sosial Instagram ditinjau dari skor hasil validasi oleh dosen ahli dan guru fisika di sekolah. Data hasil berupa skor pengisian lembar validasi dibandingkan dengan hasil saran dari validator sehinga diperoleh skala berdasarkan penilaian expert judgement. Data penilaian angket motivasi belajar sebelum dan sesudah diujicoba dengan media sosial Instagram dianalisis menggunakan Aiken V untuk menguji validitas media. 3. Uji Soal Uji soal merupakan uji untuk mengukur apakah soal layak digunakan atau perlu diperbaiki untuk melakukan tes selanjutnya. Uji soal dilakukan dengan menilai hasil pada uji coba terbatas. Uji soal digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal dan daya pembeda tiap item. 62 a. Tingkat Kesukaran Soal Bermutu tidaknya butir tes hasil belajar dapat diketahui dari tingkat kesukarannya atau taraf kesulitan tiap soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks Sudijono, 2012: 370-372. ����� ��� �� �� � = �ℎ ����� ���� �� ���� ���� �ℎ �� ℎ ����� Kriteria Penilaian: 0,00 ─0,25 = soal tergolong sukar 0,26 ─0,75 = soal tergolong sedang 0,76 ─1,00 = soal tergolong mudah b. Daya Pembeda Daya pembeda DB soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Manfaat DB butir soal adalah untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks DB, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak Sudijono, 2012: 385-386. Daya pembeda soal dapat dianalisis menggunakan Analisis Korelasi Point Biseral r pbis Hadi, 2013: 4-5. ���� = �� − � �� √ � 63 Keterangan r pbis = Daya Beda Mp = skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab betul Mt = skor rata-rata siswa SDi = standar deviasi total N = skor total Xi = skor jawaban siswa p = proporsi siswa yang menjawab betul rata-rata betul tiap butir soal q = proporsi siswa yang menjawab salah 1-q Kriteria penilaian: 0,40 ─1,00 = soal diterima baik 0,30 ─0,39 = soal diterima tetapi perlu diperbaiki 0,20 ─0,29 = soal diperbaiki 0,19 ─0,00 = soal tidak dipakaidibuang 4. Reliabilitas Soal Test dan Angket Motivasi Analisis reliabilitas dilakukan dengan menilai soal tes dan angket motivasi pada uji terbatas. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes dan angket motivasi adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan precision dan konsistensi consistency skor. Indeks reliabilitas berkisar antara 0 ─1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes mendekati 1, makin tinggi pula konsistensinya. Analisis reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda dan angket dengan jawaban “ya” dan “tidak” digunakan rumus Kuder Richadson 20 KR ─20 Sudijono, 2012: 354. 64 � ─ = � � − 1 [1 − ∑ � �� 2 ] Keterangan SDi 2 = Variansi k = jumlah butir Xi = skor jawaban siswa p = proporsi siswa yang menjawab betul rata-rata betul tiap butir soal q = proporsi siswa yang menjawab salah 1-q 5. Analisis Motivasi Belajar Siswa Data angket motivasi belajar sebelum dan sesudah diujicobakan media sosial Instagram dikonversikan menjadi data kualitatif dengan langkah- langkah sebagai berikut: a. Menghitung rata-rata skor dari setiap komponen aspek pernyataan dengan menggunakan persamaan: ̅ = ∑ � keterangan: ̅ = �� � � − � � ∑ = �ℎ �� � = �ℎ ��� � �� b. Menghitung Standard Gain Setelah nilai rata-rata dari masing-masing skor diperoleh, selanjutnya adalah menghitung peningkatan motivasi belajar siswa. Peningkatan 65 motivasi belajar siswa dianalisis melalui nilai Standard Gain ternormalisasi dengan persamaan berikut Sundayana, 2015: 151. ���� � � � ����� � = �� � ��� ��ℎ� − �� � ��� ��� �� ���� � − �� � ��� ��� Nilai Standard Gain yang diperoleh dari hasil perhitungan kemudian diintepretasikan sesuai dengan Tabel 6, yakni sebagai berikut Tabel 6. Interpretasi Gain Ternormalisasi yang Dimodifikasi Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi -1,00 ≤ g 0,00 Terjadi penurunan g = 0,00 Tetap 0,00 g 0,30 Tendah 0,30 ≤ g 0,70 Sedang 0,70 ≤ g 1,00 Tinggi c. Mengkonversikan skor menjadi skala Guttman Analisis data motivasi siswa menggunakan analisis deskriptif dengan langkah-langkah sebagai beriku Sugiyono, 2013: 139: 1 Mengubah skala pernyataan ke dalam nilai skala 0 dan 1 yaitu, Tidak = 0 dan Ya = 1. 2 Menentukan jumlah kelas interval, karena membutuhkan jawaban yang pasti dengan menggunakan skala Guttman. 3 Menentukan rentang skor yaitu skor maksimum dan skor minimum. 4 Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar. Pada Tabel 7 berikut disajikan interval skor dan kategori penilaian pada skala Guttman. 66 Tabel 7. Kategori penilaian skala Guttman Berdasarkan kriteria skala Guttman maka diperoleh kriteria penilaian seperti yang disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Konversi Skor Aktual Menjadi Kategori Kualitatif Interval Skor Kategori , ≤ ≤ 1 Baik ≤ ≤ , Buruk 6. Analisis Hasil Pretest dan Posttest Hasil pekerjaan pretest siswa dijadikan sebagai indikator tingkat prestasi belajar siswa, sedangkan hasil pekerjaan posttest siswa dijadikan sebagai indikator prestasi belajar akhir siswa, atau dengan kata lain sebagai indikator peningkatan prestasi siswa. Data berupa penilaian pekerjaan pretest-posttest siswa dihitung menggunakan analisis standard gain seperti pada angket motivasi siswa Sundayana, 2015: 151. ���� � � � ����� � = �� � � �� − �� � � �� �� ���� � − �� � � �� Interval Skor Kategori + � ≤ ≤ � Baik ≤ ≤ + 1 − � Buruk 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pengembangan Media

