12 Berbeda dengan motivasi instriksik, untuk motivasi ekstrinsik yang berupa
pujiansanjungan dan hadiah atau penghargaan bukan menjadi motif utama dalam pengembangan karir sebagai pustakawan.hal ini ditunjukan dari kutipan
wawancara berikut ini: “… sanjungan bukan jaminan untuk meningkatkan karir”. INF-9, 11-12
“hadiah atau pengharagaan akan datang dengan sendirinya kalau saya berprestasi”. INF-10, 10-11
“karir bukan karena sanjungan dan penghargaan diperoleh karena kompetensi”. INF-12, 11-12
Berdasarkan data dari kuisioner maupun wawancara motivasi memiliki hubungan dengan pengembangan karir pustakawan, terutama motivasi
instrinsik.Motivasi instrinsik yang berupa dorongan berkembang dan dorongan memperbaiki kekurangan dengan salah satu usaha yang dipilih adalah
meningkatkan kompetensi dan wawasan. Untuk motivasi instrinsik yang berupa pujiansanjungan dan hadiahpenghargaan bukan merupakan motif utama karena
keduanya akan mengikuti saat prestasi yag diperoleh baik dari usaha untuk berkembangan dan memperbaiki kekurangan.
2. Hubungan Modal Manusia dengan Pengembangan Karir Pustakawan Tingkat Ahli
Hipotesis kedua dalam penelitian ini dinyatakan: Modal manusia berpengaruh pada pengembangan karir. Berdasarkan Tabeldi atas diperoleh
koefisien regresi modal manusia sebesar 0,119 dan t sebesar 3,206 yang lebih besar dari t tabel 0,05: 96 = 1,98. Pada taraf signifikansi 5 0,05, maka sig.
0,0030,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 1 ditolak dan H
a
1 diterima. Hal tersebut mendukung pernytaan H
2
yang berbunyi modal manusia berpengaruh pada pengembangan karir.
Tidak hanya berdasarkan hasil analisis data dari kuisioner data dari wawancara juga menunjukan hal yang sama bahwa modal manusia berpengaruh
pada pengembangan karir. Pustakawan merupakan sebuah profesi yang
13 membutuhkan kemampuan khusus yang berasal dari pendidikan, pelatihan dan
pengalaman karena pekerjaan ini bukan hanya sekedar menata buku pada rak yang tersedia melainkan mengorganisir buku-buku tersebut agar lebih mudah
dimanfaatkan saat dibutuhkan.Selain menunjang dalam tugas dan kewajiban pustakawan sehari-hari, modal manusia ini juga berpengaruh pada pengembangan
karir sebagai pustakawan. Kondisi ini seperti yang ditunjukan melalui kutipan wawancara berikut ini:
“Dalam pendidikan formal banyak sekali dijelaskan tentang teori-teori kepustakawanan”. INF-2, 16-17
“Karir merupakan suatu jabatan strategis dan politis selain itu juga ada masa jabatan, sedangkan karir dihubungkan dengan pendidikan formal
akan membawa dampak pada golongan”. INF-3, 69-72 “Saya kuliah S-2 tidak untuk mengejar karir tetapi untuk memperdalam
pengetahuan saya karena basic pendidikan saya bukan dari pendidikan perpustakaan”. INF-5, 17-19
“Pendidikan formal ini menjadi dasar untuk mengembangkan kegiatan operasional di perpustakaan”. INF-6, 21-23
Bukan hanya modal pendidikan saja yang dibutuhkan dalam mengembangkan karir, perlu juga pelatihan-pelatihan dan ditambah pengalaman
seperti yang disampaikan melalui kutipan wawancara berikut ini: “… pelatihan-pelatihan yang saya ikuti sangat berguna bila diaplikasikan
pada perpustakaan kami”. INF-6, 19-20 “… pada prinsipnya, semua pelatihan tidak ada yang sia-sia karena
semua kembali kepada masing-masing pribadi untuk mengolahnya menjadi hal yang berguna dan dapat dikembangkan”. INF-9, 36-39
“Untuk meningkatkan mutu profesional, disamping pendidikan formal, terdapat pula pendidikan non-formal. Pembinaan melalui pendidikan
nonformal adalah upaya peningkatan kualitas pustakawan secara bersama-sama, dan dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan
diklat, penataran upgrading, simposium, seminar, lokakarya, kursus,
14 magamg on the job training, studi banding dan lain sebagainya”. INF-
14, 28-36
Selain ditunjang oleh pendidikan dan pelatihan pengembangan karir juga dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki oleh pustakawan. Seperti yang
disampaikan informan melalui wawancara berikut ini: “… buktinya saya sudah 22 tahun bekerja dan mengembangkan
kepustakawanan di lingkungan universitas yang sudah membawa dampak bagi sivitas akademika”. INF-3, 51-54
“Dari pengalaman-pengalaman bekerja saya menjadi tahu”. INF-11, 26
Dari kutipan tersebut menguatkan bahwa untuk mengembangkan karir sebagai pustakawan dibutuhkan modal manusia yang berupa pendidikan pelatihan
dan pengalaman.Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bahwa modal manusia yang berupa pendidikan, pelatihan dan
pengalaman berpengaruh pada pengembangan karir pustakawan.
3. Hubungan Jabatan