Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran keseragaman kadar asetosal dalam tablet asetosal generik Aspirin
®
dan tablet asetosal merek degang Naspro
®
yang dilakukan secara spektrofotometri dengan pereaksi trinder’s dimana didapatkan panjang
gelombang maksimum pengukuran adalah 531 nm dan waktu pengukuran operating time adalah menit ke-6 setelah penambahan pereaksi trinder’s selama
5 menit, dan didapatkan kurva kalibrasi Y = 0,0120x – 0,0002. Diperoleh keseragaman kadar tablet asetosal generik Aspirin
®
101,769 dan tablet asetosal merek dagang Naspro
®
104,480. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet asam asetilsalisilat mengandung asam asetilsalisilat
C
9
H
8
O
4
tidak kurang dari 90 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Pengujian pengaruh pemberian vitamin C pada efek antipiretik dari asetosal baku, asetosal generik, dan merek dagang dilakukan terhadap burung
merpati yang diinduksi dengan menggunakan 2,4-dinitrofenol dosis 8 mgKg BB yang disuntikkan secara intramuskular pada daerah otot dada.
Hasil perubahan suhu tubuh rata-rata merpati setelah pemberian 2,4- dinitrofenol dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 berikut:
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
Tabel 4.1. Perubahan suhu tubuh rata-rata merpati pada pemberian variasi dosis 2,4-dinitrofenol selama 120 menit
Waktu menit
Suhu tubuh rata-rata merpati
o
C setelah pemberian 2,4-dinitrofenol
Dosis 6 mgkg BB ± SD
Dosis 8 mgkg BB ± SD
Dosis 10 mgkg BB ± SD
40.25 ± 0.266 40.17 ± 0.216
40.10 ± 0.167 10
40.70 ± 0.374 41.30 ± 0.237
41.67 ± 0.547 20
41.07 ± 0.361 41.88 ± 0.147
42.75 ± 0.647 30
41.53 ± 0.327 42.40 ± 0.283
43.88 ± 0.454 40
41.83 ± 0.280 42.68 ± 0.240
45.02 ± 0.264 50
42.10 ± 0.290 42.98 ± 0.214
45.27 ± 0.404 60
41.93 ± 0.266 42.80 ± 0.219
45.15 ± 0.354 70
41.73 ± 0.314 42.62 ± 0.214
44.90 ± 0.000 80
41.55 ± 0.356 42.47 ± 0.175
- 90
41.35 ± 0.394 42.27 ± 0.186
- 100
41.18 ± 0.426 42.08 ± 0.133
- 110
41.00 ± 0.438 41.92 ± 0.117
- 120
40.62 ± 0.488 41.72 ± 0.117
- Keterangan : Jumlah merpati yang digunakan untuk setiap perlakuan 6 ekor.
- : Merpati mati.
39.50 40.00
40.50 41.00
41.50 42.00
42.50 43.00
43.50 44.00
44.50 45.00
45.50 46.00
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
Waktu menit
S uhu
oC
DNF 6 mgkgBB DNF 8 mgkgBB
DNF 10 mgkgBB
Gambar 4.1. Grafik perubahan suhu tubuh rata-rata merpati
o
C pada pemberian variasi dosis 2,4-dinitrofenol selama 120 menit
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
Hasil yang diperoleh dari penentuan dosis optimum 2,4-dinitrofenol yang disuntikkan terhadap burung merpati secara intramuskular pada daerah otot dada
dengan variasi dosis 6 mgKg BB, 8 mgKg BB dan 10 mgKg BB menunjukkan bahwa pemberian 2,4-dinitrofenol dosis 6 mgKg BB memperlihatkan kenaikan
suhu yang kecil dan suhu tubuh dapat turun menjadi normal kembali selama waktu pengamatan. Hal ini berarti 2,4-dinitrofenol dosis 6 mgKg BB belum
menyebabkan demam yang stabil selama perlakuan. Pemberian 2,4-dinitrofenol dosis 8 mgKg BB memperlihatkan kenaikan
suhu yang tinggi dan demamnya masih bertahan selama 2 jam. Ini berarti efek 2,4-dinitrofenol dosis 8 mgKg BB dapat dengan cepat menaikkan suhu tubuh
merpati dari suhu normalnya dan dapat menyebabkan demam yang stabil selama perlakuan.
