2009. Data diperoleh dalam bentuk dokumen dan melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant.
Data biaya pemeliharaan preventive untuk setiap item selama
12 dua belas bulan, mulai tanggal 01 Januari 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009. Data diperoleh dalam bentuk dokumen
dan melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant.
Data waktu rata-rata perbaikan preventive selama 12 dua belas bulan, mulai tanggal 01 Januari 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember
2009. Data diperoleh dalam bentuk dokumen dan melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant.
Data waktu rata-rata perbaikan corective selama 12 dua belas bulan,
mulai tanggal 01 Januari 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009. Data diperoleh dalam bentuk dokumen dan melakukan tanya
jawab secara langsung dengan Manager Plant.
Data biaya Down Time. Data diperoleh dalam bentuk dokumen dan melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant.
3.4. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah ini dimaksudkan untuk mempermudah kita dalam mengolah data. Pemecahan ini dapat digambarkan seperti diagram flow chart
dibawah ini :
Pengumpulan data : Bulan Januari 2009 sampai dengan Desember 2009
1. Data jumlah peralatan.
2. Data waktu pemeliharaan corectivee
3. Data waktu pemeliharaan preventif
4. Data biaya down time
a. biaya down tme corrective
b. biaya down time preventive
Analisa Biaya Pemeliharaan Perencanaan usulan pemeliharaan peralatan
Probabilitas pemeliharaan usulan
Probabilitas transisi Usulan 1
Probabilitas transisi
Usulan 2
Probabilitas transisi Usulan 3
Probabilitas transisi
Usulan 4
Analisa Biaya Pemeliharaan Ekspektasi biaya pemeliharaan metode
Markov Chain Be Ekspektasi biaya pemeliharaan kondisi rill Perusahaan
Ba
Mulai
tidak Apakah
Be Ba
ya
Metode Diterima Perencanaan Penjadwalan Perawatan Mesin
Kondisi Rill Perusahaan Studi Lapangan
Studi Literatur
Hasil dan Pembahasan
Pengolahan Data
Identifikasi Variabel
Tujuan Penelitian Perumusan Masalah
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Selesai
Penjelasan Langkah-langkah pemecahan masalah
1. Mulai
Merupakan langkah pertama sebelum melakukan penelitian. 2. Studi Literatur dan Studi Lapangan
Langkah ini merupakan usaha untuk memahami konsep dasar teori-teoti yang berhubungan dan dapat menunjang penelitian ini didapat dari buku dan jurnal
ilmiah. Tinjauan pustaka memberikan pengetahuan dasar yang mendalam bagi peneliti untuk memahami objek penelitian. Dari hasil tinjauan pustaka ini
diharapkan peneliti tidak membuat kesalahan dalam menyusun penelitian dan menentukan variable-variabel yang terlibat dalam penelitian.
3. Perumusan Masalah
Langkah pertama adalah merumuskan permasalahan yang ada diperusahaan dengan melakukan studi lapangan berupa pengamatan secara langsung dan
wawancara dengan pihak-pihak terkait serta melakukan studi literature untuk mencari literature-literature yang dapat mendukung serta memperkuat hasil
penelitian. 4.
Tujuan Penelitian Langkah kedua adalah menetapkan tujuan dari penelitian yang dilakukan
berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat. 5.
Identifikasi Variabel Setelah menentukan perumusan masalah dan tujuan penelitian, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi variable-variabel yang mempengaruhi permasalahan tersebut.
6. Pengumpulan Data
Mencari biaya pemeliharaan yang minimum berdasarkan biaya down time dengan menggunakan data-data dari perusahaan, antara lain :
Data Peralatan Batching Plant Operation yang dipakai oleh P.T THE
UNIVENUS - Sidoarjo unit produksi adalah:
Facial sebanyak 6 unit
Coreless
sebanyak 3
unit
Napkin sebanyak 4 unit
Data jumlah peralatan yang berada pada status baik, kerusakan ringan,
kerusakan sedang dan kerusakan berat selama 12 dua belas bulan, mulai tanggal 01 Januari 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009.
Data waktu rata-rata perbaikan preventive dan perbaikan corective selama
12 dua belas bulan, mulai tanggal 01 Januari 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009. Data diperoleh dalam bentuk dokumen dan
melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant.
Data biaya Down Time. Data diperoleh dalam bentuk dokumen dan melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant.
3. Kondisi Riil Peralatan Perusahaan
Kondisi peralatan Baik
Dapat digunakan untuk operasi dengan ketentuan-ketentuan yang telah disetujui baik, seperti keadaan baru. Pemeliharaan pencegahan dan
pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi dengan baik., apabila
tidak dilakukan pemeliharaan maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi BKr.
