commit to user 45
Penolakan Calon Nasabah a Tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia DHBI.
b Tidak diyakini kebenarankeaslian dokumen pendukung. c Tidak bersedia memberikan informasi yang diminta.
d Memberikan informasi
yang tidak
lengkapkurang memuaskanmenyesatkanpalsu.
e Menyulitkan petugas saat melakukan verifikasi terhadap informasi yang diberikan.
2. Monitoring a Monitoring dilakukan pada transaksi keuangan yang dilakukan atau
batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari tindak pidana, transaksi nasabah yang patut diduga
dilakukan dengan tujuan untuk menghidari pealaporan transaksi, transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau
kebiasaan pola transaksi nasabah.. b Deteksi terjadinya transaksi keuangan tunai yang dilakukan dengan
cara memantau aliran uang tunai masuk atau uang tunai keluar yang terjadi pada masing-masing bank.
c Proses pengkiniian data 3. Pelaporan ke Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan PPATK.
D. Analisis Prinsip Mengenal Nasabah dalam Standard Operating
Procedur Pemberian Kredit PT BTPN cabang Surakarta
commit to user 46
PT BPTN telah membuat kebijakan dalam mengenali dan menerima calon nasabahnya. Bisnis utama PT BTPN adalah pemberian kredit, dalam
menjalankan bisnisnya dibuatlah Standard Operating Procedur SOP pemberian kredit yang tentunya telah dirancang semedemikian rupa untuk
mengurangi risiko kredit. Prinsip mengenal nasabah dalam hal ini diterapkan dalam SOP untuk transaksi pemberian kredit, olehkarena itu dapat dibuktikan
dengan penerapan prinsip-prinsip pemberian kredit yang ada pada Standard Operating Procedur. Pelaksanaan standar operasional prinsip mengenal
nasabah KYC terkait transaksi pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1.
Penerimaan, Identifikasi, dan Verifikasi Calon Nasabah a Lakukan pertemuan tatap muka dengan calon nasabah.
Credit Acceptance Officer telah melakukan face to face dalam penerimaan calon nasabah atau dalam hal transaksi pemberian kredit
adalah calon debitur. b Pastikan form pembukaan rekening diisi lengkap oleh nasabah.
Credit Acceptance Officer membantu calon nasabah dalam pengisiian formulir dan memeriksa dokumen persyaratan kredit.
c Lakukan rekonfirmasi seluruh data yang diisi pada form pembukaan rekening.
Credit Acceptance supervisor telah memeriksa data yang telah diinput Customer Service Operation, dan melakukan wawancara terkait data
yang diberikan nasabah untuk persetujuan kredit.
commit to user 47
d Lakukan identifikasi dan verifikasi atas dokumen yang diberikan nasabah kebenaran keaslian dokumen.
Credit Acceptance Supervisor telah memeriksa keabsahan dokumen yang diberikan calon nasabah.
e Pastikan nasabah tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia DHBI.
Credit Acceptance Supervisor memastikan calon nasabah tidak terdapat dalam daftar internal bank maupun DHBI.
f Lakukan identifikasi dan verifikasi lebih ketat antara Customer Due Dilligence CDD dan Extensive Due Dilligence.
Credit Acceptance Officer mengidentifikasi calon debitur sesuai tingkat risiko calon nasabah berdasarkan profil yang diberikan calon nasabah.
Nasabah yang tergolong tinggi dan Politically Exposed Persons PEP dilakukan CDD yang lebih mendalam atau EDD.
g Untuk Extensive Due Dilligence EDD, catat hasil EDD pada form EDD dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di cabang.
h Pastikan kewajaran perilaku nasabah saat melakukan pembukaan rekening.
i Pastikan field mandatory KYC telah diisi baik pada formulir dan sistem.
j Untuk EDD pembukaan rekening high risk ditandatangani oleh pejabat yang setingkat lebih tinggi dari pejabat yang berwenang menyetujui
pembukaan rekening non high risk. Terkait transaksi pemberian kredit
commit to user 48
pejabat yang berwenang dalam penandatanganan rekening high risk adalah Cash Operating Head.
2. Monitoring a Monitoring dilakukan pada transaksi keuangan yang dilakukan atau
batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari tindak pidana, transaksi nasabah yang patut diduga
dilakukan dengan tujuan untuk menghidari pelaporan transaksi, transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau
kebiasaan pola transaksi nasabah. Pelaksanaan terkait transaksi pemberian kredit, monitoring dilakukan
oleh Credit Acceptance Officerdengan mengevaluasi adanya indikasi ketidaklaziman merupakan hal yang wajar atau bahkan mencurigakan
sehingga termasuk dalam kategori yang wajib dilaporkan. b Deteksi terjadinya transaksi keuangan tunai yang dilakukan dengan cara
memantau aliran uang tunai masuk atau uang tunai keluar yang terjadi pada masing-masing bank.
