temannya dalam menyelesaikan tugas tersebut secara bersama-sama pula.
b. Memberikan kesempatan kepada semua siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama dan saling ketergantungan
satu sama lain dalam mengerjakan tugas bersama. c. Dapat mendukung pembentukan sikap dan perilaku social siswa yang
positif serta siswa dapat belajar untuk saling menghargai satu sama lain.
Dengan mengutip berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif pada prinsipnya memberikan
ruang yang lebih luas kepada siswa untuk berprestasi dan saling bekerja sama. Model pembelajaran semacam ini sangat baik untuk melatih siswa
sejak dini bekerja sama satu sama lain. Di samping itu, antar siswa dituntut untuk memberi perhatian, terutama bagi mereka yang
kemampuan belajarnya masih rendah.
5. Tipe Group Investigation
Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memerlukan mengajar siswa ketrampilan komunikasi dan
proses kelompok yang baik.Muslimin Ibrahim, 2000:23. Pembagian kelompok dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan
akademik, jenis kelamin ataupun latar belakang masing-masing individu. Selanjutnya kelompok melakukan perencanaan kerja dan melakukan
investigasi untuk mencari informasi yang dibutuhkan dalam rangka
menyelesaikan tugas. Tahap berikutnya informasi yang telah didapat disusun dalam laporan akhir dan dipresentasikan di depan kelas. Langkah
terakhir yaitu mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
mengambil model yang berlaku dalam masyarakat, terutama mengenai cara anggota masyarakat melakukan mekanisme sosial memalui
serangkaian kesepakatan sosial. Tipe group investigation ini terdapat tiga konsep utama, yaitu : penelitian atau inquiry, pengetahuan atau
knowledge, dan dinamika belajar kelompok. Penelitian atau inquiry adalah proses dimana siswa dirangsang dengan cara menghadapkannya
pada masalah. Proses ini siswa memasuki situasi dimana mereka memberikan respon terhadap masalah yang mereka rasakan perlu untuk
dipecahkan. Pengetahuan adalah pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir, tetapi diperoleh individu melalui pengalamannya sendiri secara
lagsung maupun tidak langsung. Dinamika kelompok menunjuk pada suasana yang menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi
mengenai sesuatu yang sengaja dikaji bersama. Menurut Slavin 2009 : 218--219 ada enam tahapan dalam
pembelajaran kooperatif teknik group investigation, yaitu : a. Mengidentifikasikan topik dan mengorganisasi siswa dalam
kelompok Dalam tahapan ini guru menjelaskan garis besar materi yang akan
dipelajari dan mengarahkan siswa dalam membentuk kelompok belajar terdiri atas 5-6 siswa.
b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari Siswa terbentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan tiap kelompok
terdiri atas siswa yang memiliki kemampuan yang heterogen. Masing-masing kelompok merencanakan kegiatan belajar untuk
menyelesaikan tugas.
c. Melaksanakan investigasi Tiap kelompok melaksanakan rencana belajar yang telah disepakati
dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar dan mengumpulkan informasi dan fakta yang relevan. Setelah data terkumpul, tiap
kelompok menganalisis data dan tiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggung jawab dalam penyelesaian tugas tersebut.
d. Menyiapkan laporan akhir Kelompok mendiskusikan bagaimana membuat presentasi hasil
investigasi agar dapat dipahami, menarik, ringkas dan komunikatif. e. Mempresentasikan laporan akhir
Kelompok mempresentasikan hasil investigasi di depan kelas, agar semua siswa dalam kelas dapat memahami materi yang dikaji dan
sekaligus menambah wawasan setiap siswa.
f. Evaluasi Guru mengevaluasi proses dan hasil investigasi yang telah
dilaksanakan oleh siswa dan memberikan kesimpulan.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, maka tiap siswa mempunyai tanggung jawab besar untuk menentukan apa yang akan
dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan menyelesaikan tugas,
mempertanggungjaawabkan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas. Menurut Winkel 2005 : 328 belajar dalam kelompok memiliki
beberapa keuntungan terutama menyangkut : a. Mengolah materi pelajaran secara lebih mendalam dan menerapkan
hasil belajar, yang telah diperoleh dengan bekerja atau belajar secara individual, pada problema atau soal yang baru.
b. Memenuhi kebutuhan siswa untuk merasa senang dalam belajar dan termotivasi dalam belajar. Dengan belajar atau bekerja dalam
kelompok, rasa senang dan motivasi belajar dapat meningkat. c. Memperoleh kemampuan untuk bekerja sama.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.
Bekerja sama dan saling menolong juga dilatih dalam model pembelajaran tersebut.
Tokoh terkemuka dari orientasi pendidikan mengenai group investigation adalah John Dewey. Pandangan Dewey terhadap kooperasi
di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Kelas
adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan murid membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan
mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas dan kebutuhan mereka masing-masing. Pihak yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala
aspek kehidupan sekolah, membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan. Kelompok dijadikan sebagai sarana
sosial dalam proses ini. Rencana kelompok adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa.
Group investigation tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog personal atau yang
tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas. Komunikasi dan interaksi kooperatif di antara sesama teman
sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok kecil, di mana pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap
kooperatif bisa terus bertahan. Beberapa faktor yang mempengaruhi meode Group Investigation
menurut Slavin 2009 : 215-217, yaitu : a. Menguasai kemampuan kelompok
Kesuksesan penerapan dari group investigation sebelumnya menuntut pelatihan dalam kemampuan komunikasi dan sosial. Fase
ini sering disebut sebagai meletakkan landasan kerja atau pembentukan tim. Guru dan siswa melaksanakan sejumlah kegiatan
akademik dan nonakademik yang dapat membangun norma-norma
perilaku kooperatif yang sesuai di dalam kelas. b. Perencanaan kooperatif
Penting bagi group investigation adalah perencanaan kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari mereka. Anggota kelompok
mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dan tuntutan dari proyek mereka. Bersama mereka apa yang mereka ingin
investigasikan sehubungan dengan upaya mereka untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi; sumber apa yang
mereka butuhkan; siapa akan melakukan apa; dan bagaimana mereka akan menampilkan proyek mereka yang sudah selesai ke hadapan
kelas. Biasanya ada pembagian tugas dalam kelompok yang mendorong tumbuhnya interdependensi yang bersifat positif di
antara anggota kelompok.
c. Peran guru Dalam kelas yang melaksanakan proyek group investigation guru
bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Guru tersebut berkeliling di antara kelompok-kelompok yang ada dan untuk
melihat bahwa mereka bisa mengelola tugasnya, dan membantu tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok, termasuk
masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan proyek pembelajaran.
Dalam group investigation, para murid bekerja melalui enam tahapan. Guru tentunya perlu mengadaptasikan pedoman-pedoman ini
dengan latar belakang, umur, dan kemampuan para murid, sama halnya seperti penekanan waktu, tetapi pedoman-pedoman ini cukup bersifat
umum tidak dapat diaplikasikan dalam skala kondisi kelas yang luas.
B. Penelitian yang Relevan