Pemberian 2,4-dinitrofenol dosis 10 mgKg BB menunjukkan kenaikan suhu tubuh merpati yang sangat tinggi. Dosis ini tidak dapat dipakai karena
seluruh hewan percobaan mati. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dosis optimum 2,4-
dinitrofenol yang paling baik digunakan untuk menaikkan suhu tubuh merpati adalah 2,4-dinitrofenol dosis 8 mgKg BB.
Hasil perubahan suhu tubuh rata-rata merpati setelah pemberian 2,4- dinitrofenol dan pemberian bahan uji dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2
berikut:
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
Tabel 4.2. Perubahan suhu tubuh rata-rata merpati setelah pemberian 2,4-dinitrofenol dosis 8 mgKg BB dan pemberian bahan uji
Waktu menit
Suhu tubuh rata-rata merpati C setelah pemberian bahan uji
Suspensi CMC
Pemberian Vitamin C
50 mgkg BB selama 7 hari
Suspensi Asetosal Baku
300 mgkg BB Suspensi
Asetosal Generik
300 mgkg BB Suspensi
Asetosal Merek Dagang
300 mgkg BB Pemberian Vit C
50 mgkg BB selama 7 hari
dan Suspensi
Asetosal Baku 300 mgkg BB
Pemberian Vit C 50 mgkg BB
selama 7 hari dan
Suspensi Asetosal Generik
300 mgkg BB Pemberian Vit C
50 mgkg BB selama 7 hari
dan Suspensi
Asetosal Merek Dagang
300 mgkg BB
39.66 ± 0.36 39.65 ± 0.26
39.75 ± 0.30 39.48 ± 0.30
39.73 ± 0.45 39.43 ± 0.28
39.55 ± 0.39 39.53 ± 0.25
50 42.85 ± 0.39
42.45 ± 0.50 42.26 ± 0.29
42.10 ± 0.38 42.16 ± 0.51
41.71 ± 0.25 41.90 ± 0.54
41.55 ± 0.43 60
42.66 ± 0.39 42.16 ± 0.50
41.93 ± 0.25 41.78 ± 0.38
41.78 ± 0.54 41.41 ± 0.24
41.56 ± 0.58 41.28 ± 0.41
70 42.55 ± 0.45
42.00 ± 0.56 41.60 ± 0.28
41.50 ± 0.37 41.50 ± 0.44
41.13 ± 0.20 41.30 ± 0.61
40.88 ± 0.46 80
42.40 ± 0.43 41.78 ± 0.55
41.30 ± 0.20 41.18 ± 0.30
41.20 ± 0.39 40.83 ± 0.19
40.98 ± 0.58 40.53± 0.40
90 42.30 ± 0.45
41.51 ± 0.56 40.76 ± 0.42
40.78 ± 0.26 40.80 ± 0.33
40.43 ± 0.17 40.61 ± 0.54
40.18 ± 0.40 100
42.16 ± 0.46 41.20 ± 0.53
40.43 ± 0.35 40.40 ± 0.25
40.43 ± 0.33 40.05 ± 0.20
40.25 ± 0.59 39.88 ± 0.43
110 41.90 ± 0.49
40.98 ± 0.52 40.15 ± 0.25
40.05 ± 0.23 40.11 ± 0.41
39.71 ± 0.24 39.78 ± 0.38
39.60 ± 0.26 120
41.61 ± 0.53 40.75 ± 0.42
39.90 ± 0.26 39.75 ± 0.27
39.83 ± 0.44 39.83 ± 0.44
39.68 ± 0.38 39.53 ± 0.25
130 41.45 ± 0.63
40.50 ± 0.35 39.85 ± 0.22
39.68 ± 0.29 39.78 ± 0.44
39.50 ± 0.25 39.63 ± 0.40
39.50 ± 0.28 140
41.03 ± 0.39 40.28 ± 0.30
39.80 ± 0.26 39.61 ± 0.29
39.76 ± 0.41 39.45 ± 0.30
39.60 ± 0.40 39.45 ± 0.28
150 40.76 ± 0.33
40.01 ± 0.24 39.76 ± 0.29
39.50 ± 0.34 39.71 ± 0.46
39.41 ± 0.27 39.56 ± 0.37
39.38 ± 0.30
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
39,000 39,500
40,000 40,500
41,000 41,500
42,000 42,500
43,000 43,500
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160
Waktu menit
S uhu
o C
Suspensi CMC Vitamin C 50 mgKg BB
Susp. Asetosal Baku 300 mgKg BB Susp. Asetosal Generik 300 mgKg BB
Susp. Asetosal Merek Dagang 300 mgKg BB Penambahan Vit C 50 mgKg BB dan Susp. Asetosal Baku 300 mgKg BB
Penambahan Vit C 50 mgKg BB dan Susp. Asetosal Generik 300 mgKg BB Penambahan Vit C 50 mgKg BB dan Susp. Asetosal Merek Dagang 300 mgKg BB
Gambar 4.2. Grafik Perubahan suhu tubuh rata-rata merpati setelah pemberian 2,4-dinitrofenol dosis 8 mgKg BB dan pemberian bahan uji
Pada Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa setelah pemberian 2,4- dinitrofenol dosis 8 mgKg BB dan pemberian suspensi asetosal baku, generik,
merek dagang dosis 300 mgKg BB, penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal baku, generik, merek dagang dosis 300 mgKg BB, terlihat
adanya penurunan suhu yang lebih cepat jika dibandingkan dengan vitamin C dosis 50 mgKg BB dan kontrol.
