Prosedur pengujian performansi mesin otto

46 3 3000 17,8 10,7 detik 336 4 3500 20,1 9,3 detik 385 5 4000 22,3 7,9 detik 451

4.1.2. Hasil Pengujian Menggunakan Magnet Jarak 10 cm

Hasil pengujian menggunakan magnet jarak 10 cm pada saluran bahan bakar dengan variasi putaran mesin 2000 rpm, 2500 rpm, 3000 rpm, 3500 rpm dan 4000 rpm dapat dilhat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Data hasil pengujian menggunakan magnet jarak 10 cm MAGNET JARAK 10 CM No. rpm Massa tarik kg Waktu konsumsi detik Bahan bakar grjam mf 1 2000 13,3 18 detik 200 2 2500 15,9 14,3 detik 251 3 3000 19,2 12,3 detik 293 4 3500 23,1 10,2 detik 352 5 4000 25,1 9,2 detik 391

4.1.3 Hasil Pengujian Menggunakan Magnet Jarak 20 cm

Hasil pengujian menggunakan magnet jarak 10 cm pada saluran bahan bakar dengan variasi putaran mesin 2000 rpm, 2500 rpm, 3000 rpm, 3500 rpm dan 4000 rpm dapat dilhat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Data hasil pengujian menggunakan magnet jarak 20 cm MAGNET JARAK 20 CM No rpm Massa tarik kg Waktu konsumsi detik Bahan bakar grjam mf 1 2000 12,9 16,1 detik 224 2 2500 15,6 13,8 detik 261 3 3000 18,1 12 detik 300 4 3500 21,8 9,9 detik 361 5 4000 23,7 8,7 detik 412

4.1.4 Hasil Pengujian Menggunakan Magnet Jarak 30 cm

47 Hasil pengujian menggunakan magnet jarak 30 cm pada saluran bahan bakar dengan variasi putaran mesin 2000 rpm, 2500 rpm, 3000 rpm, 3500 rpm dan 4000 rpm dapat dilhat pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Data hasil pengujian menggunakan magnet jarak 30 cm MAGNET JARAK 30 CM No. rpm Massa tarik kg Waktu konsumsidetik Bahan bakar grjam mf 1 2000 12,8 15,6 detik 230 2 2500 15,1 13,3 detik 270 3 3000 17,9 11,6 detik 310 4 3500 21,2 9,7 detik 372 5 4000 23,4 8,4 detik 426

4.1.5 Spesifikasi Data Alat dan Bahan Pengujian

Untuk menghitung unjuk kerja diperlukan data-data seperti data pada mesin yang diuji, data alat yang digunakan pada mesin uji dan data bahan bakar yang diuji. Data ini nantinya akan digunakan dalam perhitungan performansi mesin. Data spesifikasi alat tersebut sebagai berikut: A. Data Mesin : Mesin yang digunakan dalam pengujian ini adalah mesin Honda supra X 125 Helm In dengan data sebagai berikut :  Jumlah silinder : 1 silinder.  Diameter silinder B : 52,4 mm.  Langkah S: 57,9.  Rasio kompresi : 9,3 : 1.  Volume langkah : 124,8 cc.  Diameter roda : 17 inchi.  Rasio gigi speed 2 : 3120. 48 B. Data Bahan Bakar : Dalam penelitian ini, bahan bakar yang digunakan yaitu bahan bakar Premium, setelah dilakukan pengujian pada bom kalorimeter di laboratorium Motor Bakar, Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara, didapat nilai kalor atas HHV bahan bakar, ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Hasil pengujian nilai kalor bahan bakar premium NILAI KALOR BAHAN BAKAR PADA PENGUJIAN DI LABORATORIUM PRESTASI MESIN BAHAN BAKAR PREMIUM NO T1 C T2 C HHV HHV Rata –rata 1 26.25 26.93 46323.648 2 27.12 27.82 47794.24 3 28.95 29.64 47058.944 47206.004 4 24.62 25.33 48529.536 5 25.45 26.13 46323.648 HHV = T2 – T1 – T.........……….……………4.1 Dari tabel 4.1 di atas, HHV rata-rata dari 5 kali percobaan didapat sebesar : HHV = 47206,004 kjkg Jadi, nilai kalor bawah bahan bakar LHV premium dapat di cari dengan rumus 4.2 berikut. LHV = HHV – 3240 ……………………………………4.2 LHV = 47206,004 kjkg -3240 LHV = 43966,004 kjkg Jadi nilai kalor bawah LHV bahan bakar pada percobaan ini sebesar 43966,004 kjkg

4.2 Pengujian Performansi Mesin

49 Data yang diperoleh dari pembacaan langsung alat uji yang dipasang pada mesin sepeda motor Honda Supra X 125 Helm In pada saat pengujian antara lain :  Putaran Rpm melalui pembacaan Tacometer.  Massa tarik melalui timbangan pegas.  Konsumsi bahan bakar melalui pengukuran dengan tabung ukur.  Massa bahan bakar melalui pembacaan timbangan digital.

