PENDAHULUAN 00 Garis Garis Besar Program Pembinaan SMK 2014
3 Universal 12 Tahun” atau PMU 12 tahun tetap dilanjut kan.
Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk meneruskan kebijakan wajib belajar 9 tahun yang akan dilanjutkan menjadi 12 tahun.
Pada substansi inti metodologi,
penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan
ujian teaching to the test, namun pendidikan menyeluruh yang
memperhatikan kemampuan sosial, watak budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa indonesia melalui
penyesuaian sistem ujian akhir nasional pada tahun 2014 dan penyempurnaan kurikulum sekolah dasar
dan sekolah menengah.
Substansi inti pengelolaan diarahkan pada pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai manager sistem pendidikan yang
unggul, revitalisasi peran pengawas sekolah sebagai entitas quality assurance, mendorong aktivasi peran Komite Sekolah
untuk menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran, dan Dewan Pendidikan di tingkat
Kabupaten. Substansi inti kurikulum diarahkan pada perubahan kurikulum
yang dikembangkan dengan semangat pengetahuan mata pelajaran dengan nilai moral atau dikenal dengan istilah
pendidikan karakter. Kurikulum 2013 juga dikembangkan untuk meningkat kan kreatifitas peserta didik sehingga mampu
berinovasi untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit. Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap
mulai tahun pelajaran 2013 2014. Substansi inti kualitas, diarahkan pada pemenuhan 8 delapan
Standar Nasional Pendidikan, serta peningkatan kompetensi lulusan agar dapat bersaing di dunia kerja.
Sesuai dengan kerangka implementasi yang terdapat dalam Rencana Strategis Kement erian Pendidikan Nasional, khususnya
tentang pembagian tanggung jawab pendidikan, maka, kebijakan umum pembinaan SMK diarahkan agar sejalan dengan
semangat otonomi daerah yang sudah berproses sejak 2003,
4 maka inisiatif pengembangan SMK sudah seharusnya menjadi
tugas dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Kabupaten Kota, sedangkan bantuan-bantuan Pengembangan SMK yang sumber
dananya berasal dari APBN pada prinsipnya bersifat sebagai stimulan.
Oleh karena itu, kegiatan dan pembiayaan pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan dialokasikan bukan saja melalui
APBN yang dialokasikan baik di tingkat provinsi maupun pusat, tetapi juga diharapkan dapat ditingkatkan melalui kontribusi
APBD unt uk pembangunan dan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan.
Berdasarkan pertimbangan arah kebijakan Direktorat Pembinaan SMK tersebut, diperlukan suatu pet unjuk teknis program
pembinaan SMK secara rinci pada setiap tahun yang dapat dijadikan acuan bagi Direktorat Pembinaan SMK, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kab Kota, dan pihak lain yang terkait. Selain itu, juknis bagi setiap program perlu
diringkas dalam satu kemasan buku agar memudahkan stakeholder dalam memahami program dan kegiatan Dit. PSMK
secara menyeluruh. Unt uk it u Direktorat Pembinaan SMK menyusun Garis-Garis Besar Program Pembinaan SMK Tahun
2014.
B. ORI ENTASI PROGRAM
Pada hakekatnya, program dan kegiatan pembangunan pendidikan kejuruan diorientasikan pada tujuan strategis
pembangunan pendidikan menengah kejuruan yang mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu
“tersedianya dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah kejuruan yang bermut u, relevan, dan berkesetaraan di semua
provinsi, kabupaten, dan kota”.
Untuk keperluan pengukuran ketercapaian tujuan strategis pembangunan pendidikan
menengah kejuruan tersebut diperlukan sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan
5 kondisi yang harus dicapai pada tahun 2014. Sasaran strategis
dari tujuan strategis tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan APK SMK nasional mencapai 37,5 ; 2.
Meningkatkan persentase SMK yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan SNP sebesar 70 ;
3. Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas-tugas teknis Program SMK mencapai 98 . Salah satu implementasi dalam mencapai sasaran APK Sekolah
menengah secara nasional melampaui 37,5 pada tahun 2014, Direktorat Pembinaan SMK mengalokasikan anggaran unt uk
Bantuan Pembangunan USB-SMK; Bant uan Pembangunan Unit Sekolah Baru USB SMK, Bantuan Pembangunan Ruang Kelas
Baru RKB SMK; Bantuan Pengembangan SMK di Papua dan Papua Barat; Bantuan Siswa Miskin BSM; Beasiswa SMK
Pertanian dan Beasiswa Program Keahlian Khusus.
Sedangkan upaya untuk mencapai sasaran 70 SMK memiliki sarana prasarana sesuai SNP diarahkan pada Bantuan
Pembangunan Ruang Praktek Siswa RPS SMK; Bantuan Pembangunan Kolam Praktik Perikanan; Bant uan Pembangunan
Ruang Praktik Perhotelan; Bant uan Pembangunan Ruang Kesenian dan Kebudayaan SMK; Bant uan Peralatan Praktik
SMK; BOS SMK; Beasiswa Prestasi; Bant uan Pemasaran Tamatan
Job Matching, Penggandaan UN, Bantuan SMK dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat; Bantuan Pengembangan
SMK Berbasis Komunitas Pesantren; Bant uan Pengembangan SMK Rujukan, Bantuan Pengembangan SMK Pusat Layanan TI K
dan Bantuan Peralatan e-pembelajaran. Dalam meningkatkan dukungan manajemen dan t ugas-tugas
teknis Program SMK, Direktorat Pembinaan SMK melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis dan manajemen yang baik di tingkat
Pusat dan Provinsi Dekonsentrasi
Dalam mencapai sasaran 85 SMK menyediakan Layanan pembinaan pengembangan kewirausahaan diarahkan pada;
Bantuan Pengembangan Kewirausahaan.
6 Selain berorientasi pada tujuan strategis tersebut, isu-isu
strategis lain perlu mendapat perhatian dalam mendukung strategi pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat
Pembinaan SMK. I su-isu tersebut antara lain kemajuan pengetahuan dan teknologi, aspek efisiensi dan efektivitas
pengelolaan, upaya mendukung pengentasan kemiskinan, dan pemberian bantuan dana untuk SMK yang efisien dan efektif.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat adalah sebuah keniscayaan yang harus pula direspon
secara tepat oleh pendidikan kejuruan, oleh karenanya Teknologi I nformasi dan Komunikasi serta berbagai program
inovasi lainnya harus diprogramkan baik dalam bentuk muatan materi pembelajaran maupun penyiapan infrastrukturnya.
Pada aspek efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan pendidikan, penyempurnaan mekanisme, tata kerja, prosedur
penyaluran bantuan, implementasi program, monit oring dan evaluasi kegiatan juga menjadi perhatian agar setiap sasaran
yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan kualitas yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kebijakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan dalam pengelolaan, upaya pengentasan kemiskinan, dan
pemberian bantuan unt uk SMK secara efektif dan efisien diharapkan menjadi langkah strategis unt uk mempercepat
tercapainya sasaran strategis secara bertahap dan berkelanjutan.
7