Data Hasil Penghitungan nilai EPNL untuk Bandara Juanda
39
No. Nama
Pesawat Tanggal
Jam Jenis
Operasi Tipe
Pesawat Lmax
PNLT maks
PNdB Koreksi
Durasi EPNL
EPNdB 94
Wings 942011
16.01 Landing
72-212A 87.20
102.87 -6.17
96.69 95
Batavia 942011
16.04 Landing
737-300 91.90
103.02 -5.25
97.77 96
Lion 942011
16.13 Landing
737-900 92.00
102.84 -5.56
97.28 97
TNI 942011
16.18 Landing
96.20 107.16
-7.73 99.44
98 Merpati
942011 16.21
Landing 737-300
93.10 104.45
-4.94 99.51
99 TNI
942011 16.26
Landing 96.20
108.34 -7.58
100.76 100
Batavia 942011
16.32 Landing
737-300 92.10
104.12 -7.28
96.84 101
TNI 942011
16.35 Landing
HERCULES
95.60 107.62
-8.00 99.63
102 Silk
1042011 08.52
Landing A319-100
93.40 104.97
-6.83 98.15
103 Wings
1042011 08.55
Landing 72-212A
91.10 105.54
-6.35 99.19
104 Sriwijaya
1042011 09.10
Landing 737-200
98.60 114.91
-6.88 108.03
105 Garuda
1042011 09.15
Landing 737-800
95.00 105.25
-7.11 98.14
106 Wings
1042011 09.19
Landing 72-212A
90.40 102.65
-5.04 97.61
107 Citilink
1042011 09.24
Landing 97.00
108.09 -7.85
100.25 108
Merpati 1042011
09.30 Landing
737-300 98.10
110.14 -7.94
102.20 109
Lion 1042011
09.35 Landing
737-900 95.60
106.63 -7.22
99.42 110
Lion 1042011
09.44 Landing
737-900 99.70
109.21 -7.11
102.11 111
Lion 1042011
09.54 Landing
737-900 96.60
107.92 -7.67
100.25 112
Sriwijaya 1042011
09.56 Landing
737-300 95.50
105.53 -5.29
100.24 113
Citilink 1042011
10.10 Landing
96.80 108.82
-7.63 101.20
114 Wings
1042011 10.16
Landing 72-212A
90.30 102.98
-5.02 97.96
115 Lion
1042011 10.21
Landing 737-400
99.60 110.72
-6.39 104.33
116 Garuda
1042011 10.26
Landing 737-800
93.70 102.70
-6.51 96.19
117 Wings
1042011 10.30
Landing 72-212A
92.30 104.65
-5.82 98.83
118 Sriwijaya
1042011 10.34
Landing 737-200
99.40 114.48
-7.55 106.93
119 Lion
1042011 10.57
Landing 737-900
98.20 108.54
-7.46 101.08
120 Wings
1042011 11.00
Landing MD-82
96.70 107.90
-7.22 100.67
121 Lion
1042011 11.17
Landing 737-900
97.50 109.13
-7.88 101.25
122 Sriwijaya
1042011 11.20
Landing 737-200
99.90 114.76
-7.45 107.30
123 Lion
1042011 11.24
Landing 737-900
98.80 108.88
-7.25 101.62
124 Garuda
1042011 11.29
Landing 737-800
96.60 107.88
-7.78 100.10
125 Garuda
1042011 11.32
Landing 737-800
95.80 107.28
-7.26 100.02
126 Air Asia
1042011 11.36
Landing A320-200
95.50 107.41
-8.27 99.14
127 Lion
1042011 14.06
Take Off 737-900
95.60 103.64
-4.40 99.24
128 Noname
1042011 14.22
Take Off 96.80
105.35 -3.50
101.85 129
Batavia 1042011
14.25 Take Off
89.10 98.19
-2.75 95.45
130 Garuda
1042011 14.38
Take Off 737-800
93.70 101.45
-3.88 97.57
131 Citilink
1042011 14.50
Take Off 92.80
101.46 -5.33
96.13 132
Lion 1042011
14.54 Take Off
737-900 96.20
104.27 -4.07
100.20 133
Lion 1042011
14.58 Take Off
737-400 95.60
105.28 -4.96
100.32 134
Lion 1042011
15.01 Take Off
737-900 96.20
105.72 -5.53
100.19 135
Batavia 1042011
15.10 Take Off
737-400 94.70
102.93 -3.47
99.47
Berdasarkan data pada Tabel 4.2. di atas dapat dibuat grafik seperti pada gambar di bawah ini:
40
Gambar 4.2.
