skor tertinggi − skor terendah
banyaknya bilangan Maka diperoleh
� =
5 −1
5
= 0,80 Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden
masing-masing variable yaitu : a.
Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00
b. Skor untuk kategori tinggi
= 3,41 – 4,20 c.
Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40
d. Skor untuk kategori rendah
= 1,81 – 2,60 e.
Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80
Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka dari jumlah skor dari variable akan
ditentukan rata-ratanya dngan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk kedalam
kategori yang mana.
II.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat.
Adapun metode statistik yang digunakan adalah :
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat Sugiyono, 2005:193. Cara
perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :
��� = �. ∑ �� − ∑ �∑ �
�{�. ∑ −∑ �2
�2
} ��. ∑ −∑ �2
�2
� Keterangan :
r = koefisien korelasi x = variabel bebas
y = variabel terikat n = jumlah sampel
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut :
a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol r = 0 berarti
hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada. b.
Koefisien korelasi yang diperoleh positif r = + berarti kenaikan nilai variabel yang satu, diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel
memiliki hubungan positif. c.
Koefisien korelasi yang diperoleh negatif r = - berarti kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti
menurunnya variabel yang lain.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antar kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran atau
interprestasi angka yang dikemukanan oleh sugiyono 2005:214.
Tabel 2.1 Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi
Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399
0,40 – 0,599 0,60 – 0,799
0,80 – 1,000 Sangat Rendah
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel
korelasi. Tabel korelasi menentukasn batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja dan alternatif dapat diterima.
2. Koefisien Determinant
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan
mengkuadratkan nikai koefisien korelasi product moment R dan dikalikan 100.
Keterangan : KP = Koefisien Korelasi
Rxy = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y
3. Uji Hipotesis Uji T
Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistik dengan rumus: � =
�√� − 2 √1 − �
2
Hadi, 2001:365 Kriteria pengujian adalah :
- Jika harga �
ℎ����� �
�����
maka hipotesis alternative ditolak -
Jika harga �
ℎ����� �
�����
maka hipotesis alternative ditolak
35
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1 Sejarah Kementerian Agama Kota Medan
Pada saat berdirinya Departemen Agama tahun 1946, Sumatera masih merupakan satu provinsi dengan Gubernur waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan.
Sejalan dengan itu Gubernur Sumatera mengangkat H. Muchtar Yahya sebagai kepala “Jawatan Agama Sumatera” yang kedudukannya di bawah Gubernur.
Setelah wilayah Sumatera dibagi menjadi 3 Tiga Provinsi, yakni Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. Di ketiga wilayah ini
ditunjuklah H. Mukhtar Yahya menjadi koordinator Jawatan – Jawatan Agama yang berkedudukan di Bukit Tinggi. Atas nama Presiden Gubernur Sumatera M.
Tengku Moch. Hasan mengangkat Kepala – Kepala Jawatan Agama yang tugas pokoknya mengurus pemerintahan khususnya agama di wilayah masing – masing
yakni Tengku Moch. Daud Beureuh di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Nazaruddin Thoha di Sumatera Tengah dan K. Azhari di Provinsi Sumatera
Selatan. Dalam sejarahnya sesudah kantor Jawatan Agama Provinsi Sumatera
Utara ada hubungan dengan Kementerian Agama yang berkedudukan di Yogyakarta, H. Mukhtar Yahya dipindahkan ke pusat untuk menduduki jabatan
baru sebagai Kepala Urusan Keagamaan Wilayah Sumatera. Provinsi Sumatera Utara yang merupakan gabungan dari Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli pada