Kelebihan Analisis Prinsip Mengenal Nasabah Dalam Posedur Pemberian Kredit Pensiun Pt Btpn Cabang Surakarta AllanaTalitaZabrina

commit to user 52 Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui standard operating procedurSOP dalam pemberian kredit pensiun dan menganalisis prinsip mengenal nasabah yang telah diatur dan diharuskan bank indonesia dalam PBI Peraturan Bank Indonesia. Setelah mekakukan penelitian langsung terhadap standard operating prosedur pemberian kredit dapat dianalisis kelebihan dan kekurangan yang ada dalam standar operating prosedur terkait prinsip mengenal nasabah, adapun kelebihan dan kelemahan SOP yang telah dibuat PT BTPN antaralain:

A. Kelebihan

PT BTPN telah menyusun kebijakan terkait pemberian kredit dengan membuat SOP. Kebijakan yang telah disusun mempunyai beberapa kelebihan terkait prinsip mengenal nasabah dalam pemberian kredit untuk mengurangi risiko-risiko kredit dan untuk melindungi bank, antaralain: 1. Sudah mematuhi PBI untuk meminta informasi identitas calon nasabah dan memiliki kriteria utama dalam pemberian kredit dengan meminta kelengkapan dokumen pokok nasabah terkait identitas calon nasbah. Keaslian atau keabsahan dokumen menjadi prioritas utama untuk persetujuan kredit. Syarat-syarat yang digunakan atas kelengkapan dokumen untuk mengikat nasabah sudah baik. 2. PT BTPN dalam melaksanakan prosedur operasional prinsip mengenal nasabah KYC sudah cukup konsisten sesuai Prosedur yang telah dibuat. 52 commit to user 53 3. Pada formulir dan dokumen-dokumen pemberian kredit telah diformat dengan baik sesuai prinsip mengenal nasabah untuk mengurangi risiko kredit. 4. Memiliki tingkat kepastian yang tinggi atas pengembalian pinjaman dengan mengacu prinsip collateral meminta syarat memberikan jaminan SKEP pada fasilitas kredit. Jika keaslian dan keabsahan SKEP telah dipastikan maka dengan pasti pinjaman akan kembali, karena dengan pengurangan secara langsung gaji pensiun yang dikeluarkan penerbit SKEP. 5. Telah adanya pembuatan dokumen yang lengkap seperti: Aplikasi Permohonan kredit, Surat Perjanjian Kredit yang ditandatangani kedua belah pihak, bukti penyerahan jaminan dan adanya surat pernyataan yang ditandatangani debitur dengan diberi materai Rp 6.000,00. Semua dokumen tersebut dibuat untuk saling mengikat kedua belah pihak dan menghindari risiko yang tidak diinginkan kedua belah pihak. 6. Sebelum pencetakan SPK Surat Perjanjian Kredit adanya wawancara dan analisa pinjaman untuk lebih mengenal calon nasabah. 7. Dokumen SPK sudah dilakukan dengan nomor urut tercetak yaitu No CIF yang sebelumnya telah diinput dalam komputer dan telah dibuat rangkap 5 untuk arsip bagian akuntansi, bagian perkreditan dan nasabah dan untuk pengotorisasian Sub Branch Manager dan Credit Acceptance Supervisor. commit to user 54 8. Dokumen SPK telah diotorisasi dengan baik dan dilakukan berlapis oleh Sub Branch Manager dan Credit Acceptance Supervisor untuk pengecekan dan penganalisisan data.

B. Kelemahan