Frontliner umumnya tidak melakukan upaya klarifikasi karena takut menyinggung nasabah, namun dengan menghubungi nasabah dengan
cara untuk mengenal dengan baik, bukan untuk interogasi.
c Proses pengkinian data Terkait pelaksanaan proses pengkinian data nasabah, PT BTPN cabang
Surakarta melakukan pengkinian data dengan cara: pada saat nasabah
commit to user 49
datang ke kantor cabang, berdasarkan analisa dan pemantauan sistem, Customer Service menghubungi nasabah melalui telepon terkait tujuan
pengkiniiandata nasabah, dan selanjutnya Customer Service melakukan verifikasi data yang diperoleh.
3. Pelaporan ke Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan PPATK.Setiap bulan, PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta telah
menyusun laporan rekap penerimaan nasabah dan transaksi High Risk ke Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan PPATK.
Standar Operating Prosedur pemberian kredit PT BTPN dibuat dengan menggabungkan ketiga prinsip pemberian kredit untuk lebih mengenal baik
kepada nasabahnya, yang dapat dianalisis sebagai berikut: a. Pada prinsip 5C PT BTPN lebih menekankan pemberian kredit dalam
aspek Character, Capital dan Colateral. Dalam pemeberian kredit, dilihat dari besarnya penghasilan pensiunan dan melihat keaslian SKEP. Dengan
menekankan pada prinsip Character, Capacity dan Collateral ini PT BTPN memiliki kemungkinan tingkat pengembalian yang tinggi dan
kesemua itu untuk meminimalisir risiko gagal tertagihnya angsuran pinjaman. Penerapan prinsip ini dapat dilihat dari:
1 Adanya permintaan informasi data nasabah seperti nama lengkap termasuk alias, nomor dokumen identitas calon nasabah, alamat
terkini, pekerjaan, pendidikan, kewarganegaraan. Adanya pengecekan dokumen identitas calon nasabah dan permintaan informasi lain terkait
character calon nasabah melalui pengecekan SID Sistem Informasi
commit to user 50
Debitur untuk mengetahui kejujuran calon debitur serta masih adanya tanggungan calon debitur terhadap pihak lain.
2 Dokumen Aplikasi Permohonan Kredit dengan adanya permintaan pengisian nomor SKEP dan nomor SKEP ini harus dipastikan
keasliannya tidak adanya nomor SKEP ganda atau palsu. 3 Memorandum
Persetujuan Kredit
adanya pengisian
jumlah penghasilan dan nomor SKEP yang melihat ke aspek capacity dan
collateral. 4 Pada test wawancara calon nasabah juga menunjukkan adanya prinsip
capacity, informasi yang diambil adalah nama, tempat tinggal, status kepemilikan, golongan atau pangkat terakhir serta jumlah tanggungan.
PT BTPN dalam melaksanakan prinsip mengenal nasabah untuk menjalankan bisnis kreditnya selain lebih mengacu pada prinsip caracther, capacity dan
collateral juga tetap mempertimbangkan capital dan condition of economi.
b. Prinsip 7P Penerimaan nasabah untuk pemberian kredit, PT BTPN lebih mengacu
pada personality,purposedan protection. Penerapan prinsip tersebut dapat dilihat dari:
Dokumen Aplikasi Permohonan Kredit terdapat beberapa data yang harus diketahui untuk mengenali calon nasabah, antara lain: Nama sesuai KTP,
alamat sesui KTP, alamat tempat tinggal, no telp rumah, tempat tanggal lahir, pendidikan, nama gadis ibu kandung, status perkawinan, agama,
pekerjaan, nama suami atau istri pemohon, alamat suami atau istri
commit to user 51
pemohon yang menunjukkan PT BTPN melihat dari prinsip personality. Plafond dan tujuan penggunaan menunjukkan prinsip purpose. Nomor
SKEP, kode pensiun, sumber dana, pengelola pensiun, dan kepesertaan
asuransi menunjukakan prinsip protection.
c. Prinsip 3R PT BTPN lebih menerapkan prinsip Return dalam pemberian kredit dilihat
dari jumlah kredit yang diberikannya mengacu pada berapa besar penghasilan pensiunan per bulan dikurangi pengeluaran. Pertimbangan besarnya angsuran
yang dibebankan kepada calon debitur tidak lebih dari setengah penghasilan bersih yang diterima oleh calon debitur. Hal ini untuk mengantisipasi apabila
adanya pengeluaran tak terduga yang diperlukan oleh calon debitur. Sehingga PT BTPN dapat menentukan besarnya angsuran dan memastikan tingkat
pengembalian pinjaman. Pemberian fasilitas kredit PT BTPN yang lebih mengarah ke kredit
konsumtif menjadikan kebijakan yang disusun tidak menekankan pada prinsip Repayment dan Risk Bearing Ability. Namun demikian untuk
pemberian kredit mikro kecil tetap harus mempertimbangkan prinsip keduanya.
BAB III TEMUAN
commit to user 52
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui standard operating procedurSOP dalam pemberian kredit pensiun dan menganalisis prinsip
mengenal nasabah yang telah diatur dan diharuskan bank indonesia dalam PBI Peraturan Bank Indonesia. Setelah mekakukan penelitian langsung terhadap
standard operating prosedur pemberian kredit dapat dianalisis kelebihan dan kekurangan yang ada dalam standar operating prosedur terkait prinsip mengenal
nasabah, adapun kelebihan dan kelemahan SOP yang telah dibuat PT BTPN antaralain:
A. Kelebihan