Sejarah Internet sebagai media online

23 2. Says What apa yang dikatakan,pernyataan umum dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan dan sikap. 3. In which channel melalui saluran apa, media komunikasi atau saluran yang digunakan. 4. To whom kepada siapa, komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. 5. With what effect dengan efek apa, hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. c. Jurnalisme Online Pengertian jurnalisme online atau jurnalistik menurut AS Haris Sumandira dalam Jurnalistik Indonesia adalah kegiatan menyiapkan, mencari mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita secara berkala melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya. 33 Seiring maraknya penggunaan teknologi komunikasi di Indonesia, keberadaan berbagai portalsitus berita kini menjadi sumber utama masyarakat Indonesia dalam dalam mengakses informasi selain televisi. Inilah yang diklaim sebagai era journalisme online. Jurnalisme online bisa dikatakan memperketat deadline tenggang waktu penulis berita. Kalau media cetak harian misalnya deadline jam 12 malam, jurnalisme online setiap saat bisa menjadi deadline. Sebab, begitu berita didapatkan, berita harus segera ditulis atau dilaporkan via telepon ke kantor 33 AS Haris Sumandira, Jurnalistik Indonesia Bandung, Remaja Rosda Karya: 2006, h. 2. 24 pusatnya. 34 Sayangnya, dalam menjawab kebutuahan aktualitas informasi ini, para pekerja media online lebih banyak memenuhi tuntutan pola kerja yang cepat dan selalu mengejar aktualitas daripada mematuhi prinsip-prinsip jurnalistik. Nilai berita yang mendasar sepertisignificance, prominance, dan magnitude, serta kaidah-kaidah jurnalisme seperti akurasi, keseimbangan, proporsionalitas, dan netralitas cenderung dinomorduakan. Berita online kerap hadir terpotong-potong, disusun tanpa proses matang dalam mekanisme rapat redaksi. Perkembangan digitalisasi produksi berita dan kemampuan menyebarkan secara cepat akan menjadi tantangan bagi jurnalisme tradisional. Bahkan sekarang muncul istilah citizen journalism jurnalisme warga negara yang memungkinkan setiap orang bisa menulis berita di website-nya sendiri, blog, dan situs gratisan lain. Tidak hanya berita yang disajikan tetapi juga ada gambar, foto, musik, dan pengguna bisa mengakses bebas termasuk memberikan komentar tanpa sensor dari editor. 35 Yayan Sopyan, seorang peneliti muda dari majalah Pantau Jakarta, dalam sebuah workshop media online pernah melihat karakteristik jurnalisme online sebagai berikut: 1. Kemudahan bagi penerbit atau pengakses untuk mengalihkan waktu pengakses. Artinya penerbit media online misalnya bisa menentukan bahwa akses medianya bisa dimulai jam berapa pun. 34 Nurudin, Jurnalisme Masa Kini Malang: Rajawali Pers, PT Raja Grafindo Persada, 2009, h. 17. 35 Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, h. 18. 25 2. Real time . Langsung bisa disajikan. Penulis bisa menulis setiap saat. 3. Unsur multimedia. Bentuk dan publikasi yang lebih kaya. 4. Interaktif. Hyperlink memungkinkan user terhubung dengan link-link lain. 36

d. Pedoman Dewan Pers tentang Pemberitaan Media Online

Panduan Dewan Pers tentang pemberitaan media siber bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk membenahi jurnalisme online di Indonesia. Berikut ini Pedoman Dewan Pers tentang Pemberitaan Media Siber yang diambil dari website Dewan Pers: Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Keberadaan media siber di Indonesia juga merupakan bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers. Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai “Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik .” Untuk itu Dewan Pers bersama organisasi pers, pengelola media siber, dan masyarakat menyusun Pedoman Pemberitaan Media Siber sebagai berikut: 37 36 Nurudin, Jurnalisme Masa Kini Malang: Rajawali Pers, PT Raja Grafindo Persada, 2009, h. 18. 37 Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”, Artikel diakses pada 24 September 2013 http:bincangmedia.wordpress.com20120229reserved-2nd-post-for-29-february 26 a. Ruang Lingkup. Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers. 38 b. Verifikasi dan keberimbangan berita. Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan. c. Isi Buatan Pengguna User Generated Content. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas. d. Pencabutan Berita. Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut karena alasan penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA, kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau berdasarkan pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers. e. Iklan. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita dan iklan. Setiap beritaartikelisi yang merupakan iklan dan atau isi berbayar wa jib mencantumkan keterangan ”advertorial,” ”iklan,” ”ads,” ”sponsored,” atau kata lain yang menjelaskan bahwa beritaartikelisi tersebut adalah iklan. 38 Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”, Artikel diakses pada 24 September 2013 http:bincangmedia.wordpress.com20120229reserved-2nd-post-for-29-february.