8 peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan peduli
ketertiban dalam penyelenggaraan pendidikan; b
Mengembangkan kurikulum pendidikan yang memberikan muatan
soft skills yang meningkatkan akhlak mulia dan menumbuhkan karakter berbangsa dan
bernegara; c
Menumbuhkan budaya peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan peduli ket ertiban melalui pembelajaran
aktif di lapangan; d
Penilaian prestasi keteladanan peserta didik yang mempertimbangkan aspek akhlak mulia dan karakter
berbangsa dan bernegara.
2. Pengembangan pendidikan menengah kejuruan yang membangun manusia yang berjiw a kreatif, inovatif,
sportif dan w irausaha;
Dalam mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif PEK Tahun 2010-2014, yakni pengembangan kegiatan ekonomi
berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta
individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat I ndonesia. Untuk menumbuhkan
hal tersebut perlu dirumuskan kebijakan pengintergrasian aspek yang menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif, sportif dan
wirausaha dalam metodologi pendidikan. Pengembangan metodologi pendidikan ini dilakukan melalui kebijakan-
kebijakan sebagai berikut : a
Melakukan kajian dan revisi kurikulum SMK agar lebih berorientasi pada pembentukan kreativitas dan
kewirausahaan pada anak didik sedini mungkin. b
Meningkatkan kualitas SMK yang mendukung penciptaan kreativitas dan kewirausahaan pada siswa.
c Menciptakan akses pertukaran informasi dan
pengetahuan ekonomi kreatif antar penyelenggara pendidikan.
d Peningkatan jumlah dan perbaikan kualitas SMK yang
mendukung penciptaan insan kreatif dalam pengembangan ekonomi kreatif.
9 e
Menciptakan keterhubungan dan keterpaduan antara lulusan SMK yang t erkait dengan kebutuhan
pengembangan ekonomi kreatif. f
Mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian di SMK dalam pengembangan
ekonomi kreatif. g
Fasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan kreatif I ndonesia di dalam dan luar
negeri.
3. Penguatan sistem evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan menengah kejuruan;
Meningkatnya partisipasi pendidikan belum sepenuhnya diikuti dengan sistem evaluasi pendidikan yang terpercaya.
Salah satu indikatornya adalah belum digunakannya hasil Ujian Nasional pendidikan menengah untuk melanjut kan ke
pendidikan tinggi. Hal ini diakibatkan belum terpadunya hasil ujian nasional dengan ujian masuk perguruan tinggi. Untuk
itu, diperlukan kebijakan antara lain sebagai berikut. a
penyempurnaan sistem pengujian dan penilaian pendidikan termasuk penjaminan keterpaduan pengujian
dan penilaian pendidikan antar jenjang pendidikan; b
penguatan sistem akreditasi satuan program pendidikan; dan
c penguatan sistem sertifikasi kompetensi lulusan.
4. Peningkatan kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana pendidikan menengah kej uruan sesuai
standar nasional pendidikan;
Pembangunan prasarana dan sarana secara besar-besaran adalah upaya terobosan yang dilakukan pemerintah guna
meningkat kan akses pendidikan. Prasarana yang dibangun pemerintah adalah Unit Sekolah Baru USB, Ruang Kelas
Baru RKB dan Laborat orium serta rehabilitasi gedung sekolah. Pembangunan sarana dan prasarana fisik terutama
difokuskan pada daerah-daerah yang benar-benar membutuhkan. Sejalan dengan logika itu, lokasi
10 pembangunan USB cenderung dikonsentrasikan di daerah-
daerah pemekaran, pedesaan, terpencil, terisolir, dan daerah yang termasuk kantong kemiskinan. Dari beberapa
penjelasan diatas maka kebijakan yang dilakukan adalah melalui:
a
penuntasan rehabilitasi gedung sekolah yang rusak; b
pengadaan laboratorium, perpustakaan, dan workshop; c
pembangunan ruang kelas baru dan unit sekolah baru; d
pembangunan sarana dan prasarana sekolah.
5. Penguatan dan perluasan pemanfaatan TI K dibidang pendidikan menengah kejuruan;
Pendayagunaan TI K diyakini dapat menunjang upaya peningkatan dan pemerataan akses pendidikan, peningkatan
mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan, sert a tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik terhadap pendidikan.
Penerapan TI K unt uk pendidikan menengah kejuruan oleh Direktorat Pembinaan SMK dapat memperluas
keterjangkauan pendidikan,
peningkatan mut u, serta
sekaligus penguatan tata kelola. Kebutuhan akan penguasaan dan penerapan I PTEK dalam rangka
menghadapi tunt utan global, semakin meningkatnya peranan TI K dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
dalam bidang pendidikan, semakin meningkatnya kebutuhan untuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan
memanfaatkan TI K, sert a perkembangan internet yang menghilangkan batas wilayah dan waktu unt uk melakukan
komunikasi dan akses terhadap informasi menunt ut penguatan terhadap diberlakukannya kebijakan dalam
bidang ini. Namun demikian, masih adanya kesenjangan literasi TI K
antarwilayah di satu sisi dan perkembangan internet yang juga membawa dampak negatif terhadap nilai dan norma
masyarakat serta memberikan peluang munculnya plagiarisme dan pelanggaran HAKI di sisi lainnya
mengharuskan integrasi penggunaan TI K dalam pembelajaran yang mendidik. Pada Tahun 2010-2014,