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
Pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal baku, generik, merek dagang dosis 300 mgKg BB pada menit ke-110
sudah terlihat suhu tubuh telah kembali normal seperti pada suhu tubuh awal sebelum disuntik dengan 2,4-dinitrofenol. Pada pemberian suspensi asetosal baku,
generik, merek dagang dosis 300 mgKg BB suhu tubuh telah kembali normal seperti pada suhu tubuh awal sebelum disuntik dengan 2,4-dinitrofenol pada menit
ke-120. Hal ini dapat dilihat dari tabel rata-rata perubahan suhu tubuh merpati setelah pemberian 2,4-dinitrofenol dan pemberian bahan uji Tabel 4.2 bahwa
untuk pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal baku dosis 300 mgKg BB penurunan suhu tubuh terjadi pada menit ke-
110 yaitu sebesar 39,71 ± 0,24
o
C, penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB yaitu sebesar 39,78 ± 0,38
o
C dan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal merek dagang dosis
300 mgKg BB yaitu sebesar 39,58 ± 0,25
o
C. Untuk suspensi asetosal baku dosis 300 mgKg BB penurunan panas terjadi pada menit ke-120 yaitu sebesar 39,90 ±
0,26
o
C, suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB yaitu sebesar 39,75 ± 0,27
o
C, suspensi asetosal merek dagang dosis 300 mgKg BB yaitu sebesar 39,83 ± 0,44
o
C. Pemberian vitamin C 50 mgKg BB terlihat penurunan suhu tubuh pada menit ke-150 yaitu sebesar 40,01 ± 0,24
o
C. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal
baku, generik, merek dagang dosis 300 mgKg BB lebih cepat dalam menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan pemberian suspensi asetosal baku, generik,
merek dagang dosis 300 mgKg BB, vitamin C dosis 50 mgKg BB dan kontrol.
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
Secara umum dapat dilihat bahwa pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal baku, generik, dan merek dagang dosis 300
mgKg BB lebih cepat dalam menurunkan suhu tubuh bila dibandingkan dengan pemberian suspensi asetosal baku dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal baku,
generik, merek dagang dosis 300 mgKg BB dan vitamin C dosis 50 mgKg BB. Hal ini disebabkan adanya pengaruh pembentukkan enzim sitokrom P
450
dihati oleh vitamin C sehingga meningkatkan kerja asetosal.
Berdasarkan hasil analisis variansi Anava secara SPSS pada menit pertama menit 0, menunjukkan nilai signifikansi 0,645. Ini menunjukkan tidak
adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada tingkat kepercayaan 95. Dengan kata lain pada menit
pertama menit 0 kenaikan suhu tubuh merpati akibat pemberian 2,4-dinitrofenol masih berlangsung dan belum terjadi penurunan suhu tubuh merpati.
