42
Tabel 3.2 Kategorisasi Verba
POTONG
dalam Bahasa Batak Toba
No. Kosa kata bahasa
Batak Toba Alat
Objek Alat
Tangan Besar
Kecil 1.
Manaha +
- +
- 2.
Mangarambis +
- +
- 3.
Mambola
2
+ -
± -
4. Mamutik
- +
- +
5. Mambola
1
- +
- +
6. Manipulhon
- +
- +
3.4 Metode dan Teknik Pengkajian Data
Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis data yang merupakan langkah terpenting untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin
dipecahkan. Data dianalisis dengan menggunakan metode agih yang didukung dengan metode padan terutama dalam menentukan makna verba Sudaryanto,
1993: 13-31. Cara kerja kedua metode tersebut dapat diringkas seperti di bawah ini.
3.4.1 Metode Padan
Dalam metode padan, alat penentunya adalah di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1993:13. Metode
padan berguna untuk mengidentifikasi butir-butir leksikal yang secara intuitif tergolong verba
POTONG
untuk menetapkan kategorisasi verba
POTONG.
Butir- butir leksikal yang termasuk verba
POTONG dikumpulkan dan
verba
POTONG
tersebut dikelompokkan berdasarkan ciri semantisnya.
Universitas Sumatera Utara
43 Verba
POTONG
yang memiliki ciri yang sama dikelompokkan pada komponen semantis yang sama dengan menggunakan teknik hubung banding
sama. Contoh: mamutik ‛memetik’, manipulhon ‛mematahkan’, dan mambola
2
‛membela’ berada pada kategori yang sama sebab mengacu pada peristiwa yang sama, yaitu
‛‛peristiwa verba
POTONG
yang menggunakan tangan”. Dari ciri-ciri itu dirumuskan komponen
‛X melakukan sesuatu pada sesuatu yang kecil dengan sesuatu tangan’.
Verba
POTONG
yang berada pada komponen semantis yang sama dibandingkan dengan menggunakan teknik hubung banding beda untuk
mengungkapkan ciri-ciri khusus yang membangun kategorisasi verba
POTONG
. Contoh: mamutik
‛memetik’, manipulhon ‛mematahkan’, dan mambola
2
‛membelah’ meskipun merupakan jenis peristiwa yang sama ‛‛melakukan sesuatu dengan sesuatu tangan” mengandung ciri khusus sebagai unsur pembedanya.
Ciri-ciri itu berhubungan dengan temporal, ukuran, dan wujud.
3.4.2 Metode Agih
Alat penentu dalam metode agih adalah unsur bahasa yang diteliti Sudaryanto, 1993: 15. Metode agih berperan penting dalam menganalisis dan
membandingkan makna. Teknik analisis yang digunakan ialah teknik ganti untuk menguji perilaku verba
POTONG
di dalam kalimat dan teknik parafrase. Misalnya, untuk mengetahui makna mangiris,
‛mengiris’ dibandingkan dengan kata-kata lain dalam satu ranah semantis, yaitu verba
POTONG
yang menggunakan alat misalnya, manjaljali
‛mencincang’ dan mananggoi ‛menyayat’, seperti pada contoh di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
44 mangiris
mengiris 14a Mamakke raut do hami
??manjaljali jagal i. AKT.pakai pisau T 1Jmk
mencincang daging DEM mananggoi
menyayat ‛Kami memakai pisau mengiris menyayat daging itu.’
manjaljali b Mamakke piso do hami ??mangiris happa i.
AKT.pakai pisau T 1Jmk ?mananggoi keladi DEM ‛Kami memakai pisau mencincang keladi itu.’
mangiris c Mamakke raut do hami ??mananggoi bawang i.
AKT.pakai pisau T 1Jmk ?manjaljali bawang DEM
‛Kami memakai pisau mengiris bawang itu.’ Pada kalimat 14 terlihat jelas bahwa berdasarkan alat yang digunakan
verba mangiris ‛mengiris’, manjaljali ‛mencincang’, mananggoi ‛menyayat’
menggunakan pisau. Berdasarkan objeknya verba mangiris ‛mengiris’ objeknya
daging, tumbuhan dan umbi, verba manjaljali ‛mencincang’ objeknya tumbuhan,
dan verba mananggoi ‛menyayat’ objeknya daging. Setelah ditemukan komponen
semantis yang terkandung pada verba
POTONG
, dilakukan parafrase pada makna. Sebagai ilustrasi verba mangiris
‛mengiris’, manjaljali ‛mencincang’, dan mananggoi
‛menyayat’ contohnya diberikan di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
45 15 Mangiris
‛mengiris’ Orang X melakukan sesuatu pada sesuatu bawang Y
dengan sesuatu pisauZ Karena ini sesuatu terjadi pada Y Y terpotong halus-halus
X menginginkan ini X melakukan seperti ini.
16 Manjaljali ‛mencincang’
Orang X melakukan sesuatu pada sesuatu keladiY dengan sesuatu pisauZ
Karena ini sesuatu terjadi pada Y Y terpotong kecil-kecil
X menginginkan ini X melakukan seperti ini.
17 Mananggoi ‛menyayat’
Orang X melakukan sesuatu pada sesuatu dagingY dengan sesuatu pisauZ
Karena ini sesuatu terjadi pada Y Y terpotong tipis-tipis
.
X menginginkan ini X melakukan seperti ini.
3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil penelitian data disajikan dengan dua metode informal dan formal Sudaryanto, 1993: 145. Metode informal adalah perumusan hasil analisis dengan
kata-kata biasa, sedangkan penyajian metode formal diwujudkan melalui penggunaan tanda-tanda atau lambang-lambang. Tanda yang dimaksud di
antaranya: tanda tambah +, tanda kurang -, tanda kurung biasa , tanda bintang dan tanda Tanya ?, tanda kurung kurawal {}, tanda kurung siku
[ ]. Untuk menyampaikan hasil kajian dalam penilitian ini akan dimanfaatkan kedua metode tersebut. Penggunaan tanda-tanda itu disebut teknik dasar,
memperjelas contoh-contoh data.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB IV VERBA POTONG BAHASA BATAK TOBA