Uji Signifikan Simultan Uji-F Pengujian Koefisien Determinan R

Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. a = Konstanta b 1 , b 2 , b 3 , b 4 ,b 5 = Koefisien Regresi X 1 = Skor variabel lokasi toko X 2 = Skor variabel produk X 3 = Skor variabel harga X 4 = Skor variabel pelayanan konsumen X 5 = Skor variabel fasilitas fisik e = standart error

c. Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana H ditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam derah dimana H diterima. Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan, yaitu:

1. Uji Signifikan Simultan Uji-F

Uji F hitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis dalam uji F hitung ini adalah : Ho : b 1 = b 2 = b 4 = b 4 = b 5 = 0 Variabel bebas secara bersama – sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. Ha = b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b4 ≠ b 5 ≠ 0 Variabel bebas secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu : Ho diterima , bila F hitung F tabel ,pada = 5 Ha diterima , bila F hitung F tabel , pada = 5 2. Uji Signifikan Parsial Uji-t Uji t hitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Bentuk pengujiannya adalah : Ho : bi = 0 Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Ha : bi 0 Variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Kriteria pengambilan keputusan , yaitu : Ho diterima jika t hitung t tabel , pada = 5 Ha diterima jika t hitung t tabel , pada = 5

3. Pengujian Koefisien Determinan R

2 Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan R 2 berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤R 2 ≤1. Hal ini berarti bila R 2 = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. variabel terikat. Dan bila R 2 mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat . Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari 2004 dengan judul “Faktor- faktor Retail Image yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Berbelanja di Giant Hypermarket Surabaya” bertujan untuk mengetahui apakah variabel-variabel retail image terdiri dari: Store location X 1 , Merchandise X 2 , Price X 3 Customer service X 4 dan Physical facilities X 5 merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian. Jenis penelitian adalah survei, yaitu penelitian yang dilakukan di masyarakat dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama. Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. Populasi yang diteliti ialah konsumen Giant Hypermarket di Surabaya yang tidak diketahui jumlahnya. Penelitian ini hanya membahas 300 orang konsumen yang ditetapkan sebagai sampel yang mudah ditemui convenience- purposive sampling di lokasi parkir Giant Hypermarket. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis diskriptif dengan menggunakan analisa frekuensi dan tabulasi silang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa retail image secara signifikan merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian di Giant Hypermarket Surabaya. Konsumen merupakan pusat perhatian pemasar, karena konsumen yang memutuskan apakah ia akan membeli atau tidak sebagaimana dinyatakan oleh Peter dan Austin dalam Engel, Blackweel dan Miniard “Dalam sektor swasta atau publik, dalam perusahaan besar atau kecil, kami mengamati bahwa hanya ada dua cara untuk menciptakan dan mempertahankan prestasi unggul dalam waktu yang lama. Pertama, beri perhatian luar biasa kepada pelanggan anda lewat pelayanan yang unggul dan kualitas yang unggul. Kedua, teruslah berinovasi, itu saja” Sumarwan, 2002: 24. Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya, dan bagaimana ia mengambil keputusan sehingga pemasar dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. kebutuhan konsumen. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga mau membeli apa yang ditawarkan pemasar. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini Setiadi, 2003:3. Menurut Schiffman dan Kanuk Sumarwan, 2002:25 mengartikan perilaku konsumen sebagai berikut: “ The term consumer behavior refers to behavior that consumers display in searching for, purchasing, evaluating, disposing, of products and services that they expect will satisfy their needs” . Definisi di atas menjelaskan bahwa perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. - Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi suatu produk dan layanan. Kotler 1997:153 menyatakan empat faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: “ cultural, social, personal, and psychological factors.” Keempat faktor di atas secara singkat dapat diterangkan sebagai berikut : a. Cultural Factors Faktor Kebudayaan Faktor pertama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada. Perilaku manusia ditentukan oleh budaya yang melingkupi dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan atau perkembangan jaman. Faktor kebudayaan meliputi: 1 budaya, misal budaya sukses, budaya bersih, dan budaya disiplin; 2 sub budaya, misal: bangsa, suku bangsa, kepercayaan atau agama, dan daerah geografis; dan 3 kelas sosial, misal masyarakat kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. b. Social Factors Faktor Sosial Faktor kedua yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor sosial. Faktor sosial adalah faktor yang berhubungan dengan interaksi konsumen dengan sesama. Faktor ini meliputi: 1 kelompok acuan, misal teman, keluarga, rekan kerja; 2 keluarga, misal dominasi suami, dominasi istri, dominasi suami-istri, dan dominasi anak-anak; dan 3 peran dan status sosial, misal seorang wanita. di rumah berperan sebagai ibu rumah tangga yang baik dan di kampus sebagai dosen yang bijaksana. c. Personal Factors Faktor Pribadi Faktor ketiga yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor pribadi. Faktor pribadi adalah segala karakteristik. yang melekat pada diri konsumen. Karakteristik pribadi seorang konsumen antara lain umur dan siklus hidup, pekerjaan, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri. d. Psychological Factors faktor Psikologis Faktor keempat yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah factor psikologis. Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari proses intern Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. individu dan sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Faktor ini terdiri dari: motivation, perception, learning, and attitude 1. Motivation atau dorongan adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu tingkat laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.. 2. Perception atau persepsi adalah proses bagaimana, seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. 3. Learning atau proses belajar adalah sebagai suatu proses di mana individu- individu mendapat pengetahuan dan pengalaman tentang pembelian dan konsumsiyang akan diterapkan pada perilaku di masa yang akan datang. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antar manusia yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan tertentu. Sebagai hasil dari interaksi ini, maka terbentuklahhubungan antara kebutuhan-kebutuhan dan tanggapan-tanggapan tersebut. 4. Attitude merupakan suatu kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara menyukai atau tidak menyukai secara konsisten terhadap suatu produk tertentu. Sikap ini dilakukan konsumen berdasarkan pandangan terhadap produk dan proses belajar, baik dari pengalaman maupun dari yang lain. Sikap konsumen bisa merupakan sikap positif ataupun negatif terhadap produk-produk tertentu. Dengan mempelajari keadaan jiwa dan pikiran dari seseorang diharapkan dapat menentukan Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. perilaku seseorang terutama dalam keputusan pembelian dan kepuasan dalam membeli. Setiap konsumen melakukan berbagai macam pengambilan keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk, dan merek pada setiap periode tertentu. Disiplin perilaku konsumen berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. Pengambilan keputusan konsumen consumen decision making adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya Setiadi, 2003:16. Menurut Schiffman dan Kanuk Sumarwan, 2002:289 pengertian pengambilan keputusan konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Dari dua pengertian diatas menjelaskan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pemilihan salah satu dari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dikumpulkan oleh seorang konsumen, dan mewujudkannya dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah proses tersebut, barulah konsumen itu dapat mengevaluasi pilihannya dan menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya. Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. Pada umumnya, konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk dan jasa tentu mempertimbangkan manfaat benefit dari produk dan jasa yang akan dikonsumsi. Konsumen tidak ingin kecewa, sebaliknya, konsumen ingin mendapatkan kepuasan sesuai dengan harga yang dibayar melalui keputusan pembelian. Kotler 1997:239 memberikan pernyataan, “Keputusan pembelian konsumen merupakan proses dalam pembelian yang nyata”. Lebih spesifik disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen merupakan titik puncak dari proses pencarian dan evaluasi atas beberapa perilaku alternatif yang ada untuk menentukan pembelian yang nyata atas suatu produk yang menguntungkan atau memberikan manfaat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

3. Tahap-Tahap Pembelian