Katalis Suhu Reaksi Pengadukan

Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 50 TonHari, 2009. USU Repository © 2009

2.5 Variabel Proses yang mepengaruhi produksi biodiesel dengan proses transesterifikasi

2.5.1 Katalis

Transesterifikasi berlangsung dengan menggunakan katalis asam atau basa. Katalis basa merupakan katalis yang paling banyak digunakan dalam proses transesterifikasi dibanding katalis asam. Freedman dkk 1984 melaporkan penggunaan katalis basa NaOH 1 berat rasio molar minyak kedelai terhadap metanol 1:6 menghasilkan konversi biodiesel 93-98 sedangkan penggunaan katalis H 2 SO 4 1 berat menghasilkan konversi 55- 60. Pengaruh jenis katalis ini juga mempengaruhi kecepatan reaksi transesterifikasi. Freedman dkk 1984 menyebutkan katalis basa NaOBu natrium butoksi sudah mencapai konversi 78-80 biodiesel pada 2 menit pertama, sedangkan katalis asam relatif sangat lambat, konversi yang dicapai hanya mencapai 15-20 pada 25 menit pertama reaksi. Senyawa alkoksida yaitu senyawa campuran alkohol dengan katalis logam basa jauh lebih reaktif dalam menyerang rantai karbonil karbon gliserida dibanding senyawa campuran katalis asam dan alkohol. Inisiasi nukleofilik ini menghasilkan senyawa intermediet tetrahedral. Mekanisme transesterifikasi menggunakan katalis basa adalah sebagai berikut : Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 50 TonHari, 2009. USU Repository © 2009 OR 2 + - OCH 3 R 1 C O OR 2 OCH 3 R 1 C O OR 2 OCH 3 O R 1 C O R 1 C OCH 3 + - OR 2 - OR 2 + CH 3 OH R 2 OH + - OCH 3 Gambar 2.2 Mekanisme katalisa basa dalam Transesterifikasi Trigliserida dengan metanol dikutip dari Mittelbach, 2004

2.5.2 Suhu Reaksi

Suhu reaksi mempengaruhi kecepatan pembentukan biodiesel pada reaksi transesterifikasi. Freedman dkk 1984 mengemukakan setelah 0,1 jam reaksi suhu reaksi 32, 45 dan 60 °C memberikan konversi biodiesel 64, 87 dan 94 kelarutan gliserida dalam alkohol Noureddini dan Zhu, 1997 meningkat seiring dengan pertambahan suhu, sehingga meningkatkan homogenasi fasa reaksi yang dapat menggiatkan perpindahan massa.

2.5.3 Pengadukan

Homogenasi antara gliserida dan alkohol merupakan masalah yang sangat perlu diperhatikan pada reaksi transesterifikasi, pada kenyataannya alkohol merupakan pelarut yang sangat buruk untuk gliserida Mittelbach, 2004 sehingga reaksi transesterifikasi tidak berlangsung baik terutama pada awal reaksi. Pengadukan virgous mixing dilaporkan sebagai salah satu cara untuk mencapai homogenasi antara gliserida dan alkohol. Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 50 TonHari, 2009. USU Repository © 2009 Sifat immisicible antara gliserida dan alkohol sangat tidak menguntungkan pada proses perpindahan massa antara komponen alkohol dan gliserida. Besar pengadukan dengan nilai… 3100, 6200 dan 12.400 pada variasi suhu 50, 60 dan 70 °C memberikan konversi pembentukan biodiesel 80-90 pada akhir reaksi Noureddini dan Zhu, 1997. Pengaruh pengadukan terutama pada awal reaksi transesterifikasi, unutk …= 3100 pembentukan biodiesel berjalan lambat hanya mencapai 5-10 untuk 5 menit pertama, peningkatan bilangan… menghasilkan peningkatan pembentukan biodiesel. Turbulensi mempengaruhi homogenitas fasa minyak dan alkohol yang mempercepat perpindahan massa.

2.5.4 Kandungan Asam Lemak Bebas