Kondisi peralatan BKr
Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan
maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi BKs.
Kondisi peralatan BKs
Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi, apabila tidak dilakukan pemeliharaan
maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi BKb.
Kondisi peralatan BKb.
Pada kondisi ini akan dilakukan perbaikan atau pergantian komponen dari peralatan Batching Plant Operation.
Kondisi peralatan Kr
Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan
maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KrKr.
Kondisi peralatan KrKr
Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan
maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KrKs.
Kondisi peralatan KrkS
Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan
maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KrKb.
Kondisi peralatan Ks
Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi k, apabila tidak dilakukan pemeliharaan
maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KsKs.
Kondisi peralatan KsKs
Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan
maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KsKb.
4. Perhitungan probabilitas untuk masing-masing item
Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan dulu besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari proporsi jumlah komponen-
komponen dari Peralatan Batching Plant Operation yang mengalami transisi status, selanjutnya dibentuk matrik transisi awal yang merupakan
pemeliharaan yang dilakukan perusahaan
Tabel 3-1. Pobabilitas Transisi item Bulan Januari 2009-Desember 2009
Bulan Status
P11 P12 P13 P14
P22 P23 P24 P33 P34 P41 Jan
Feb Mar
Apr Mei
Jun Jul
Ags Sept
Okt Nov
Des Jumlah
Keterangan :
P
11
= Kondisi baik ke kondisi baik
ringan sedang
berat ringan
sedang n berat
sedang n berat
P
12
= Kondisi baik ke kondisi kerusakan
P
13
= Kondisi baik ke kondisi kerusakan
P
14
= Kondisi baik ke kondisi kerusakan
P
22
= Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan
P
23
= Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan
P
24
= Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusaka
P
33
= Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan
P
34
= Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusaka
P
41
= Kondisi kerusakan kerusakan berat ke kondisi baik
Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan dulu besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari proporsi jumlah item-item yang
mengalami transisi status. 5.
Perencanaan Pemeliharaan yang diusulkan Untuk mendapatkan pemeliharaan yang lebih baik sehingga bisa
mengurangi biaya pemeliharaan, maka diusulkan empat perencanaan pemeliharaan komponen dari Peralatan Batching Plant Operation yang
didapat dari perubahan matrik transisi awal sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Dari keempat usulan tersebut yang akan dipilih adalah usulan
yang mempunyai biaya ekspektasi terkecil. 1.
Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 3. Matrik transisinya sebagai berikut :
j I
1 2 3 4
1 2
3 4
P
11
1 P
12
P
22
1 P
13
P
23
P
14
P
24
P
1
=
Dengan menggunakan persaman serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam
keadaan mapan steady state dapat dituliskan sebagai berikut:
1 1
24 23
22 14
13 12
11 4
3 2
1 4
3 2
1
p p
p p
p p
p
Catatan : π
1
+ π
2
+ π
3
+ π
4
= 1 maka akan didapat persamaan sebagai berikut:
π
1
+ π
2
+ π
3
+ π
4
= 1 P
11
π
1
+ π
4
= π
1
P
12
π
1
+ P
22
π
2
+ π
3
= π
2
P
13
π
1
+ P
23
π
2
= π
3
P
14
π
1
+ P
24
π
2
= π
4
2. Pemeliharan korektif pada status 3 dan 4 dan pemeliharaan pencegahan
pada status 2. Matrik transisinya adalah sebagai berikut : j
I 1 2 3 4
1 2
3 4
P
11
1 1
1 P
12
P
13
P
14
P
2
=
Dengan menggunakan persamaan serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam
keadaan mapan steady state dapat dituliskan sebagai berikut:
1 1
1
14 13
12 11
4 3
2 1
4 3
2 1
p p
p p
Catatan : π
1
+ π
2
+ π
3
+ π
4
= 1 maka akan didapat persamaan sebagai berikut:
π
1
+ π
2
+ π
3
+ π
4
= 1 P
11
π
1
+ π
2
+ π
3
+ π
4
= 1 P
12
π
1
+ =
π
1
P
13
π
1
+ =
π
3
P
14
π
1
+ =
π
4
3. Pemeliharaan korektif padastatus 4 dan pemeliharaan pencegahan pada
status 2 dan 3. Matrik transisinya adalah sebagai berikut : J
I 1 2 3 4
1 2
3 4
P
11
1
1 P
12
1 P
13
P
14
P
3
=
Dengan menggunakan persamaan serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam
keadaan mapan steady state dapat dituliskan sebagai berikut:
