26
a. Ruang Lingkup. Media Siber adalah segala bentuk media yang
menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan
Pers yang ditetapkan Dewan Pers.
38
b. Verifikasi dan keberimbangan berita. Pada prinsipnya setiap berita harus
melalui verifikasi. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan
keberimbangan. c.
Isi Buatan Pengguna User Generated Content. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan Pengguna yang
tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas.
d. Pencabutan Berita. Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut
karena alasan penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA, kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau
berdasarkan pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers. e.
Iklan. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita dan iklan. Setiap beritaartikelisi yang merupakan iklan dan atau isi
berbayar wa jib mencantumkan keterangan ”advertorial,” ”iklan,” ”ads,”
”sponsored,” atau kata lain yang menjelaskan bahwa beritaartikelisi tersebut adalah iklan.
38
Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”, Artikel diakses pada 24 September 2013 http:bincangmedia.wordpress.com20120229reserved-2nd-post-for-29-february.
27
f. Hak Cipta. Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. g.
Pencantuman Pedoman. Media siber wajib mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber ini di medianya secara terang dan jelas.
h. Sengketa. Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman
Pemberitaan Media Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers.
39
B. Teori Gill Branston dan Roy Stafford Organization Production
Peneliti akan menggunakan teori Gill Branston dan Roy Stafford Organization Production. Di sesuaikan dengan penelitian peneliti yang
bertemakan suatu proses produksi di sebuah media online, peneliti memilih teori organisasi produksi milik Branston dan Stafford untuk di tinjau lebih jauh.
Branston dan Stafford menjelaskan konsep proses produksi dengan orang yang ahli bekerja di media yang berbeda misalnya penerbitan majalah, televisi
dan lain-lain, itu akan memungkinkan terjadi perbedaan penekanan kekhususan dalam praktek kerja mereka. Branston dan Stafford menguraikan suatu proses
produksi ke dalam beberapa tahap produksi secara garis besar, yaitu: Pra- produksi, produksi, dan pasca produksi.
40
Branston dan Stafford menjadikan sebuah produksi film sebagai contoh kasus dalam pembahasan teori organisasi
produksi di bukunya “The Media Student‟s Book”
39
Iwan Awaluddin Yusuf, “Bincang Media”, Artikel diakses pada 24 September 2013 http:bincangmedia.wordpress.com20120229reserved-2nd-post-for-29-february.
40
Gill Branston dan Roy Stafford, The Medi a Student‟s Book, Third Edition London:
Routledge, 2003, h. 280.
28
Branston dan Stafford menjelaskan, bahwa dalam kegiatan suatu organisasi produksi bisa dilakukan dengan beberapa tahap umum tahap, yaitu:
Pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahap-tahap ini menunjukan proses produksi yang jelas. Ada sebuah pendapat bahwa produk media tidak perlu
melibatkan negosiasi yang tak berujung, dan pra-produksi meskipun masuknya beberapa materi itu masih perlu dinegosiasikan. Tetapi ketika produk pertama
kali merancang suatu tim produksi itu akan melalui tahap-tahap ini.
41
Sebuah televisi atau radio mempunyai tugas pada tim tertentu yang juga dikatakan sebagai
sebuah produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Maka sama halnya dengan media online yang menghasilkan produk berupa teks berita online.
1. Pra-Produksi
Sebagai seorang tim produksi dalam mengawali proses pra-produksi, Branston dan Stafford menyebutkan beberapa unsur-unsur penting yang harus di
sadari untuk masalah kesehatan dan keamanan yang kurang jelas:
42
a Stres
adalah bahaya potensi bagi tim produksi yang sering tertekanan untuk membuat keputusan atau mengoperasikan
peralatan dengan cepat dan efisien. b
Pertanggung jawaban publik yang mengharuskan reporter untuk berhati-hati ketika keluar pada lokasi di mana seorang sumber
berita mungkin terganggu oleh kamera, kabel, lampu dan sebagainya.
41
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition London:
Routledge, 2003, h. 280.
42
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 286.
29
c Efek khusus dan akrobatik dapat menambahkan transaksi yang
baik untuk produksi video, tetapi ada resiko dalam menciptakan sebuah efek yang menggemparkan, seperti dalam mengemudi atau
percobaan yang gagal dan sebagainya. d
Mengangkat dan bergerak: seorang reporter berkewajiban
mengurusi peralatan yang dibutuhkan sehingga dalam keadaan hiruk pikuk pun bagaimana cara seorang reporter ingin peralatan
tersebut teratur, itu semua harus dilakukan dengan mengangkat dan bergerak dan kadang-kadang terjadi kerusakan pada peralatan
yang mahal. Maka diperlukan dalam mempelajari cara untuk menangani peralatan dengan benar, kru dan waktu untuk
memindahkannya dengan baik.
43
Gill Branston dan Roy Stafford telah menggolongkan empat komponen penting dalam proses pra-produksi,
44
yaitu;
a. Negosiasi singkat Organisasi pelaksana produksi
Ketika sebuah tim produksi memiliki ide tetapi tidak ada pembicaraan yang spesifik, maka sebuah negosiasi singkat akan diperlukan. Sebuah negosiasi
singkat dapat dijalankan dengan berbagai cara, melalui pembicaraan langsung maupun melalui sebuah proposal.
45
Adanya proses negosiasi akan mengarahkan ke titik dimana tim produksi akan tawar-menawar kesepakatan dengan segala
43
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition London:
Routledge, 2003, h. 286.
44
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 286.
45
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, h. 286.