Agent Environment Pengobatan Fase Akut

kali, sedangkan bayi yang lahir dengan berat badan 3500-3999 gram dan 3999 gram risiko untuk menderita kejang demam sebesar 1 kali. 29

b. Agent

Kejadian kejang demam dicetuskan karena terjadinya kenaikan suhu tubuh di atas normal demam. Tinggi suhu tubuh pada saat timbul serangan kejang disebut nilai ambang kejang. Ambang kejang berbeda-beda untuk setiap anak. Adanya perbedaan ambang kejang ini menunjukkan bahwa ada anak yang mengalami kejang setelah suhu tubuhnya meningkat sangat tinggi sedangkan pada anak yang lain, kejang sudah timbul walaupun suhu meningkat tidak terlalu tinggi. Penelitian Karimzadeh, P., dkk 2008 di Mofid Children’s Hospital, diperoleh 302 kasus penderita kejang demam dimana anak yang mengalami kejang pada suhu ≤38,5 o C ada 60,9, sedangkan anak yang mengalami kejang pada suhu 38,5 o C ada 39,1. 8 Demam yang terjadi pada anak biasanya disebabkan oleh penyakit infeksi. Penelitian Mahyar, A., dkk 2010 di Iran menunjukkan bahwa anak yang menderita kejang demam, demamnya paling banyak disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan akut ISPA 53,8, diikuti dengan gastroenteritis 24,4, otitis media akut 9, infeksi saluran kemih 6,4, pneumonia 3,8 dan lainnya 2,6. 24

c. Environment

Faktor lain yang memengaruhi timbulnya kejang demam adalah faktor lingkungan dengan sanitasi dan higiene yang buruk serta pemukiman yang terlalu padat. Kondisi ini mengakibatkan mudahnya agent penyakit berkembang biak serta terjadi penularan penyakit infeksi yang cepat. Pemaparan agent penyakit juga dapat Universitas Sumatera Utara terjadi pada saat anak kontak secara langsung dengan anggota keluarganya yang sakit.

2.6. Komplikasi Kejang Demam

Gangguan-gangguan yang dapat terjadi akibat dari kejang demam anak antara lain :

2.6.1. Kejang Demam Berulang.

Kejang demam berulang adalah kejang demam yang timbul pada lebih dari satu episode demam. Beberapa hal yang merupakan faktor risiko berulangnya kejang demam yaitu : a. Usia anak 15 bulan pada saat kejang demam pertama b. Riwayat kejang demam dalam keluarga c. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam d. Riwayat demam yang sering e. Kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks. Berdasarkan penelitian kohort prospektif yang dilakukan Bahtera, T., dkk 2009 di RSUP dr. Kariadi Semarang, dimana subjek penelitian adalah penderita kejang demam pertama yang berusia 2 bulan - 6 tahun, kemudian selama 18 bulan diamati. Subjek penelitian berjumlah 148 orang. Lima puluh enam 37,84 anak mengalami bangkitan kejang demam berulang. 30

2.6.2. Kerusakan Neuron Otak.

Kejang yang berlangsung lama 15 menit biasanya disertai dengan apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot yang Universitas Sumatera Utara akhirnya menyebabkan hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat karena metabolisme anaerobik, hipotensi arterial, denyut jantung yang tak teratur, serta suhu tubuh yang makin meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas otot sehingga meningkatkan metabolisme otak. Proses di atas merupakan faktor penyebab terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsung kejang lama. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan neuron otak.

2.6.3. Retardasi Mental, terjadi akibat kerusakan otak yang parah dan tidak

mendapatkan pengobatan yang adekuat.

2.6.4. Epilepsi, terjadi karena kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah

mendapat serangan kejang yang berlangsung lama. Ada 3 faktor risiko yang menyebabkan kejang demam menjadi epilepsi dikemudian hari, yaitu : a. Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung. b. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama. c. Kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks. Menurut American National Collaborative Perinatal Project, 1,6 dari semua anak yang menderita kejang demam akan berkembang menjadi epilepsi, 10 dari semua anak yang menderita kejang demam yang mempunyai dua atau tiga faktor risiko di atas akan berkembang menjadi epilepsi. 31 2.6.5. Hemiparesis, yaitu kelumpuhan atau kelemahan otot-otot lengan, tungkai serta wajah pada salah satu sisi tubuh. Biasanya terjadi pada penderita yang Universitas Sumatera Utara mengalami kejang lama kejang demam kompleks. Mula-mula kelumpuhan bersifat flaksid, setelah 2 minggu timbul spasitas. 2.7. Pencegahan Kejang Demam 2.7.1. Pencegahan Primordial Yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap kasus kejang demam pada seorang anak dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko kejang demam. Upaya primordial dapat berupa: a. Penyuluhan kepada ibu yang memiliki bayi atau anak tentang upaya untuk meningkatkan status gizi anak, dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisinya. Jika status gizi anak baik maka akan meningkatkan daya tahan tubuhnya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi yang memicu terjadinya demam. b. Menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan. Jika lingkungan bersih dan sehat akan sulit bagi agent penyakit untuk berkembang biak sehingga anak dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi.

2.7.2. Pencegahan Primer

32 Pencegahan Primer yaitu upaya awal pencegahan sebelum seseorang anak mengalami kejang demam. Pencegahan ini ditujukan kepada kelompok yang mempunyai faktor risiko. Dengan adanya pencegahan ini diharapkan keluargaorang terdekat dengan anak dapat mencegah terjadinya serangan kejang demam. Universitas Sumatera Utara Upaya pencegahan ini dilakukan ketika anak mengalami demam. Demam merupakan faktor pencetus terjadinya kejang demam. Jika anak mengalami demam segera kompres anak dengan air hangat dan berikan antipiretik untuk menurunkan demamnya meskipun tidak ditemukan bukti bahwa pemberian antipiretik dapat mengurangi risiko terjadinya kejang demam.

2.7.3. Pencegahan Sekunder

33 Yaitu upaya pencegahan yang dilakukan ketika anak sudah mengalami kejang demam. Adapun tata laksana dalam penanganan kejang demam pada anak meliputi :

a. Pengobatan Fase Akut

Anak yang sedang mengalami kejang, prioritas utama adalah menjaga agar jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak dimiringkan untuk mencegah aspirasi. Sebagian besar kasus kejang berhenti sendiri, tetapi dapat juga berlangsung terus atau berulang. Pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus dilakukan teratur, bila perlu dilakukan intubasi. Keadaan dan kebutuhan cairan, kalori dan elektrolit harus diperhatikan. Suhu tubuh dapat diturunkan dengan kompres air hangat dan pemberian antipiretik. Pemberantasan kejang dilakukan dengan cara memberikan obat antikejang kepada penderita. Obat yang diberikan adalah diazepam. Dapat diberikan melalui intravena maupun rektal. 34

b. Mencari dan mengobati penyebab