Hubungan Modal Manusia dengan Pengembangan Karir Pustakawan Tingkat Terampil

17 “Untuk meningkatkan karir sebagai pegawai perpustakaan tidak perlu sanjungan tetapi bekerja dengan baik, benar sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh perpustakaan tempat bekerja”. INF-1, 7-10 “Dasar saya bukan perpustakaan tapi sedikit demi sedikit saya dapat menguasainya dengan belajar sendiri melalui observasi pekerjaan dan juga bertanya dan minta diajari oleh teman kerja”. INF-5, 7-10 “Semakin kita bisa menambah ilmu semakin pemustakan puas dalam pelayanan dan sebagai bahan introspeksi dalam pelayanan, untuk motivasi ekstrensik berupa pujian maupun hadiah membuat saya takut akan menjadi sombong”. INF-11, 4-8 Berdasarkan hasil analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi berpengaruh pada pengembangan karir.motivasi yang lebih dominan untuk pengembangan karir adalah motif intrinsik yang berupa dorongan berkembang dan memperbaiki kekurangan sedangkan motivasi ekstrinsik hanya sebagai motif penguat dalam pengembangan karir.

2. Hubungan Modal Manusia dengan Pengembangan Karir Pustakawan Tingkat Terampil

Hipotesis kedua dalam penelitian ini dinyatakan: Modal manusia berpengaruh pada pengembangan karir. Berdasarkan Tabel di atas diperoleh koefisien regresi modal manusia sebesar 0,100 dan t sebesar 2,949 yang lebih besar dari t tabel 0,05: 96 = 1,98. Pada taraf signifikansi 5 0,05, maka sig. 0,0050,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 1 ditolak dan H a 1 diterima. Hal tersebut mendukung pernyataan H 2 yang berbunyi modal manusia berpengaruh pada pengembangan karir. Hasil analisis data ini juga didukung dengan kutipan wawancara berikut ini: “Tugas-tugas perpustakaan akan semakin sempurna kalau ada pendidikan formal, apalagi didukung adanya pelatihan-pelatihan”. INF-1, 17-19 “Dalam pendidikan formal banyak sekali dijelaskan tentang teori-teori kepustakawanan”. INF-2, 16-17 18 “Pendidikan formal pustakawan dapat dilakukan pada tingkat diploma, sarjana atau pascasarjana.Pendidikan formal adalah sarana tempat dimana pustawakan atau calon pustakawan mempersiapkan diri menjadi professional”. INF-14, 23-27 Bukan hanya pendidikan formal saja yang dibutuhkan oleh pustakawan dalam mengembangkan karirnya ada faktor lain yang berupa pelatihan dan pengalaman. Hal ini dipaparkan pada kutipan wawancara berikut ini: “Kembali lagi pelatihan dan pendidikan informal tidak secara otomatis berpengaruh terhadap karir, namun peningkatan kompetensi diri sebagai pustakawan yang kemungkinan dapat juga berdampak terhadap karir”. INF-3, 22-26 “Pelatihan-pelatihan tersebut dapat semakin melengkapi wawasan saya dan membuat pustakawan lebih kaya ilmu”. INF-6, 24-27 “Pengalaman-pengalaman diluar pendidikan formal seperti pelatihan- pelatihan yang pernah diikuti dibutuhkan dalam pengembangan karir sebagai pegawai perpustakaan”. INF-7, 13-16 “Pelatihan sangat mendukung demi pengembangan kariri saya”. INF-14, 42-43 Pendidikan adalah investasi modal manusia dalam bentuk waktu dan biaya. Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia yang paling penting. Dengan modal pendidikan, karyawan dapat meningkatkan tingkat pendapatan dan juga pengembangan karir.Hal ini berlaku pula untuk profesi pustakawan.profesi ini membutuhkan pendidikan khusus ditambah pelatihan dan pengalaman. Melalui ketiga faktor tersebut akan berdampak pada pengembangan karir yang diinginkan. 19

3. Hubungan Jabatan