21 berkembang dan memperbaiki kekurangan lebih dominan dari pada motivasi
ekstrinsik bagi pustakawan di lingkungan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik APTIK dalam pengembangan karir.
2. Analisis Faktor Modal Manusia
Modal manusia terdiri dari pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Berdasarkan hasil jawaban untuk 12 pertanyaan mengenai variabel modal
manusia, yaitu 10,4 responden menyatakan sangat tidak setuju, 8,7 responden menyatakan tidak setuju, 17,5 responden menyatakan netral, 36,1 responden
menyatakan setuju dan 27,3 responden menyatakan sangat setuju. Dengan demikian jawaban Pustakawan didominasi jawaban “setuju” dengan presentase
sebesar 36,1, itu artinya bahwa pustakawan memandang bahwa pendidikan, pelatihan dan pengalaman penting dimiliki pustakawan dalam mendukung
pengembangan karir pustakawan. Hal itu sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Hubbard, OBrien, dan Rafferty, 2012 dalam Setyowati 2013 bahwa modal
manusia merupakan akumulasi pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan seseorang melalui pendidikan, pelatihan atau dari pengalaman hidup.
Sementara menurut Salehudin, 2010 menyampaikan bahwa beberapa hal yang diyakini dapat mengembangkan modal manusia:
1. Pengalaman Pengalaman merupakan modal manusia yang secara alami berkembang
seiring dengan investasi seorang karyawan. Di sini dapat dikatakan bahwa karyawan yang sudah memiliki pengalaman pada suatu bidang akan
beradaptasi lebih cepat dari pada karyawan yang sama sekali belum memiliki pengalaman pada suatu bidang. Pengalaman pustakawan di lingkungan
Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik APTIK tidak saja ditunjukkan dari lamanya mereka berkerja, namun dari aktivitas –aktivitas lain yang dilakukan
pustakawan di bidang kepustakawanan, misalnya dalam hal studi banding, manjadi narasumber, menulis, menjadi tutor, dll.
22 2. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia yang paling penting. Dengan modal pendidikan, karyawan dapat meningkatkan
tingkat pendapatan dan juga pengembangan karir. Pustakawan di lingkungan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik APTIK walaupun mayoritas belum
menempuh pendidikan di bidang perpustakaan, namun mereka mengakui bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam pengembangan karir
pustakawan. 3. Pelatihan
Becker 1993 dalam Salehudin 2010 menyatakan bahwa pelatihan sebagai kegiatan investasi modal manusia yang terpenting kedua setelah pendidikan
dan salah satu alat utama perusahaan untuk mengembangkan modal manusia yang dimiliki oleh karyawan mereka. Modal manusia ini dikembangkan
dalam wujud kompetensi berupa keahlian skill, pengetahuan knowledge dan sikap attitude yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan baik. Pustakawan di lingkungan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik APTIK telah melakukan pelatihan kepustakawanan 1-2 kali, dan masih
terdapat 20,61 pustakawan di lingkungan APTIK yang belum pernah mendapatkan pelatihan di bidang kepustakawanan.Namun mayoritas
pustakawan menyadari pentingnya pelatihan ini untuk pengembangan karir mereka.
3. Analisis Faktor Jabatan Fungsional Pustakawan