38 Penelitian ini dilakukan selama dua bulan. Pengumpulan data dilakukan
selama dua minggu, pengelolahan data dilakukan selama satu bulan, dan pengkosepan skripsi dikerjakan selama tiga minggu lihat Lamp. 1.
3.2 Sumber Data
Data penelitian ini ada dua yaitu, data lisan dan data tulis. Data lisan diperoleh dari penutur bahasa Batak Toba yang ditentukan berdasarkan kriteria
berikut ini. 1.
Berjenis kelamin pria atau wanita. 2.
Berusia 25-65 tahun. 3.
Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya.
4. Berstatus sosial menengah.
5. Memiliki kebanggan terhadap isolek dan masyarakat isoleknya.
6. Sehat jasmani dan rohani Mahsun, 1995: 106.
Informan penelitian ini direncanakan berjumlah tiga orang, terdiri atas dua perempuan dan satu laki-laki. Dari ketiga informan itu satu orang merupakan
informan kunci dapat dilihat pada gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
39 Gambar 3.3 Informan kunci
Wawancara dilakukan pada siang hari sekitar pukul 19.00-22.00 WIB dan pada hari kamis, sabtu, dan minggu.Biasanya wawancara dilakukan di rumah
informan.Pada saat penelitian, ada beberapa hambatan, yakni 1.
Peneliti kesulitan menyesuaikan waktu dengan informan. Informan biasanya bekerja di ladang dari pagi sampai sore. Akibatnya, waktu
melakukan wawancara terbatas. 2.
Masyarakat memandang peneliti secara negatif. Hal ini terjadi karena tingginya intensitas penelitian ke rumah informan.
Data tulis diperoleh dari Kamus Bahasa Batak Toba Wernicke, 2001 dan buku Jambar Hata Tu Ulaon Adat Sihombing, 1989. Pemilihan sumber itu
didasarkan syarat kebahasaannya sesuai dengan kaidah. Data intuitif juga digunakan sebagai data pelengkap. Tujuannya untuk melengkapi data yang sudah
Universitas Sumatera Utara
40 ada dan data intuisi juga digunakan untuk menguji keberterimaan yang disediakan
oleh narasumber.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode simak dan metode cakap Sudaryanto, 1993: 133-137. Data lisan dikumpulkan dengan
menggunakan metode simak dengan teknik lanjutan berupa teknik simak libat cakap, yaitu peneliti terlibat langsung dalam dialog dengan narasumber. Pada
topik pembicaraan peneliti berusaha memunculkan calon data sambil merekam pembicaraan Sudaryanto, 1993: 133.
Pada teknik simak bebas libat cakap, peneliti tidak terlibat dalam dialog peneliti hanya sebagai pemerhati yang menyimak pembicaraan orang-orang yang
sedang berdialog. Teknik simak bebas libat cakap juga efektif digunakan untuk menjaring data tulis. Di sini pencatatan berperan penting untuk menjaring data.
Teknik simak bebas libat cakap didukung dengan teknik rekam dan teknik catat Sudaryanto, 1993: 133-135.
Selanjutnya, metode cakap dengan teknik dasar teknik pancing. Dengan teknik pancing, peneliti memancing narasumber untuk memunculkan data yang
diinginkan. Penerapan teknik pancing didukung teknik cakap semuka, teknik cakap tansemuka, teknik rekam, dan teknik catat.
Teknik cakap semuka diterapkan dengan cara peneliti melakukan percakapan langsung dan bertatap muka ataupun berbicara langsung melalui
telepon dengan narasumber. Dalam hal ini, peneliti mengarahkan topik
Universitas Sumatera Utara
41 pembicaraan sesuai dengan kepentingan untuk memperoleh data yang diharapkan
sambil merekam pembicaraan. Teknik cakap tansemuka juga diterapkan untuk mengumpulkan data
dengan menyediakan kuesioner yang berisi daftar kalimat yang mengandung verba
POTONG
yang akan diterjemahkan oleh informan ke dalam bahasa Batak toba pada kolom yang telah disediakan.
Data verba
POTONG
yang telah dikumpulkan dikelompokkan berdasarkan alat, temporal, dan objeknya. Tahapan-tahapan pengelompokan data ialah sebagai
berikut. 1.
Mengelompokkan data yang termasuk verba
POTONG.
2. Mengelompokkan data yang termasuk verba
POTONG
berdasarkan alat, temporal, objek, dan cara melakukan tindakan memotong.
3. Data yang memiliki ciri semantis yang sama dikelompokkan pada
komponen semantis yang sama. 4.
Mengidentifikasi ciri-ciri khusus verba
POTONG
yang berada komponen semantis yang sama.
Verba
POTONG
dalam bahasa Batak Toba dikelompokkan berdasarkan ciri semantisnya. Misalnya, manaha
‛membela’, mangarambis ‛menebang’, dan mambola
2
‛membelah’ mempunyai ciri semantis yang sama menggunakan alat dan berobjek besar, sedangkan verba
POTONG
yang memiliki ciri semantis dengan menggunakan tangan dan berobjek kecil, misalnya mamutik
‛memetik’, mambola
1
‛membelah’, dan manipulhon ‛mematahkan’, seperti yang diilustrasikan pada Tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 3.2 Kategorisasi Verba
POTONG
dalam Bahasa Batak Toba
No. Kosa kata bahasa
Batak Toba Alat
Objek Alat
Tangan Besar
Kecil 1.
Manaha +
- +
- 2.
Mangarambis +
- +
- 3.
Mambola
2
+ -
± -
4. Mamutik
- +
- +
5. Mambola
1
- +
- +
6. Manipulhon
- +
- +
3.4 Metode dan Teknik Pengkajian Data