Variabel Return Pasar Diskriptif Variabel Penelitian 1. Variabel
59 dihasilkan dari data ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan
stabil dari waktu ke waktu selama periode observasi, akan tetapi bila periode observasi terlalu lama, anggapan beta konstan dan stabil adalah kurang tepat,
karena sebenarnya beta berubah dari waktu ke waktu Jogianto, 2003: 270. Persamaan regresi yang digunakan untuk mengestimasikan beta dapat
didasarkan pada model indeks tunggal dengan rumus: Ri = α i + βiRm + ei
Dimana : Ri = Tingkat keuntungan saham individual masa depan
α i = Nilai yang menunjukkan nilai pengharapan dari bagian tingkat saham i yang tidak
dipengaruhi oleh perubahan pasar atau αi adalah risiko tidak sistematis unsystematic Risk
βi = Parameter yang mengukur perubahan yang diharapakan pada Ri kalau terjadi perubahan. Rm
atau βi adalah risiko sistematis Systematic Risk Rm = Tingkat keuntungan indeks pasar
Ei = Menunjukkan elemen acak dari bagian tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar Eei = 0
Persaman diatas merupakan persaman regresi linier sederhana, dengan Ri sebagai variabel independen. Jadi indeks harga saham individual dan indeks harga
saham gabungan dimasukkan dalam analisis regresi linier untuk memperoleh nilai beta saham, alpha saham, tingkat keuntungan pasar saham dan tingkat risiko pasar
saham. Penyimpangan standar atau standar deviasi masih merupakan pengukuran
60 yang digunakan untuk menghitung risiko yang berhubungan dengan return
ekspektasi. Saham-saham yang terlibat dalam portofolio ini didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan : a. Tingkat keuntungan saham positif dan tinggi serta risiko yang kecil dari sampel
yang diteliti. b. Korelasi antar saham
Pemilihan saham untuk portofolio ini diperhatikan saham-saham yang negatif atau relatif lebih rendah dengan saham-saham yang lain.
c. Besar beta saham sebagai pengukuran sensitifitas suatu saham terhadap pasar. Semakin besar nilai beta saham, semakin besar nilai risiko yang dihadapi
saham tersebut. d. ERB dan C sekuritas yang dimasukkan dalam portofolio optimal adalah
sekuritas yang mempunyai nilai rasio ERB lebih tinggi atau sama dengan nilai C, karena C menunjukkan batas cut off point atau titik pembatas portofolio
yang menghasilkan keuntungan yang optimal. Rumus perhitungan ERB adalah sebagai berikut:
ERBi = Dimana:
ERBi = Excess Return To Beta sekuritas ke i ERi = Return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas
ke i Rbr = Return aktiva bebas risiko
61 Β = Beta sekuritas ke i
Berdasarkan perhitungan dapat dilihat dari beta saham individual yang sangat tinggi dan beta saham individual yang sangat rendah, nilai beta saham
individual tertinggi diperoleh Kalbe Farma Tbk sebesar 1,128089 dan nilai beta saham individual terendah diperoleh Astra Internasional Tbk sebesar -2,30959.
Nilai beta menunjukkan kepekaan pasar mengalami kenaikan maka harga saham juga akan mengalami kenaikan.
Jadi, beta menunjukkan kepekaan tingkat faktor risiko yang tidak bias dihilangkan dalam bentuk portofolio saham non diversiable risk. Bila nilai beta
semakin menjauhi nol 0, semakin besar pengaruh tingkat keuntungan pasar, sehingga semakin tinggi risiko saham tersebut. Dengan demikian nilai proporsi
Wi dari masing-masing saham adalah sama yaitu 129 = 0,0345 Berikut ini adalah cara perhitungan portofolio yang optimal untuk salah satu
emiten yaitu Jasa Marga Persero Tbk: 1 Perhitungan Ri Tingkat keuntungan saham individual
Ri =
Ri = Ri = 0,4537335
Rm =
Rm =