Pada menit 50 sampai menit 150 menunjukkan nilai signifikansi 0,000 hal ini menunjukkan terdapatnya perbedaan yang bermakna antar perlakuan dan telah
terjadi penurunan suhu tubuh merpati setelah pemberian bahan uji. Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai pengaruh sama atau
berbeda antara satu dengan yang lain dan diperoleh susunan kelompok dari efek yang kecil sampai terbesar dilakukan uji Duncan. Dalam metode SPSS, uji
metode Duncan digunakan untuk menentukan antar kelompok variable saja yang justru tidak memiliki perbedaan yang signifikan homogeneous subsets. Pada uji
ini yang ditampilkan hanyalah rata-rata untuk kelompok yang homogen saja Alhusin, 2003.
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
Hasil uji Duncan pada menit 50 sampai menit 90 dengan taraf nyata = 0,05 menunjukkan bahwa pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg
BB dan suspensi asetosal merek dagang dosis 300 mgKg BB tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan
suspensi asetosal baku dosis 300 mgKg BB, penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB, tetapi menunjukkan
perbedaan yang bermakna dengan suspensi asetosal baku dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal merek dagang
dosis 300 mgKg BB, vitamin C 50 mgKg BB dan kontrol. Hal ini terlihat bahwa pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal
merek dagang dosis 300 mgKg BB secara statistik mempunyai efek yang sama dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal baku dosis
300 mgKg BB, dan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB.
Hasil uji Duncan pada menit ke- 110 dengan taraf nyata = 0,05
menunjukkan bahwa pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal merek dagang dosis 300 mgKg BB tidak memiliki perbedaan
yang bermakna dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal baku dosis 300 mgKg BB, dan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan
suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB dan suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB, tetapi menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan suspensi
asetosal baku dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal merek dagang dosis 300 mgKg BB, vitamin C 50 mgKg BB dan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
merek dagang dosis 300 mgKg BB secara statistik mempunyai efek yang sama dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal baku dosis
300 mgKg BB, dan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB dan suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB.
Hasil uji Duncan pada menit 120 sampai menit 150 menunjukkan bahwa pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal
baku dosis 300 mgKg BB tidak memiliki perbedaan yang bermakna dangan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal merek dagang dosis
300 mgKg BB, dan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal merek dagang dosis 300 mgKg
BB, suspensi asetosal baku dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB, tetapi memiliki perbedaan yang bermakna dengan vitamin C 50
mgKg BB dan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal baku dosis 300
mgKg BB secara statistik mempunyai efek yang sama dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal merek dagang dosis 300 mgKg
BB, penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal merek dagang dosis 300 mgKg BB, suspensi
asetosal baku dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB.
Berdasarkan pemaparan di atas diperoleh bahwa pemberian dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal merek dagang dosis
300 mgKg BB menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dengan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal baku dosis 300
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
mgKg BB, dan penambahan vitamin C 50 mgKg BB dan suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB tetapi menunjukkan perbedaan yang bermakna
dengan suspensi asetosal merek dagang dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal baku dosis 300 mgKg BB, suspensi asetosal generik dosis 300 mgKg BB,
vitamin C 50 mgKg BB dan kontrol. Perubahan waktu paruh dari asetosal yaitu 15-20 menit dan setelah
berubah asam salisilat menjadi 2-20 jam Arif, 2008, menggambarkan bahwa asam salisilat lebih lama berada dalam tubuh. Perubahan waktu paruh yang
sedemikian besar tersebut menunjukkan aktifitas asam salisilat sebagai antipiretik menjadi bertambah lama dan cukup efektif untuk penurunan panas dan bekerja
long acting. Vitamin C yang diberikan sebelum perlakuan dengan dosis 50 mgkg BB selama 7 hari berturut-turut akan menginduksi asetosal menjadi asam salisilat.
Kemampuan menginduksi vitamin C tersebut terhadap asetosal sebagai pro drugs menjadi metabolit aktif asam salisilat akan membantu penderita demam untuk
segera diturunkan suhu tubuh sehingga demam tersebut segera dapat dipulihkan kembali. Melihat kerja asam salisilat dengan waktu paruh tersebut dalam
mengobati demam dengan suhu tubuh yang tinggi dan lama pemulihannya maka sifat enzim pemetabolisme dari vitamin C akan sangan membantu dalam
pemulihan demam tersebut.
Dian Widariza : Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Efek Antipiretik Dari Asetosal Baku, Asetosal Generik Dan Merek Dagang Pada Merpati Jantan Columba livia, 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN