3
1. PENDAHULUAN
Muhi, Ali Hanapiah 2010 menyatakan bahwa “manusia sejati adalah orang-orang yang memiliki kualitas tinggi secara fisik, intelektual, dan nurani.
Kesejatian diri sebagai manusia itu bernilai sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan pada umumnya. Setidaknya, ada dua ranah bagi manusia untuk
menjadi berkualitas, yaitu kualitas pribadi yang didapat karena faktor-faktor yang bersumber dari bakat bawaan dan kualitas pribadi yang didapat melalui proses
pembelajaran”. Kualitas pribadi ini yang pada akhirnya akan membawa sesorang termasuk pustakawan untuk lebih bermakna, karena dengan kualitas pribadi
seseorang pustakawan akan mampu mengembangkan karirnya demi produktivitas yang lebih baik.
Berdasar Anggaran Dasar Ikatan Pustakawan Indonesia BAB I Pasal 1 pustakawan adalah pegawai yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan pada unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi baik di
instansi pemerintah maupun swasta. Sementara di dalam Undang-undang Perpustakaan nomor 43 tahun 2007 pada BAB VIII Pasal 29 2 dinyatakan
bahwa pustakawan harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan. Sementara pada pasal 31 b dinyatakan bahwa pustakawan berhak
atas pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas. Selain itu, pustakawan telah mendapat pengakuan dari pemerintah Indonesia dengan
dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 132KEPM.PAN122002 tentang Jabatan Fungsonal Pustakawan dan Angka
Kreditnya. Dengan amanat undang-undang mengenai pengembangan kualifikasi pustakawan dan disandangnya jabatan fungsional pustakawan, maka pustakawan
dituntut untuk senantiasa mengembangkan karirnya dan tidak hanya terjebak dengan rutinitas harian, baik dalam pengadaan koleksi, pengorganisasian koleksi,
maupun aktivitas pelayanan pengguna. Pustakawan harus selalu mengembangkan talenta yang dimiliki, karena “Talenta yang tidak dikembangkan, akan diambil
kembali oleh-Nya”.
4 Pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu
yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan Veitzhal Rivai, 2003 dalam Hutasuhut 2014. Pengembangan karir pustakawan dapat dilakukan dengan
melakukan banyak hal, misalnya dengan pengangkatan dalam jabatan, promosi, melakukan pengkajian, melakukan penulisan ilmiah, menjadi narasumber,
mengikuti call for paper. Semua hal yang dapat dilakukan pustakawan, tentu tidak dapat dicapai begitu saja, namun hanya dapat dicapai melalui pendidikan,
pelatihan, dan belajar mandiri. Banyak faktor yang dapat menyebabkan yang mempengaruhi pengembangan karir pustakawan, diantaranya adalah pengakuan
terhadap profesi pustakawan itu sendiri, adanya kesempatan yang diberikan dari lembagaatasan, motivasi diri, modal yang dimiliki oleh setiap pustakawan.
Pengembagan karir pustakawan bisa sangat beragam. Tidak semua pustakawan mendapatkan dukungan yang penuh dari lembaga atau atasan untuk
mengembangkan diri. Tidak semua pustakawan memiliki motivasi yang kuat untuk mengembangkan diri, walaupun seringkali kesempatan terbuka luas.
Seringkali pustakawan menjadikan kesibukan sebagai kambing hitam. Selain itu tidak semua pustakawan memiliki modal untuk mengembangkan diri.
Jaringan Perpustakaan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik APTIK adalah perkumpulan dari 17 perpustakaan perguruan tinggi katolik yang ada di Indonesia.
Asosiasi ini telah berdiri sejak tahun 1989. Secara umum perpustakaan jaringan APTIK sudah melakukan berbagai aktivitas untuk pengembangan karir melalui
pemberian beasiswa studi pada jurusan ilmu perpustakaan, pelatihan staf perpustakaan, penyusunan pedoman jabatan fungsional pustakawan walaupun
belum semua perpustakaan di lingkungan APTIK mengimplementasikan Jabatan Fungsional Pustakawan, juga melalui rapat kerja perpustakaan yang harapannya
dapat menampung usulan-usulan untuk pengembangan karir pustakawan. Melihat fakta-fakta yang ada di perpustakaan APTIK, di satu sisi
perpustakaan sudah melakukan serangkaian usaha untuk mengembangkan diri melalui pendidikan, melakukan berbagai kegiatan. Namun di sisi lain bahwa jenis
program pengembangan dan faktor-faktor yang menyebabkan pengembangan karir pustakawan tentu berbeda-beda diantara anggota perpustakaan APTIK. Dari
5 uraian itu kiranya sebuah penelitian diperlukan untuk dapat menjawab
permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing perpustakaan APTIK, yaitu sejauh mana faktor motivasi, modal manusia dan jabatan fungsional berpengaruh
terhadap pengembangan karir pustakawan di perpustakaan anggota APTIK. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah motivasi berpengaruh terhadap pengembangan karir pustakawan di lingkungan Perpustakaan Asosiasi Perguruan
Tinggi Katolik?Apakah modal manusia berpengaruh terhadap pengembangan karir pustakawan di lingkungan Perpustakaan Asosiasi Perguruan Tinggi
Katolik?Apakah jabatan fungsional berpengaruh terhadap pengembangan karir pustakawan di lingkungan Perpustakaan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik?
2. STUDI PUSTAKA