Suhu Tubuh Body Temperature

Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009. lain adalah sebagai insektisida, herbisida, indikator dan sebagai pereaksi untuk menguji ion kalium dan ion amonium Martha, 1983.

2.4 Antipiretika

Antipiretika adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam. Pada keadaan normal, obat antipiretika tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap efek ini. Antipiretika bekerja mempengaruhi pusat pengaturan panas sehingga pembentukkan panas yang tinggi akan dihambat dengan cara memperbesar pengeluaran panas yaitu dengan menambah aliran darah ke perifer dan memperbanyak pengeluaran keringat. Penggunaan analgetika-antipiretika merupakan terapi simtomatis yaitu hanya bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri yang mengganggu dan menurunkan suhu tubuh yang tinggi demam menjadi normal, tetapi tidak dapat menghilangkan penyebab demamnya Bowman and Rand, 1980. Obat-obat antipiretika biasanya digolongkan dalam obat analgetika- antipiretika. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia namun memiliki persamaan dalam efek terapi dan efek sampingnya yaitu berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin Wilmana, 1995.

2.5 Suhu Tubuh Body Temperature

Suhu tubuh pada manusia adalah hasil akhir produksi panas oleh proses metabolik, aktivitas otot dan kehilangan panas yang dihantarkan oleh aliran darah ke struktur sub kutan dan kutan yang disebarkan oleh keringat. Suhu jelas memainkan peranan dalam mencapai keseimbangan dan dalam pengaturan panas oleh individu. Pusat pengatur suhu tubuh terletak pada hipotalamus yang berperan Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009. sebagai termostat, yang secara langsung mengendalikan sistem syaraf autonom dan secara tidak langsung mempengaruhi aliran darah ke perifer Shulman, 1994. Hipotalamus terbagi dua bagian, hipotalamus anterior pengatur panas dan hipotalamus posterior pengatur suhu dingin. Pada hipotalamus anterior terdapat nukleus preoptik yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh dan mempertahankan suhu tubuh pada satu nilai yang disebut dengan hypothalamic thermal set point. Panas yang dihasilkan tubuh merupakan hasil proses metabolisme dan kerja mekanisme otot. Menurut Gaddum 1995 sejumlah kecil panas dilepaskan dengan cara sebagai berikut: 1. Panas dilepaskan melalui kulit a. Secara konduksi dan radiasi b. Melalui penguapan keringan 2. Panas dilepaskan melalui saluran pernapasan a. Dengan penghangatan udara inspirasi b. Dengan penguapan air Sejumlah kecil panas juga dilepaskan melalui eksresi urin dan feses. Pusat syaraf yang mengatur suhu tubuh disebut termoregulator yang terletak pada hipotalamus. Ada dua hal mengenai perubahan suhu tubuh yaitu homeotermik keadaan suhu tetap, tidak terpengaruh lingkungan dan poikotermik temperatur suhu tidak tetap, dipengaruhi lingkungan. Tubuh dalam keadaan istirahat menghasilkan panas yang tertentu sebagai produk metaboloisme Adam, 1996. Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009. Pada keadaan normal sehat, temperatur tubuh manusia dipertahankan kira- kira 37 O C. Temperatur tubuh biasanya diukur pada mulut, rektum, ketiak ataupun lipatan paha. Meskipun suhu normal manusia dikatakan 37 O C 98,6 O F berdasarkan hasil observasi yang pertama kali dilakukan oleh Wunderlich pada lebih dari 120 tahun lalu, namun suhu rata-rata keseluruhan untuk individu normal yang berusia 18 hingga 40 tahun sebenarnya adalah 36,8 ± 0,4 O C 98,2 ± 0,7 O F dengan suhu terendah pada pukul 6 pagi hari dan suhu tertinggi pada pukul 4-6 sore Harrison, 1999.

2.6 Demam