72 kemampuan atau strategi investor dalam mengelola portofolio investasinya serta
kemampuan dalam membaca pasar. Keuntungan optimal merupakan suatu yang relatif. Masing-masing investor memiliki titik optimal yang berbeda, namun
investor harus menentukan strategi investasi agar keuntungan yang didapat maksimal.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk tiap basis periode waktu nilai ERB tiap saham mengalami perubahan sehingga saham yang
menjadikandidat portofolio juga mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi harga saham antar waktu yang menyebabkan perbedaan return saham
antar waktu dan selanjutnya menjadikan perbedaan koefisien beta antar waktu. Beta saham yang tidak stabil tersebut akan mempengaruhi nilai ERB tiap saham
yang menjadi faktor penentu kandidat portofolio.
73
BAB V
Kesimpulan dan Implikasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis mengenai portofolio optimal dengan menggunakan indeks beta pada indeks LQ45 tahun 2010-2011, maka dapat disimpulkan:
1. Tingkat keuntungan return dapat diperoleh dengan cara menggunakan beta
sekuritas dengan hasil return yang diperoleh rata-rata 0,0226399 dan risiko sekuritas individual 0,0106466 yang berarti pasar cukup bergairah.
2. Tingkat keuntungan return portofolio yang optimal dapat dilakukan dengan mencari beta portofolio dengan menggunakan indeks tunggal dan risiko
sekuritas saham individual. Nilai Beta yang rendah menunjukkan bahwa risiko kecil, Jika return pasar mengalami kenaikan maka beta portofolio akan
mengalami kenaikan juga. 3. Pada perhitungan menunjukkan hampir semua sampel masuk dalam kandidat
portofolio yang optimal. Menurut perhitungan ERB dan Ci menghasilkan 23 saham yang memiliki ERB lebih besar daripada nilai Ci. Dari 29 saham
sampel yang tidak masuk dalam portofolio adalah Astra Argo LestariTbk, Adaro Energy Tbk, Aneka Tambang Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk,
Indocement Tunggal Perkasa Tbk dan Indosat Tbk karena nilai Ci lebih besar daripada nilai ERB.
74
B. Implikasi
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis portofolio saham yang optimal pada saham LQ45. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 29 sampel dari 45
perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45 pada periode 2010-2011. Adapun implikasi dari penelitian ini :
1. Bagi Investor dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga
pasarnya dengan kriteria jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara
dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harga naik. Jika harga pasar sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan melakukan transaksi.
Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Dalam berinvestasi,
investor memperhitungkan return dan resiko sejumlah dana yang akan diinvestasikan sehingga diperoleh return yang optimal dan risiko sekuritas
individual dapat digunakan untuk menentukan portofolio yang optimal. 2. Bagi peneliti lain, yang berminat untuk melakukan atau mengkaji ulang
penelitian ini dapat melakukan beberapa perbedaaan seperti dengan memilih objek penelitian yang lebih luas dan menambahkan indikator lainnya.
75
C. Saran
Dalam penelitian ini terdapat kekurangan dan keterbatasan baik secara teknis maupun teoritis, antara lain:
1. Data harga saham, Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Indonesia yang digunakan adalah harga closing price bulanan sehingga kurang
mencerminkan keadaan pada harian pengamatan. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan harga closing price harian sehingga kemungkinan
dapat memberikan hasil yang lebih baik. 2. IHSG yang digunakan sebagai indeks pasar menimbulkan bias karena dalam
pembentukan IHSG terdapat juga saham-saham yang tidak aktif. Penelitian selanjutnya dapat mempergunakan return risk free rate dan indeks pasar yang
lain atau dengan membentuk sendiri indeks pasar tersebut. 3. Return risk free rate yang digunakan adalah SBI-1 bulan yang pada
kenyataannya tidak dijual bebas kepada masyarakat tetapi ditujukan kepada perbankan sehingga kurang tepat digunakan sebagai proxy return risk free rate.
4.Untuk penelitian selanjutnya perluasan penggunaan sampel dengan memperhatikan sektor industrinya dapat dilakukan agar diketahui pengaruh
sektor industri terhadap hasil penelitian. 5. Periode pengamatan penelitian cukup pendek hanya dua tahun, yaitu dari tahun
2010-2011. Oleh karena itu perlu untuk memperpanjang waktu pengamatan agar hasil penelitian lebih akurat.
76
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin. 2004. Dasar-dasar Manejemen Investasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Aminah, Siti. 2004, Optimalisasi Peluang Investasi Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di BEJ. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang. Ang, Robert. 1997, Pasar Modal Indonesia.Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Anoraga, Pandji dan Piji pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal.Jakarta. Rineka
Cipta. Ardiyos, 2001. Kamus Istilah Pasar Modal Dan Perdagang Internasional.Jakarta:
Citra Harta Prima. Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi.
Brigham, F. Eugene and Philip R. Daves, 2004. Intermediate Financial
Management. Eighth Edition, McGraw-Hill, Inc. New York.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia.Jakarta: Salemba Empat.
Fabozzi, 2000. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Fabozzi,FJ dkk.1999. Pasar dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Gito Sudarmo, Indriyo.1999. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta. Salemba Empat. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta: BPFE.
JSX. 2010. Jakarta Stock Exchange, Inc.