Epidemiologi Kejang Demam 1. Distribusi Frekuensi Kejang Demam Distribusi Frekuensi berdasarkan Orang Distribusi Frekuensi berdasarkan Tempat dan Waktu Host

listrik dari sekitarnya, dan perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan. Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15 dan meningkatnya kebutuhan oksigen sebesar 20. Pada seorang anak usia 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65 dari seluruh sirkulasi tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15. Jadi kenaikan suhu tubuh pada seorang anak dapat mengubah keseimbangan membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion Kalium dan ion Natrium melalui membran tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya lepas muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini demikian besar sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel lain yang ada didekatnya dengan perantaraan neurotransmitter sehingga terjadilah kejang. 2.5. Epidemiologi Kejang Demam 2.5.1. Distribusi Frekuensi Kejang Demam

a. Distribusi Frekuensi berdasarkan Orang

Penelitian Lumbantobing, S.M., 1995 pada 297 bayi dan anak yang menderita kejang demam menunjukkan bahwa 83,6 kejang demam pertama terjadi pada usia 1 bulan sampai 2 tahun. 5 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Parmar, R.C., dkk 2001 di Department of Paediatrics of A Tertiarycare Centre di kota Metropolitan, India menunjukkan bahwa penderita kejang demam lebih banyak diderita oleh anak laki-laki 55 dan pada anak perempuan 45. 22 Universitas Sumatera Utara

b. Distribusi Frekuensi berdasarkan Tempat dan Waktu

Berdasarkan studi kohort yang dilakukan oleh Huang, CC., dkk 1999 di kota Tainan, Taiwan pada 11.714 neonatal dari oktober 1989 – september 1991, setelah 3 tahun diikuti, 10.460 anak bersedia untuk mengikuti survei mengenai kejang demam. Dari 10.460 anak, didapatkan 256 anak yang pernah menderita kejang demam, sehingga diperoleh insidens kejang demam pada anak di kota Tainan, Taiwan 2,4. 25 Berdasarkan studi kohort yang dilakukan di Denmark selama 28 tahun 1 Januari 1977 - 31 Desember 2005 pada bayi baru lahir sampai usia tiga bulan pertama diperoleh insidensi kejang demam 3,3. 15 2.5.2.Determinan Kejang Demam Determinan kejang demam dibedakan berdasarkan host, agent dan environment.

a. Host

Faktor host yang menjadi determinan terjadinya kejang demam antara lain : a.1. Umur Berdasarkan studi kasus kontrol yang dilakukan Fuadi, A., dkk 2010 di RSUP dr. Kariadi Semarang menunjukkan bahwa anak yang berusia 2 tahun mempunyai risiko 3,4 kali lebih besar mengalami kejang demam dibandingkan dengan anak yang berusia 2 tahun. 26 Penelitian Karimzadeh, P., dkk 2008 di Mofid Children’s Hospital Iran menunjukkan bahwa penderita kejang demam paling banyak terjadi pada usia dua tahun pertama 13-24 bulan yaitu 39,8. 8 a.2. Jenis kelamin Berdasarkan penelitian Bessisso, M.S., dkk 2000 di Qatar menunjukkan bahwa kejang demam lebih banyak diderita oleh anak laki-laki dibandingkan dengan Universitas Sumatera Utara anak perempuan dengan rasio 1,2 : 1, dimana anak laki-laki 128 orang 54,2 dan anak perempuan 108 orang 45,8. 27 Hasil penelitian Siddiqui, T.S., 2000 di Department of Paediatrics, Hayat Shaheed Teaching Hospital Peshawar diperoleh anak laki-laki yang menderita kejang demam 55 dan anak perempuan 45. 28 a.3. Riwayat kejang keluarga Berdasarkan studi kasus kontrol yang dilakukan Fuadi, A., dkk 2010 di RSUP dr. Kariadi Semarang menunjukkan bahwa anak yang memiliki keluarga dengan riwayat kejang berisiko 4,5 kali untuk mengalami kejang demam dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki keluarga dengan riwayat kejang. 26 Penelitian Karimzadeh, P., dkk 2008 di Mofid Children’s Hospital Iran menunjukkan bahwa dari 302 anak yang menderita kejang demam, ada 28,8 anak yang memiliki keluarga dengan riwayat kejang demam. 8 Penelitian Ridha, N.R., dkk 2009 di RS Wahidin Sudirohusodo di Makassar menunjukkan bahwa anak yang memiliki keluarga dengan riwayat kejang demam berisiko 6 kali untuk mengalami kejang demam. 23 Berdasarkan studi yang dilakukan Huang, CC., dkk 1999 di Taiwan menunjukkan bahwa anak yang memiliki saudara kandung dengan riwayat kejang demam berisiko 3,1 kali untuk menderita kejang demam. 25 a.4. Berat badan lahir Berdasarkan penelitian Vestergaard dkk 2002 di Denmark didapatkan bahwa risiko kejang demam meningkat secara konsisten dengan penurunan berat badan ketika lahir. Bayi yang lahir dengan berat badan 2500 gram 1,5 kali berisiko untuk menderita kejang demam. Pada bayi yang lahir dengan berat badan 2500-2999 gram risikonya 1,3 kali, bayi yang lahir dengan berat badan 3000-3499 gram risikonya 1,2 Universitas Sumatera Utara kali, sedangkan bayi yang lahir dengan berat badan 3500-3999 gram dan 3999 gram risiko untuk menderita kejang demam sebesar 1 kali. 29

b. Agent