Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 50 TonHari, 2009.
USU Repository © 2009
Biodiesel dapat diproduksi dengan beberapa proses antara lain Mittelbach, 2004 : •
Pirolisis •
Transesterifikasi Adapun uraian prosesnya adalah sebagai berikut :
2.2.1 Pirolisis
Pirolisis merupakan reaksi dekomposisi termal yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Pirolisis minyak nabati biasanya menggunakan katalis garam logam.
Proses ini disebutkan dapat menghasilkan biodiesel dengan nilai setana yang tinggi, namun dengan standar baku mutu biodiesel yang semakin ketat, viskositas biodiesel
yang dihasilkan dengan pirolisis dilaporkan sangat tinggi Mittelbach, 2004 dan karakteristik titik tuang yang rendah.
2.2.2 Transesterifikasi
Proses transesterifikasi merupakan proses pembuatan biodiesel yang paling banyak dikembangkan. Tahapan reaksi transesterifikasi gliserida dengan matanol
berlangsung dengan skema berikut :
+ +
Trigliserida Metanol
Digliserida Metil ester
CH
2
-O-COR
3
CH-O-COR
2
CH
2
-O-COR
1
CH
3
OH CH
2
-O- COR
1
CH-O- COR
2
CH
2
-OH R
3
- COOCH
3
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 50 TonHari, 2009.
USU Repository © 2009
+ +
Digliserida Metanol
Monogliserida Metil ester
CH-O- COR
2
CH
2
-O-COR
1
CH
2
-OH CH
3
OH CH
2
-O- COR
1
CH-OH
CH
2
-OH R
2
- COOCH
3
Tabel 2.4 Kondisi proses Transesterifikasi High Pressure Transesterification
Low Pressure Transesterification
Tekanan suhu
Sampai 90 bar Sampai 250
o
C Sampai 10 bar
Sampai 100
o
C
Katalis Alkali homogen
Asam homogen Oksida heterogen
Sumber : Ahn, dkk 1995 dan Auld, dkk 1995 Proses transesterifikasi pada suhu dan tekanan tinggi dengan katalis asam
memiliki konversi yang tinggi dan sangat cocok untuk bahan baku minyak nabati yang mengandung asam lemak bebas tinggi, namun proses ini memerlukan biaya
produksi yang tinggi. Proses transesterifikasi pada suhu dan tekanan rendah 60
o
C-80
o
C dan 10 bar merupakan proses produksi biodiesel yang paling digunakan. Katalis alkali
merupakan katalis yang paling cocok digunakan untuk proses ini. Transesterifikasi dengan menggunakan supercritical methanol pada 350
o
C dan 43 MPa Kusdiana dan Saka, 2004 merupakan alternatif memperpendek
rangkaian proses esterifikasi-transesterifkasi minyak sawit mentah, disebutkan
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 50 TonHari, 2009.
USU Repository © 2009
temperatur dan tekanan reaksi yang tinggi tanpa katalis dapat menghasilkan metil ester dan gliserol tanpa memerlukan proses pemurnian, dan asam lemak bebas yang
terdapat dalam kandungan minyak juga terkonversi menjadi metil ester. Pengendalian transesterifikasi dipertahankan tetap berlangsung kekanan untuk
meningkatkan produk biodiesel. Reaksi dikendalikan dengan menggunakan alkohol berlebih dan memisahkan hasil samping gliserol
yang terbentuk.
CH
2
-O-COR
1
CH-OH
CH
2
-OH +
3CH
3
OH CH
2
-OH
CH-OH
CH
2
-OH Monogliserida
Metanol Gliserol
+ R
1
-COOCH
3
Metil Ester
Reaksi menyeluruh :
CH
2
-O-COR
1
CH-O-COR
2
CH
2
-O-COR
3
+ 3CH
3
OH CH
2
-OH
CH-OH
CH
2
-OH Trigliserida
Metanol Gliserol
+ 3 R
1
-COOCH
3
Metil Ester
Gambar 2.1 Skema Reaksi Transesterifikasi Trigliserida dengan metanol Proses ini adalah reaksi gliserida dengan alkohol. Reaksi ini menghasilkan
metil ester dan gliserol dengan menggunakan katalis asam atau basa. Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi yang dapat balik reversible sehingga
pengendalian terhadap jalannya reaksi adalah sangat penting. Produksi transesterifikasi ini adalah gliserol ±12 sebagai hasil samping.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 50 TonHari, 2009.