4.2.1 Final Ratio

Final ratio merupakan perkalian perbandingan roda gigi yang dimulai dari roda gigi pada gigi tarik roda belakang, roda gigi pada transmisi pada gigi 2 dalam percobaan ini, dan roda gigi poros engkol yang menyalurkan putaran dari poros utama ke transmisi. Adapun perbandingan rasio yang didapat adalah:  Perbandingan rasio pada roda belakang yaitu : Jumlah gigi tarik roda belakang : 36 Jumlah gigi tarik roda transmisi : 14 Maka didapat rasio perbandingan gear sebesar : 3614 = 2,5714  Perbandingan rasio gear 2 pada transmisi yaitu : Jumlah gear 2 : 31 Jumlah gear poros utama transmisi : 20 Maka didapat rasio perbandingan gear sebesar : 3120 = 1,55  Perbandingan rasio antara transmisi dengan poros engkol yaitu : Jumlah gear poros kopling : 67 Jumlah gear poros engkol : 20 Maka didapat rasio perbandingan gear sebesar : 6720 = 3,35 50 Jadi, untuk perbandingan rasio keseluruhan final ratio dapat diketahui dengan mengalikan ketiga perbandingan rasio di atas, dapat dilihat pada rumus 4.3 berikut. Final ratio = Perbandingan rasio gear roda x perbandingan rasio gear speed 2 x ……………………4.3 perbandingan rasio roda gigi poros engkol = 2,5714 x 1,55 x 3,35 = 13,352 Jadi, final ratio gear pada percobaan ini adalah 13,352.

4.2.2 Torsi

Besarnya torsi yang dihasilkan oleh mesin pada poros roda dengan bahan bakar premium saat menggunakan magnet dan tanpa menggunakan magnet dapat dihitung dari massa yang tertarik pada timbangan pegas dan jari-jari roda. Besarnya gaya yang dihasilkan pada setiap percobaan untuk setiap variasi putaran mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 4.4 berikut. F = G x m ……………………………………….………4.4 Dimana : F = Gaya N G = Percepatan gravitasi 9,86 ms 2 m = Massa Kg Sedangkan untuk menghitung torsi pada roda dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 4.5 berikut. T roda = F x r………………………………………..……4.5 Dimana : T roda = Torsi pada roda Nm r = jari-jari roda = ½. Diameter roda 51 = ½.17 inchi = 8,5 inchi = 0,216 m Torsi pada mesin sebelum dan sesudah menggunakan magnet dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 4.6 berikut. T mesin = ……………………………….…….4.6 Hasil pengujian pada sepeda motor Honda Supra X 125 Helm In tanpa penggunaan magnet dan dengan penggunaan magnet dengan jarak 10 cm, 20 cm, 30 cm, didapat massa tarik rata-rata pada timbangan pegas yang di tunjukkan pada tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Massa tertarik rata-rata pada pengujian tanpa penggunaan magnet Massa tertarik pada timbangan pegas No Putaran mesin Tanpa magnet Magnet 10 cm Magnet 20 cm Magnet 30 cm 1 2000 12.4 13.3 12.9 12.8 2 2500 14.6 15.9 15.6 15.1 3 3000 17.8 19.2 18.1 17.9 4 3500 20.1 23.1 21.8 21.2 5 4000 22.3 25.1 23.7 23.4 Dari persamaan 4.6 diatas, dan massa tertarik pada tabel 4.6, maka torsi mesin dapat dihitung sebagai berikut : 1.Torsi mesin tanpa penggunaan magnet.  Untuk n = 2000 rpm, didapat massa tarik rata-rata 12,4 Kg, maka T mesin : F = G x m = 9,86 x 12,4 = 122,264 Nm T roda = F x r 52 = 122,264 x 0,216 = 26,409 Nm T mesin = = 26,409 13,352 = 1,97791 Nm Untuk mendapatkan Torsi mesin masing-masing putaran dan jarak magnet pada saluran bahan bakar dapat menggunakan metode perhitungan yang sama. Besarnya Torsi mesin yang didapat dengan metode yang sama dapat kita lihat pada Tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Torsi mesin hasil perhitungan Torsi mesin Nm No Putaran mesin Tanpa magnet magnet 10 cm magnet 20 cm magnet 30 cm 1 2000 1,98 2,12 2,06 2,04 2 2500 2,33 2,54 2,49 2,41 3 3000 2,84 3,1 2,89 2,86 4 3500 3,21 3,69 3,48 3,38 5 4000 3,56 4,003 3,78 3,73 Dari hasil perhitungan torsi pada Tabel 4.7 di ketahui :  Pada putaran mesin 2000 rpm Tabel 4.7, Torsi terendah mesin diperoleh pada pengujian tanpa magnet yaitu sebesar 1,98 Nm. Sedangkan Torsi tertinggi pada putaran mesin 2000 rpm diperoleh pada pengujian dengan menggunakan magnet di saluran bahan bakar pada jarak 10 cm sebesar 2,12 Nm.  Pada putaran mesin 2500 rpm Tabel 4.7. Torsi terendah mesin diperoleh pada pengujian tanpa magnet yaitu sebesar 2,33 Nm. Sedangkan Torsi tertinggi pada putaran mesin 2500 rpm diperoleh pada pengujian dengan menggunakan magnet di saluran bahan bakar pada jarak 10 cm sebesar 2,54 Nm.