BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Kualitas dari
udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara alamiahnya adalah
udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga kehidupan. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat
hidup untuk beberapa menit saja Fardiaz, 1992. Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali.
Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk
terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini tentu tergantung pada keadaan geografi dan metereologi setempat
Wardhana, 2004. Sebagian besar pencemar udara sekitar 75 berasal gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sumber polusi yang utama berasal dari
kendaraan bermotor. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah dan lain-lain Setiono, 1998.
Salah satu polutan yang dihasilkan kendaraan bermotor yaitu timbal Pb. Kadar logam berat beracun dan berbahaya seperti timbal Pb khususnya di udara,
Universitas Sumatera Utara
saat ini telah mencapai pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan, terutama di kota– kota besar dengan intensitas asap kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin
cukup padat. Sumber pencemaran timbal Pb terbesar berasal dari pembakaran bensin,
dimana dihasilkan berbagai komponen timbal Pb, terutama PbBrCl dan PbBrCl
2
Fardiaz, 1992. Timbal Pb dicampurkan ke dalam bensin sebagai anti letup atau anti knock aditif dengan kadar sekitar 2,4 gramgallon. Timbal Pb yang digunakan
untuk anti knock adalah tetraethyl timbal C
2
H
5 4.
Fungsi penambahan timbal Pb adalah dimaksudkan untuk meningkatkan bilangan oktana. Timbal Pb adalah bahan
yang dapat meracuni lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh sistem di dalam tubuh. Timbal Pb dapat masuk ke tubuh melalui inhalasi, makanan dan
minuman serta absorbsi melalui kulit Albalak, 2001. Makanan yang dapat terkontaminasi oleh timbal Pb hasil pembakaran bensin
adalah makanan yang dijual dipinggir jalan. Makanan yang dijual dipinggir jalan biasanya adalah makanan jajanan. Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat mengingat
makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya
yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan masyarakat Mudjajanto, 2005. Data hasil survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik 1999 menunjukkan bahwa persentase pengeluaran rata-rata per kapita per bulan penduduk perkotaan untuk makanan jajanan meningkat dari 9,19 persen pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 1996 menjadi 11,37 persen pada tahun 1999. Selain itu, kontribusi makanan jajanan terhadap konsumsi remaja perkotaan menyumbang 21 persen energi dan 16
persen protein. Sementara itu kontribusi makanan jajanan terhadap konsumsi anak usia sekolah menyumbang 5,5 persen energi dan 4,2 persen protein Mudjajanto,
2005. Bedasarkan survai tersebut yang dilakukan di Bursa Kue Subuh di kawasan
Pasar Senen, Jakarta Pusat diperoleh Kadar timbal Pb dalam makanan jajanan berkisar 1,73-4,25 ppm, kadar timbal Pb tertinggi terdapat pada kue lapis kanji,
sedangkan kadar timbal Pb terendah terdapat pada putu ayu dan bolu kukus. Terdapat beberapa jenis makanan jajanan yang kadar timbal Pb nya melebihi
ambang batas yang ditentukan oleh WHO dan FAO 2 ppm, yaitu kue tape, kue talam, lapis kanji, dadar gulung, kueku, kue bugis, dan nagasari.
Selain itu, terdapat pula makanan jajanan yang kadar timbal Pb nya melebihi ambang batas yang ditentukan oleh Depkes RI 4 ppm, yaitu kue tape, kue talam,
dan kue lapis kanji. Cemaran logam timbal Pb ini diduga berasal dari sisa pembakaran atau asap kendaraan bermotor. Hal ini karena lokasi jualan kue di Bursa
Subuh terletak di pinggir jalan besar, dan sebagian besar di antaranya pada saat jualan tidak ditutup Mudjajanto, 2005.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kadar timbal Pb pada makanan jajanan yang dijual di pinggir jalan kota Medan di dapat hasil dari 12
sampel ternyata 11 diantaranya mengandung timbal Pb. Kadar yang terbesar pada kue pancong yaitu sebesar 1.0854 ppm dan terendah pada donat 1 yaitu sebesar
0.0000 ppm. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 tersebut berasal dari
Universitas Sumatera Utara
makanan jajanan yang dijual di Pasar USU, Pasar Peringgan dan Pasar Sei Sikambing Betty, 2008.
Kadar logam timbal Pb yang diperiksa masih berada dibawah persyaratan nilai ambang batas yang ditetapan oleh Dirjen POM No: 03725 BSKVII89 tentang batas
maksimum cemaran logam di dalam jenis makanan jajanan. Walaupun kandungan timbal Pb pada makanan jajanan tersebut masih di bawah nilai ambang batas namun
harus diwaspadai karena efek toksiknya tidak langsung, tetapi akan berdampak setelah beberapa tahun karena sifatnya yang cenderung terakumulasi pada makhluk
hidup. Sifat akumulasi inilah yang menyebabkan efeknya menjadi lebih berbahaya untuk manusia dan dapat menyebabkan kematian.
Tingginya kadar timbal Pb pada makanan jajanan juga dapat dipengaruhi oleh lama waktu makanan jajanan tesebut terpajan oleh bahan pencemar. Berdasarkan
penelitian oleh Yulianti tahun 2005 diperoleh hasil bahwa ada pengaruh lama waktu pajanan terhadap timbal Pb pada makanan jajanan yang dijual di depan Java
Supermall Peterongan Semarang. Menurut Mukono, lama paparan suatu agen akan mempengaruhi kemampuan agen tersebut dalam memberikan efek yang potensial
terhadap satu atau beberapa penyakit. Simpang Pasar I Padang Bulan adalah daerah yang dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar untuk berjualan di pinggir jalan. Di daerah tersebut juga banyak mahasiswa yang kost dan sering membeli makanan jajanan yang dijual di simpang
pasar I tersebut. Makanan jajanan yang dijual adalah jenis gorengan yaitu pisang goreng, tahu isi goreng, ubi goreng, tempe goreng dan bakwan dan lain-lain. Para
Universitas Sumatera Utara
penjual menjual dagangan di pinggir jalan yang padat lalu lintas dan dalam keadaan terbuka.
Makanan jajanan tersebut sangat diminati oleh masyarakat yang berada disekitar maupun yang kebetulan lewat daerah tersebut khususnya para mahasiswa.
Hal ini karena makanan jajanan tersebut terjangkau baik dalam harga maupun lokasi. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengetahui kadar timbal Pb pada makanan
jajanan tersebut berdasarkan lama waktu pajanan yang dijual dipinggir jalan Pasar I Padang Bulan Medan Tahun 2009.
1.2. Perumusan Masalah