Prosedur Operasional Prinsip Mengenal Nasabah PT BTPN cabang

commit to user 43

C. Prosedur Operasional Prinsip Mengenal Nasabah PT BTPN cabang

Surakarta Prinsip mengenal nasabah diharuskan Bank Indonesia kepada lembaga keuangan untuk semua transaksi dan dilakukan diawal sebelum bank menerima nasabah dalam rangka melindungi Bank. Bank Indonesia mewajibkan bank meminta data dan informasi calon nasabah serta identifikasi calon nasabah. Hal-hal lain yang berkaitan dengan profil calon nasabah juga harus diteliti. Dengan dokumen pendukung dan wawancara, bank dapat dengan jelas dan pasti mengenali calon nasabahnya. PT. BTPN Kantor Cabang Surakarta menetapkan prinsip kehati- hatian dalam setiap menerima calaon nasabahnya.. Hal tersebut dikarenakan agar mengurangi risiko yang terjadi berhubungan dengan Nasabah yang berisiko tinggi terhadap kemungkinan penyalahgunaan produk perbankan.Produk berisiko tinggi High Risk Product yaitu produk yang digunakan sebagai sarana untuk pencucian uang dan penyalahgunaan pendanaan. Produk berisiko tinggiantara lain: electronik banking, Internet Banking, Transfer Dana, pemberian kredit dan pendanaan, Credit Card, Safe Deposit Box, LC. PT BTPN cabang Surakarta mempunyai prosedur operasional KYC Know Your customer. Prosedur ini telah dibuat secara umum untuk semua transaksi terutama transaksi yang berkaitan dengan produk berisiko tinggi guna menjaga keamanan bank sesuai intruksi dan peraturan bank Indonesia.Adapun commit to user 44 prosedur operasional KYC pada PT BTPN cabang Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan, Identifikasi, dan Verifikasi Calon Nasabah a Lakukan pertemuan tatap muka dengan calon nasabah. b Lakukan identifikasi dan verifikasi lebih ketat antaraCustomer Due Dilligencedan Extensive Due Dilligence. c Pastikan form pembukaan rekening diisi lengkap oleh nasabah. d Lakukan rekonfirmasi seluruh data yang diisi pada form pembukaan rekening. e Lakukan identifikasi dan verifikasi atas dokumen yang diberikan nasabah kebenarankeaslian dokumen. f Pastikan nasabah tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia DHBI. g Untuk Extensive Due Dilligence EDD, catat hasil EDD pada form EDD dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di cabang. h Pastikan kewajaran perilaku nasabah saat melakukan pembukaan rekening i Pastikan field mandatory KYC telah diisi baik pada formulir dan sistem. j Untuk EDD pembukaan rekening high risk ditandatangani oleh pejabat yang setingkat lebih tinggi dari pejabat yang berwenang menyetujui pembukaan rekening non high risk. commit to user 45 Penolakan Calon Nasabah a Tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia DHBI. b Tidak diyakini kebenarankeaslian dokumen pendukung. c Tidak bersedia memberikan informasi yang diminta. d Memberikan informasi yang tidak lengkapkurang memuaskanmenyesatkanpalsu. e Menyulitkan petugas saat melakukan verifikasi terhadap informasi yang diberikan. 2. Monitoring a Monitoring dilakukan pada transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari tindak pidana, transaksi nasabah yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghidari pealaporan transaksi, transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi nasabah.. b Deteksi terjadinya transaksi keuangan tunai yang dilakukan dengan cara memantau aliran uang tunai masuk atau uang tunai keluar yang terjadi pada masing-masing bank. c Proses pengkiniian data 3. Pelaporan ke Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan PPATK.

D. Analisis Prinsip Mengenal Nasabah dalam Standard Operating