Nilai EPNL per pesawat di bandara Surabaya
Selain nilai EPNL yang diperoleh dari tiap tipe pesawat itu berbeda. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa nilai EPNL
merupakan hasil penjumlahan antara PNLT maksimum dengan Koreksi Durasi. Dan dari hasil penelitian terlihat juga bahwa pada tipe pesawat
yang sama cenderung memiliki nilai range EPNL yang hampir sama. Pada Tabel 4.2. terlihat bahwa jenis pesawat dengan tipe 737-200
memiliki nilai EPNL dengan range antara 101.89 – 111.11 EPNdB,
pesawat dengan tipe 737-300 memiliki nilai EPNL dengan range antara 96.17
– 102.20 EPNdB, pesawat dengan tipe 737-400 memiliki nilai EPNL dengan range antara 99.47
– 104.33 EPNdB dB, pesawat dengan tipe 737-800 memiliki nilai EPNL dengan range antara 94.11
– 100.10 EPNdB, pesawat dengan tipe 737-900 memiliki nilai EPNL dengan
range antara 96.86 – 102.11 EPNdB, pesawat dengan tipe A320-200
memiliki nilai EPNL dengan range antara 94.37 – 99.17 EPNdB,
pesawat dengan tipe MD-82 memiliki nilai EPNL dengan range antara 98.40
– 100.67 EPNdB, pesawat dengan tipe F28-0100 memiliki nilai
41 EPNL dengan range antara 93.67
– 94.81 EPNdB, pesawat dengan tipe 72-212A memiliki nilai EPNL dengan range antara 86.15
– 99.19 EPNdB. Sedangkan untuk pesawat dengan tipe A319-100 memiliki nilai
EPNL 98.15 EPNdB dan pesawat dengan tipe Hercules memiliki nilai EPNL 99.63 EPNdB, hal ini dikarenakan pesawat dengan tipe A319-100
dan Hercules yang melintas saat dilakukan pengukuran di lapangan hanya 1 buah pesawat. Dengan demikian untuk bandara Juanda Surabaya
terdapat pesawat dengan nilai EPNL terendah adalah tipe 72-212A dengan 86.15 EPNdB dan nilai EPNL tertinggi adalah tipe 737-200
dengan 111.11 EPNdB. Sama halnya seperti data hasil pengukuran di bandara Pekanbaru, tinggi rendahnya nilai EPNL ini dimungkinkan
terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tipe pesawat, umur pesawat, jenis operasinya landing atau take off, jenis mesin dan
perawatannya, ataupun kelembaban daerah pengukuran, dan sebagainya. Untuk tipe 72-212A dengan nilai EPNL terendah merupakan pesawat
komersil dengan jenis mesin twin turboprop atau baling-baling sehingga menghasilkan deru pesawat yang tidak terlalu bising dibandingkan
dengan tipe 737-200 dengan nilai EPNL tertinggi yang merupakan pesawat dengan jenis mesin turbojet. Selain itu, umur pesawat 737-200
yang sudah sangat tua penerbangan perdana tahun 1969 dari pada tipe pesawat lain juga dapat menjadi faktor penyebab tingginya nilai EPNL
yang dihasilkan pesawat tipe ini. Begitupun dengan jenis operasi dari pesawat saat dilakukan pengukuran, pesawat dengan jenis operasi take
42 off lebih besar nilai EPNLnya daripada saat landing, hal ini dikarenakan
pesawat memerlukan tenaga yang cukup besar dari mesin untuk terbang. Selain itu, di bandara Juanda Surabaya terdapat beberapa jenis
pesawat yang tidak diketahui tipenya. Hal ini dimungkinkan terjadi karena beberapa faktor seperti posisi pesawat saat melintas terhadap
petugas pengukur di lapangan, kecepatan pesawat melintas, cuaca yang begitu terik sehingga menyulitkan petugas pengukur di lapangan untuk
melihat no. registrasi pesawat yang terletak di bagian bawah sayap dan badan atau ekor pesawat, dan sebagainya.
Dari hasil penghitungan nilai EPNL di atas terlihat pula bahwa kedua bandara memiliki tipe pesawat yang sama untuk nilai EPNL
terendah tipe 72-212A dan tertinggi tipe 737-200. Sehingga dapat diartikan bahwa pesawat tipe 737-200 merupakan pesawat penyumbang
bising terbesar di kedua bandara tersebut, sedangkan pesawat tipe 72- 212A adalah pesawat dengan kontribusi bising paling sedikit. Selain itu,
bila dilihat dari range nilai EPNL yang diperoleh di bandara Pekanbaru cenderung lebih besar daripada di bandara Surabaya dapat dilihat dari
nilai EPNL terendah dan tertinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa banyaknya jumlah pesawat tidak terlalu berpengaruh terhadap bising
yang dihasilkan, namun noise background ataupun keadaan alam di sekitar bandara-lah yang cukup berpengaruh karena keadaan alam yang
relatif masih sepi seperti di bandara Pekanbaru dapat membuat emisi suara dari pesawat terdengar lebih jelas, begitupun sebaliknya.
43