1 1
1
14 13
12 11
4 3
2 1
4 3
2 1
p p
p p
Catatan : π
1
+ π
2
+ π
3
+ π
4
= 1
= π
1
maka akan didapat persamaan sebagai berikut: π
1
+ π
2
+ π
3
+ π
4
= 1 P
11
π
1
+ π
2
+ π
4
P
12
π
1
+ π
3
= π
2
P
13
π
1
+ =
π
3
P
14
π
1
+ =
π
4
4. Pemeliharaan korektif pada status 3 dan status 4.
Matrik transisinya adalah sebagai berikut : J
I 1 2 3 4
1 2
3 4
P
11
1 1
P
12
P
22
P
13
P
23
P
14
P
24
P
4
=
Dengan menggunakan persaman serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam
keadaan mapan steady state dapat dituliskan sebagai berikut:
1 1
24 23
22 14
13 12
11 4
3 2
1 4
3 2
1
p p
p p
p p
p
Catatan : π
1
. π
2
. π
3
. π
4
= 1 maka akan didapat persamaan sebagai berikut:
π
1
+ π
2
+ π
3
+ π
4
= 1 P
11
π
1
+ π
3
+ π
4
= π
1
P
12
π
1
+ P
22
π
2
= π
2
P
13
π1 + P
23
π
2
= π
3
P
14
π
1
+ P
24
π
2
= π
4
6. Analisa biaya pemeliharaan Sebelum menghitung biaya pemeliharaan masing-masing item, perlu dihitung
dulu waktu rata-rata perbaikan yang diperlukan yang sudah terlampir. Dimana waktu rata-rata pemeliharaan pencegahan per 12 bulan dilambangkan dengan
∑w
11
. dan waktu rata-rata pemeliharaan korektif per 12 bulan dilambangkan dengan
∑ w
21
. melalui perhitungan biaya down time jam yang didapat dari data perusahaan Data diperoleh dalam bentuk dokumen dengan melakukan
tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant, maka biaya pemeliharaan dapat dihitug sebagai berikut:
Biaya Pemeliharaan Pencegahan C
1i
C
1i
= Waktu rata-rata pemeliharaan X Biaya down time
Pencegahan per 12 bulan per jam
Biaya Pemeliharaan Korektif C
2i
C
2i
= Waktu rata-rata kerusakan X
Biaya down time per 12 bulan
per jam 7.
Ekspektasi biaya pemeliharaan pada keadaan mapan steady state pada pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan. Didapat dari, probabilitas
steady state untuk masing-masing item dikalikan dengan biaya pemeliharaan yang didasarkan pada biaya down time. Akan didapat biya rata-rata
pemeliharaaan yang dilakukan oleh perusahaan Ba. 8.
Ekspektasi biaya pemeliharaan pada keadaan mapan steady state pemeliharaan usulan dengan menggunakan metode Markov Chain.
Didapat dari, probabilitas steady state usulan untuk masing-masing item dikalikan dengan biaya pemeliharaan yang didasarkan pada biaya down time.
Akan didapat biya rata-rata pemeliharaaan usulan dengan menggunakan metode Markov Chain Be.
9. Be Ba
Langkah ini merupakan suatu langkah untuk mengambil keputusan, apakah system pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan lebih baik ataukah
sistem pemeliharaan usulan dengan menggunakan metode Markov Chain yang lebih baik ?
Dari pernyataan ini , maka akan muncul jawaban ya atau tidak. Jika ya Ba Be maka ususlan tersebut dapat diterapkan . jika tidak Ba Be maka
langsung pada hasil dan pembahasan yang berarti sistem pemeliharaan yang diterapkan oleh perusahaan lebih baik daripada metode usulan.
10. Metode usulan diterima
Metode usulan diterima apabila hasil metode usulan lebih kecil jika dibandingkan dengan metode yang diterapkan perusahaan. Sehingga langkah
selanjutnya dapat diterapkan. 11.
Perencanaan Perawatan Mesin Setelah metode usulan diterima langkah selanjutnya adalah menyusun
perencanaanpenjadwalan perawatan mesin untuk mencegah terjadinya kerusakan.
12. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil perhitungan dengan metode Markov Chain, maka akan dapat diketahui perencanaan pemeliharaan peralatan Batching Plant Operation yang
optimal sehingga dapat meminimumkan biaya pemeliharaan yang didasarkan pada biaya down time.
13. Kesimpulan dan Saran
Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dari keseluruhan langkah- langkah diatas serta memberikan saran-saran yang dapat menjadi masukan dan
pertimbangan dalam merencanakan manajemen perawatan yang reliable
.
14. Selesai.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN