14 magamg on the job training, studi banding dan lain sebagainya”. INF-
14, 28-36
Selain ditunjang oleh pendidikan dan pelatihan pengembangan karir juga dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki oleh pustakawan. Seperti yang
disampaikan informan melalui wawancara berikut ini: “… buktinya saya sudah 22 tahun bekerja dan mengembangkan
kepustakawanan di lingkungan universitas yang sudah membawa dampak bagi sivitas akademika”. INF-3, 51-54
“Dari pengalaman-pengalaman bekerja saya menjadi tahu”. INF-11, 26
Dari kutipan tersebut menguatkan bahwa untuk mengembangkan karir sebagai pustakawan dibutuhkan modal manusia yang berupa pendidikan pelatihan
dan pengalaman.Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bahwa modal manusia yang berupa pendidikan, pelatihan dan
pengalaman berpengaruh pada pengembangan karir pustakawan.
3. Hubungan Jabatan
Fungsional dengan
Pengembangan Karir
Pustakawan Tingkat Ahli
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini dinyatakan: Jabatan fungsional tingkat ahli berpengaruh pada pengembangan karir. Berdasarkan Tabel di atas
diperoleh koefisien regresi jabatan fungsional tingkat ahli sebesar 0,174 dan t sebesar 2,614 yang lebih besar dari t tabel 0,05: 96 = 1,98. Pada taraf
signifikansi 5 0,05, maka sig. 0,0120,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H
1 ditolak dan H
a
1 diterima. Hal tersebut mendukung pernyataan H
3
yang berbunyi jabatan fungsional tingkat ahli berpengaruh pada pengembangan
karir.hipotesis tersebut juga diperkuat dengan kutipan wawancara berikut ini: “karir merupakan suatu jabatan strategis dan politis selain itu juga ada
masa jabatan, sedangkan karir dihubungkan dengan pendidikan formal akan membawa dampak pada golongan”. INF-3, 78-81
15 “Promosi tidak berkaitan dengan karir, tetapi merupakan kegiatan yang
harus dilakukan.
Dengan berpendidikan
kepustakawanan, cara
promosinya lebih tepat ke sasaran. Kajian dan karier dua hal yang berbeda”. INF-12, 21-25
“Saya mengembangkan pelayanan dan menciptakan kemudahan bagi pemustaka.promosi merupakan sarana agar perpustakaan semakin
diterima dihati pemustaka dan menambah pengetahuan meneliti”. INF- 13, 26-30
Tahap kedua adalah dilakukan uji hipotesis terhadap pustakawan tingkat terampil. Berdasarkan hasil analisis dari kuesioner dan wawancara dapat ditarik
kesimpulan bahwa jabatan fungsional berpengaruh pada pengembangan karir.Pengembangan karir untuk pustakawan memiliki tahapan dan tahapan ini
dilalui dalam bentuk jabatan fungsional yang dinilai dari prestasi dan kompetensi kerja.
Tabel 4.2 Hasil Uji Hipotesis Jabatan Fungsional Pustakawan Tingkat Terampil
Variabel Koef.
t hitung Sig.
Keputusan
Konstan -4,725
-4,097 0,000
Signifikan Motivasi
0,169 2,491
0,016 Signifikan
Modal Manusia 0,100
2,949 0,005
Signifikan Jabatan Fungsional
0,290 3,569
0,001 Signifikan
F
hitumg
30,880 0,000
Signifikan Adjusted R Square
0,624
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
Pengembangan Karir = -4,725+ 0,169X
1
+0,100X
2
+0,290X
3
+e Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi
berganda. Tabel4.2 menunjukkan bahwa Adjusted R
2
mempunyai nilai sebesar
16 0,624. Hal ini berarti 62,4 pengembangan karirdapat dijelaskan oleh variabel-
variabel independen, yakni motivasi, modal manusia dan jabatan fungsional tingkat terampil sedangkan sisanya 100 - 62,4 = 37,6 dijelaskan oleh
variabel lain di luar penelitian ini. Hasil uji ANOVA atau F test pada Tabel 4.2menunjukkan nilai F hitung sebesar 30,880 dan nilai signifikansi sebesar 0,000
di bawah nilai α 0,05, sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel pengembangan karir.
1. Hubungan Motivasi dengan Pengembangan Karir Pustakawan Tingkat Terampil