Gambaran Umum Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu BP2T Kota Tangerang Selatan

2.1.1. Gambaran Umum Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

BP2T Kota Tangerang Selatan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu BP2T adalah kegiatan penyelenggaraan perijinan dan non perijinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. Atau dengan kata lain terjadinya pemangkasan tahapan dan prosedure, Transparansi biaya, Penyederhanaan Persyaratan, Pengurangan waktu rata-rata dalam proses perijinan dan Pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelengaaraan pelayanan PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR, 2008 . Birokasi perijinan merupakan salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi perkembangan usaha di Indonesia. Kondisi pelayanan perijinan saat ini masih dihadapkan pada sistem yang belum efektif dan efisien serta belum sesuai dengan tuntutan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengaduan dan keluhan dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai kinerja aparatur dan banyaknya peraturan yang tumpang tindih, prosedur yang berbelit-belit, tidak ada kepastian jangka waktu penyelesaian, tingginya biaya yang harus dikeluarkan, banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi, sikap petugas yang kurang responsive, sarana yang kurang menunjang dan lain-lain, sehingga menimbulkan citra yang kurang baik terhadap kinerja Pemerintah Daerah. Untuk mengatasi kondisi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas berkesinambungan demi mewujudkan pelayanan publik yang prima. Upaya perbaikan kualitas pelayanan perijinan dilakukan melalui serangkaian regulasi kebijakan sebagai wujud reformasi birokrasi pelayanan publik yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Oleh sebab itu, dibentuklah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BP2T, 2010. BP2T Kota Tangerang Selatan memiliki motto : “Kepastian Ijin dengan Tidak Mempermudah dan Tidak Mempersulit”

2.1.2. Dasar Hukum BP2T