Hubungan Motivasi dengan Pengembangan Karir Pustakawan Tingkat Terampil

16 0,624. Hal ini berarti 62,4 pengembangan karirdapat dijelaskan oleh variabel- variabel independen, yakni motivasi, modal manusia dan jabatan fungsional tingkat terampil sedangkan sisanya 100 - 62,4 = 37,6 dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini. Hasil uji ANOVA atau F test pada Tabel 4.2menunjukkan nilai F hitung sebesar 30,880 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 di bawah nilai α 0,05, sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel pengembangan karir.

1. Hubungan Motivasi dengan Pengembangan Karir Pustakawan Tingkat Terampil

Hipotesis pertama dalam penelitian ini dinyatakan: Motivasi berpengaruh pada pengembangan karir. Berdasarkan Tabel di atas diperoleh koefisien regresi motivasi sebesar 0,169 dan t sebesar 2,491 yang lebih besar dari t tabel 0,05: 96 = 1,98. Pada taraf signifikansi 5 0,05, maka sig. 0,0160,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 1 ditolak dan H a 1 diterima. Hal tersebut mendukung pernyataan H 1 yang berbunyi motivasi berpengaruh pada pengembangan karir. Hasil analisis data tersebut juga didukung oleh kutipan wawancara berikut ini: “Membantu mengembangkan perpustakaan agar lebih maju dan berkualitas”. INF-1, 15-16 “Berguna secara pribadi dalam pengembangan SDM perpustakaan”. INF-7, 2-3 “untuk mengetahui, meningkatkan dan mengembangkan teknologi yang semakin berkembang serta bisa memuaskan dalam pelayanan”. INF-11, 1-4 Kutipan wawancara tersebut mendeskripsikan bahwa motivasi terutama dorongan untuk berkembang dapat menunjang dalam pengembangan karir sebagai pustakawan. Bukan hanya dorongan untuk berkembang ada pula dorongan untuk memperbaiki kekurangan seperti yang digambarkan melalui kutipan berikut ini: 17 “Untuk meningkatkan karir sebagai pegawai perpustakaan tidak perlu sanjungan tetapi bekerja dengan baik, benar sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh perpustakaan tempat bekerja”. INF-1, 7-10 “Dasar saya bukan perpustakaan tapi sedikit demi sedikit saya dapat menguasainya dengan belajar sendiri melalui observasi pekerjaan dan juga bertanya dan minta diajari oleh teman kerja”. INF-5, 7-10 “Semakin kita bisa menambah ilmu semakin pemustakan puas dalam pelayanan dan sebagai bahan introspeksi dalam pelayanan, untuk motivasi ekstrensik berupa pujian maupun hadiah membuat saya takut akan menjadi sombong”. INF-11, 4-8 Berdasarkan hasil analisis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi berpengaruh pada pengembangan karir.motivasi yang lebih dominan untuk pengembangan karir adalah motif intrinsik yang berupa dorongan berkembang dan memperbaiki kekurangan sedangkan motivasi ekstrinsik hanya sebagai motif penguat dalam pengembangan karir.

2. Hubungan Modal Manusia dengan Pengembangan Karir Pustakawan Tingkat Terampil