19
3. Hubungan Jabatan
Fungsional dengan
Pengembangan Karir
Pustakawan Tingkat Terampil
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini dinyatakan: Jabatan fungsional tingkat terampil berpengaruh pada pengembangan karir. Berdasarkan Tabel di atas
diperoleh koefisien regresi jabatan fungsional tingkat terampil sebesar 0,290 dan t sebesar 3,569 yang lebih besar dari t tabel 0,05: 96 = 1,98. Pada taraf
signifikansi 5 0,05, maka sig. 0,0120,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H
1 ditolak dan H
a
1 diterima. Hal tersebut mendukung pernyataan H
3
yang berbunyi jabatan fungsional tingkat ahli berpengaruh pada pengembangan karir.
Hasil analisis data ini juga didukung dengan kutipan wawancara berikut ini: “Menerapkan ilmu yang dulu diperoleh pada waktu pendidikan supaya
perpustakaan dapat dikenal oleh masyarakat luas”. INF-1, 46-49 “Saya menikmati jabatan fungsional bukan karena dampak finansial tetapi
adanya pengakuan dari lembaga atau profesi yang kami jalani”. INF-10, 27-29
Pustakawan adalah profesi yang membutuhkan profesionalisme.Sebagai sebuah profesi jelas memiliki tugas pokok yang berupa pengorganisasian dan
pendayagunaan koleksi dan bahan pustakasumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta pengkajian pengembangan
perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Dengan menjalankan tugas pokok dengan baik nantinya akan berpengaruh pada pengembangan karir pustakawan itu
sendiri. Sedangkan hasil analisis terhadap faktor motivasi, modal manusia dan
jabatan fungsional pustakawan ditampilkan di bawah ini:
1. Analisis Faktor Motivasi
Siagian 1989 menyatakan bahwa bahwa motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang sering dikenal dengan istilah motivasi internal atau
motivasi intrinsik – akan tetapi dapat pula bersumber dari luar diri orang yang berangkutan yang dikenal dengan istilah motivasi eksternal atau ekstrinsik.
20 Berdasarkan hasil jawaban untuk 6 pertanyaan mengenai variabel
motivasi, yaitu 11,2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 12,0 responden menyatakan tidak setuju, 20,6 responden menyatakan netral, 33,5
responden menyatakan setuju dan 22,9 responden menyatakan sangat setuju. Dengan demikian jawaban Pustakawan didominasi jawaban setuju dengan
presentase sebesar 33,5. Jika dilihat dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik, nilainya sangat berbanding terbalik. Pada motivasi intrinsik, jawaban responden
didominasi jawaban “setuju”, artinya bahwa pustakawan selalu meningkatkan kompetensi, mempelajari hal-hal baru di bidang kepustakawanan dan
memperbaiki kekurangan saya sebagai pegawai perpustakaanpustakawan. Sedangkan pada motivasi ekstrinsik, jawaban responden didominasi jawaban
“Tidak setuju dan Sangat Tidak Setuju”, artinya bahwa pustakawan tidak suka dengan sanjungan dan hadiahpenghargaan, namun pustakawan termotivasi untuk
dapat melaksanakan pekerjaan untuk lebih dapat berkembang dan memperbaiki kekurangan.
Jika dikaitkan dengan teori yang ada, bahwa motivasi merupakan dorongan mental yang menggerakkan seseorang dalam bertingkah atau mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya Uno, 2007, pustakawan di lingkungan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik APTIK memiliki daya dorong
yang luar biasa untuk melakukan pengembangan karir.Sementara Siagian 1989 mendefinisikan motivasi sebagai “daya dorong yang mengakibatkan seseorang
anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan – dalam bentuk keahlian dan ketrampilan – tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan
yang menjadi
tanggungjawabnya dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organiasi
yang telah ditentukan sebelumnya”. Pustakawan di lingkungan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik APTIKmengerahkan kemampuan – dalam bentuk
keahlian dan ketrampilan – tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai
kegiatan yang
menjadi tanggungjawabnya
dan menunaikan
kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organiasi yang telah ditentukan sebelumnya.Motivasi intrinsik berupa dorongan
21 berkembang dan memperbaiki kekurangan lebih dominan dari pada motivasi
ekstrinsik bagi pustakawan di lingkungan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik APTIK dalam pengembangan karir.
2. Analisis Faktor Modal Manusia