Tahap-Tahap Pembelian Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. Pada umumnya, konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk dan jasa tentu mempertimbangkan manfaat benefit dari produk dan jasa yang akan dikonsumsi. Konsumen tidak ingin kecewa, sebaliknya, konsumen ingin mendapatkan kepuasan sesuai dengan harga yang dibayar melalui keputusan pembelian. Kotler 1997:239 memberikan pernyataan, “Keputusan pembelian konsumen merupakan proses dalam pembelian yang nyata”. Lebih spesifik disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen merupakan titik puncak dari proses pencarian dan evaluasi atas beberapa perilaku alternatif yang ada untuk menentukan pembelian yang nyata atas suatu produk yang menguntungkan atau memberikan manfaat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

3. Tahap-Tahap Pembelian

Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli para pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Konsumen sebelum melakukan pembelian biasanya melewati tahapan-tahapan sebagai berikut Amir, 2005:66-67: a. Pengenalan kebutuhan : Tahap awal dimana seseorang memiliki kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi. Perasaan ini bisa dipicu dari dalam diri sendiri atau dari luar seperti: teman-teman dan keluarga. Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. b. Mencari informasi : Tahap dimana konsumen akan mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dibeli. Informasi ini yang didapat dari pengalaman sendiri atau dari jalur komersial seperti iklan- iklan di koran dan majalah. c. Evaluasi alternative : Setelah memiliki informasi yang cukup konsumen dapat mengevaluasi alternatif pilihan mana yang paling menguntungkan dari segi harga, kualitas atau merek produk yang akan dibeli. d. Keputusan pembelian : Tahap dimana konsumen melakukan pembelian terhadap produk yang telah dievaluasi sebelumnya. e. Perilaku setelah pembelian : Menyangkut puas tidaknya konsumen tehadap produk yang telah dibeli, jika konsumen merasa puas maka dapat diprediksi dia akan mengkonsumsi lagi produk tersebut. Atau jika konsumen merasa tidak puas maka ia cenderung akan beralih pada produk pesaing. Gambar 2.1 Skema Tahapan Pembelian Sumber: Amir 2005:67 Pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa secara umum kepada masyarakat dan secara khusus kepada pembeli potensial. Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran ritel sangatlah penting dalam penyaluran dan barang dan jasa. Ada dua kepentingan mengapa produk perlu ditempatkan agar konsumen bisa dengan mudah memperolehnya. Kepentingan Pengenalan Kebutuhan Mencari Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Prilaku Purna Beli Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. pertama adalah kepentingan produsen, yakni kepentingan terhadap poduknya agar ditempatkan diposisi yang layak dengan maksud agar konsumen terstimulasi untuk membelinya. Kepentingan kedua adalah kepentingan pengecer yang berkeinginan agar konsumen terstimulasi untuk membelinya. Perdagangan ritel atau perdagangan eceran yang dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah retailing merupakan kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Berman et al 2001:3 menjelaskan bahwa Retailing consists of the business activities involved in selling goods and services to consumers for their personal, family, or household use.” Maksudnya, ritel adalah aktivitas bisnis yang meliputi penjualan produk dan jasa kepada konsumen untuk keperluan pribadi, keluarga, dan untuk persediaan kerperluan rumah tangga. Kotler dan Amstrong 2003:51 mendefenisikan usaha eceran sebagai kegiatan yang menyangkut penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen untuk penggunaan pribadi dan non bisnis. Pengelolaan bisnis eceran retail tidak sekedar hanya membuka toko dan mempersiapkan barang-barang yang lengkap, tetapi lebih dari, itu pengelolaan bisnis eceran harus melihat dan mengikuti perkembangan teknologi pemasaran agar dapat berhasil dan mempunyai keunggulan bersaing. Sebagaimana yang dikatakan oleh Berman et al 2001:3, “ New technologies are improving retail productivity.” Bisnis ritel meliputi penjualan produk dan jasa kepada konsumen akhir, meskipun tidak jarang dijumpai konsumen pembeli pada bisnis retail menjual kembali produk yang dibeli untuk mendapatkan keuntungan. Setiap organisasi Patar Gunawan : Analisis Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan, 2010. yang melakukan penjualan langsung kepada konsumen, baik produsen, grosir atau pengecer berarti bertindak dalam proses usaha eceran. Ritel adalah tahapan akhir dari proses distribusi suatu produk dan jasa. Hal ini berbeda dengan wholesaling distributor, yang merupakan perantara intermediate dalam proses distribusi produk dan jasa karena tidak menjual produk dari jasa kepada konsumen akhir melainkan kepada konsumen bisnis, seperti pabrik dan pengecer. Perdagangan eceran memainkan suatu peranan yang penting dalam suatu jalur distribusi sebagai penengah antara produsen, agen dan para pemasok lain dengan para konsumen akhir. Jalur distribusi adalah sekumpulan atau beberapa perusahaan yang memudahkan penjualan kepada konsumen sebagai konsumen akhir seperti yang ditunjuk Gambar 2.2 berikut : Gambar 2.2 Jalur Distribusi Barang Dagangan Pada Usaha Eceran Sumber: Utami 2006:5

2. Jenis-Jenis Pengecer