Desain penelitian yang digunakan adalah model 4D four-D Model. Adapun tahapan model pengembangan 4D meliputi tahap pendefinisian define, tahap perancangan design, tahap pengembangan develop, dan tahap penyebaran disseminate.

a. Tahap Pendefinisian define

1 Analisis Awal Media sosial Instagram merupakan media sosial yang sedang popular di masyarakat tidak terkecuali pelajar. Media sosial ini sangat menjanjikan untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Media sosial Instagram bisa dimanfaatkan untuk berbagi informasi melalui media gambar dan video yang ditawarkan. Media sosial ini dirasa sangat membantu dalam proses pembelajaran mandiri fisika untuk mengenalkan atau bahkan menerangkan gejala fisika yang terjadi di alam. Disamping itu, media ini bisa dimanfaatkan untuk proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan ditunjang dengan perkembangan smartphone dan internet yang memadahi, media ini akan sangat mudah diakses dimana saja dan kapan saja. 68 2 Analisis Siswa Sasaran pengguna media sosial Instagram sebagai sumber belajar mandiri ini adalah siswa kelas XI SMA semester 2 dengan rata-rata usia 17 tahun. Tabel 9 berisi tentang informasi akademis siswa berdasarkan hasil analisis. Tabel 9. Hasil Analisis Siswa No. Aspek Hasil 1. Umur 16 - 18 Tahun 2. Kelas XI SMA, Semester Genap 3. Tingkat perkembangan kognitif dan kemampuan berdasarkan taksonomi Bloom a. C1 – Mengingat. Siswa dapat mengingat dan mengenal kembali pengetahuan dari memori yang sudah lama. b. C2 – Mengerti. Siswa dapat menginterpretasi, memberi contoh, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menerangkan arti dari pesan pembelajaran, meliputi komunikasi lisan, tertulis, dan grafis. c. C3 – Mengaplikasikan. Siswa dapat menjalankan dan melaksanakan suatu prosedur dalam situasi tertentu. d. C4 – Menganalisis. Siswa dapat memilah informasi dalam komponen- komponen sehingga dapat menemukan keterkaitan, dan informasi tersebut menjadi lebih jelas. e. C5 – Mengevaluasi. Siswa dapat memproduksi komunikasi yang unik, rencana kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. f. C6 – Mencipta. Siswa dapat melakukan evaluasi pembelajaran dengan kriteria yang tepat. Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran fisika kelas XI SMA masih menggunakan buku yang dipinjam dari perpustakaan 69 yang hanya bisa dipakai pada saat jam pembelajaran karena jumlahnya terbatas. Siswa menjadi terbatas dalam mengakses informasi melalui buku pegangan. Penggunaan media pembelajaran lain selain buku pegangan yang disediakan oleh perpustakaan juga sangat terbatas. Pemanfaatan media yang terkait dengan penggunaan teknologi internet juga masih kurang dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka dikembangkan media pembelajaran Instagram sebagai sumber belajar mandiri yang memanfaatkan penggunaan jaringan internet. Penggunaan jaringan internet memudahkan siswa dalam mengakses materi pembelajaran kapan saja bukan hanya saat jam pembelajaran kelas. Media pembelajaran ini diharapkan mampu menjadi sumber belajar mandiri siswa selain kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. 3 Analisis Tugas Pada analisis tugas dilakukan analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar, kemudian menjabarkan indikator pembelajaran sesuai dengan materi yang digunakan. Analisis tugas akan membantu menetapkan bentuk dan format media yang akan dikembangkan. Pada hasil analisis tugas, disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Analisis Tugas No. Aspek Hasil analisis 1 Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif, 70 No. Aspek Hasil analisis menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memposisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 2 Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan dalam aktivitas sehari- hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global, efek rumah kaca, dan perubahan iklim serta dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 4.8 Menyajikan idegagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 3 Indikator Ketercapaian Kompetensi 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dari efek rumah kaca.

Dokumen yang terkait

Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Saintifik untuk Meningkatkan motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMA/MA.

0 0 17

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MOBILE LEARNING PADA PLATFORM ANDROID SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X.

1 8 187

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

2 45 367

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TOPIK POLIMER BERBASIS WEBSITE SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI KIMIA UNTUK SISWA SMA/MA KELAS XII.

0 1 1

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS SIBI PADA MATERI KALOR SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK TUNARUNGU.

0 0 2

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA.

0 0 2

PENGEMBANGAN BULETIN FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MATERI HUKUM GRAVITASI NEWTON PADA SISWA SMA KELAS XI.

0 0 1

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN EDMODO PADA MATERI POKOK TEORI KINETIK GAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA.

0 0 1

PENGEMBANGAN MINI POSTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA SMA.

0 3 1

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SMA.

0 0 1