penjual menjual dagangan di pinggir jalan yang padat lalu lintas dan dalam keadaan terbuka.
Makanan jajanan tersebut sangat diminati oleh masyarakat yang berada disekitar maupun yang kebetulan lewat daerah tersebut khususnya para mahasiswa.
Hal ini karena makanan jajanan tersebut terjangkau baik dalam harga maupun lokasi. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengetahui kadar timbal Pb pada makanan
jajanan tersebut berdasarkan lama waktu pajanan yang dijual dipinggir jalan Pasar I Padang Bulan Medan Tahun 2009.
1.2. Perumusan Masalah
Kendaraan bermotor adalah sumber pencemaran terbesar timbal Pb di lingkungan. Timbal Pb tersebut akan mencemari lingkungan di sekitarnya, baik
udara, tanah, air maupun makanan. Makanan yang dapat terkontaminasi oleh timbal Pb adalah makanan jajanan yang dijual di pinggir jalan. Lama waktu pajanan
berpengaruh terhadap kadar timbal Pb pada makanan jajanan yang dijual dipinggir jalan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalahnya adalah berapa
kadar timbal Pb pada makanan jajanan berdasarkan lama waktu pajanan yang dijual dipinggir jalan Pasar I Padang Bulan Medan Tahun 2009.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kadar timbal Pb pada makanan jajanan berdasarkan lama waktu pajanan yang dijual dipinggir jalan Pasar I Padang Bulan Medan Tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kadar timbal Pb pada makanan jajanan jenis gorengan
bakwan berdasarkan lama waktu pajanan yaitu segera setelah diangkat dari kuali penggorengan.
2. Untuk mengetahui kadar timbal Pb pada makanan jajanan jenis gorengan
bakwan berdasarkan lama waktu pajanan yaitu tiga jam terpajan setelah diangkat dari kuali penggorengan.
3. Untuk mengetahui kadar timbal Pb pada makanan jajanan jenis gorengan
bakwan berdasarkan lama waktu pajanan yaitu enam jam setelah diangkat dari kuali penggorengan.
4. Untuk mengetahui kadar timbal Pb pada makanan jajanan jenis gorengan
tersebut apakah memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Dirjen POM dalam keputusan Dirjen POM No.
03725BSK1989 tentang batas maksimum cemaran logam di dalam makanan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.
Sebagai informasi pada masyarakat mengenai kadar timbal Pb pada makanan jajanan yang dijual di pinggir jalan kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai referensi pada masyarakat agar lebih selektif dalam upaya
pemilihan makanan jajanan yang akan dikonsumsi. 3.
Bagi lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di lingkungan hidup dan bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang positif dalam menyusun kebijakan di bidang pemeliharaan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Udara 2.1.1. Pengertian Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan Fardiaz, 1992. Udara juga merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya
sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Dalam udara terdapat oksigen untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon
untuk menahan sinar ultraviolet.
2.1.2 Pengertian Pencemaran Udara
Menurut ”The Engineers” Joint Council in Air Polution and Its Control, yang
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bahwa pencemaran udara diartikan hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfer di luar, antara lain
oleh debu, busa, gas, kabut, bau–bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga
menimbulkan gangguan terhadap kehidupan manusia, tumbuh–tumbuhan atau binatang maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah dapat mempengaruhi
kelestarian organisme maupun benda. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.41 tahun 1999, pencemaran udara
adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, danatau komponen lain ke dalam
Universitas Sumatera Utara
udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
2.1.3. Sumber Pencemaran Udara
Sumber bahan pencemar dapat menjadi dua golongan besar, yaitu: 1.
Sumber alamiah Beberapa kegiatan alam bisa menyebabkan pencemaran udara seperti kegiatan
gunung berapi, kebakaran hutan, petir, kegiatan mikroorganisme dan lain–lain. Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya asap, debu, grit dan gas–gas CO dan NO.
2. Sumber buatan manusia
Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan pencemar bermacam–macam, antara lain adalah :
a. Pembakaran, Misalnya pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan
rumah tangga, industri, kendaraan bermotor yang menghasilkan asap, debu, pasir dan gas.
b. Proses peleburan, seperti peleburan baja, pembuatan keramik, soda, semen
dan aspal yang menghasilkan debu, asap dan gas. c.
Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral dan logam. Bahan yang dihasilkan terutama adalah debu.
d. Proses pengolahan, seperti pada proses pengolahan makanan, daging,
ikan, penyamakan dan pengasapan yang menghasilkan asap, debu dan bau.
e. Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
f. Proses percobaan atom nuklir yang menghasilkan gas dan debu radioaktif
dll.
2.2. Polutan Logam Berat di Lingkungan
Penggunaan logam – logam berat dalam berbagai keperluan sehari-hari berarti telah secara langsung maupun tidak langsung, atau sengaja maupun tidak sengaja,
telah mencemari lingkungan. Beberapa logam berat tersebut ternyata telah mencemari lingkungan melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan lingkungann. Logam –
logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri Hg, timbal Pb, arsenik As, kadmium Cd, Khromium Cr dan Nikel
Ni. Logam – logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun
yang terakumulasi Fardiaz, 1992. . Pencemaran timbal Pb bersumber dari kendaraan bermotor yang dibubuhkan
ke dalam BBM dalam bentuk tetra etil lead TEL sebanyak 0,42 mgl sejak 1990. Sebelumnya kadar yang dibubuhkan lebih tinggi lagi. Berbagai penelitian telah
dilakukan tentang timbal Pb dan korelasi terhadap kepadatan lalu lintas menghasilkan korelasi yang baik sekali dilihat dari kepadatan dan jarak. Pemeriksaan
pada humus, akar, batang dan daun teh di daerah Puncak, Bogor dan Kancabali, Bandung memperlihatkan bahwa permukaan humus mengandung timbal Pb terbesar
dan konsentrasinya berkurang dengan kedalaman tanah. Selanjutnya tinggi konsentrasi secara berurutan didapat pada akar, daun teh dan batang Rahardjo, 1995
dalam Soemirat 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Timbal Pb 2.3.1. Definisi dan Sifat – sifat Timbal Pb