Teori Modal Teori Usahatani Viabilitas Finansial

dianalisis. Menurut Soeharjo dan Patong 1973, setidaknya ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan yaitu untuk menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan usaha, serta menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Analisis pendapatan menggambarkan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan usahatani.

2.2.3. Teori Modal

Modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk memproduksi kembali atau barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pendapatan Suratiyah K, 2009. Modal dapat dibagi dua, yaitu modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang dapat digunakan beberapa kali, meskipun akhirnya barang-barang modal ini habis juga, tetapi tidak sama sekali terisap dalam hasil. Contoh modal tetap adalah mesin, pabrik, gedung dan lain-lain. Modal bergerak adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang hanya bisa digunakan untuk sekali pakai, misalnya pupuk, pestisida dan lain- lain. Biaya modal yang bergerak diperhitungkan dengan harga biaya riil, sedangkan biaya modal tetap diperhitungkan dengan nilai penyusutan Daniel, 2002.

2.2.4. Teori Usahatani

Usahatani adalah setiap kombinasi yang tersusun organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan untuk produksi di lapangan pertanian Hernanto, 1996. Usahatani terdiri dari empat unsur pokok yaitu tanah, tenaga kerja, modal, serta pengelolaan. Menurut Soekartawi 1990, usahatani memiliki dua tujuan yaitu memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Memaksimumkan keuntungan adalah bagaimana mengalokasikan sumberdaya dengan jumlah tertentu seefisien mungkin, untuk memperoleh keuntungan maksimum, sedangkan konsep meminimisasi biaya berarti bagaimana menekan biaya produksi pada tingkat sekecil-kecilnya dalam suatu proses produksi. Biaya produksi merupakan korbanan yang dikeluarkan selama proses produksi, yang semula fisik, kemudian diberikan nilai rupiah Hernanto, 1996.

2.2.5. Viabilitas Finansial

Seperti yang tercantum pada National Regulatory System for Community Housing, 2014, viabilitas finansial adalah kemampuan usaha untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya produksi, pengeluaran operasional, kewajiban finansial, pengeluaran mikro dan seluruh pernyataan pengeluaran hingga pertumbuhan usaha di masa depan. Viabilitas dipahami sebagai kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang selama jangka waktu yang panjang . Ada banyak rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kelayakan pertanian, tiga faktor utama adalah likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Berbagai rasio yang digunakan dalam menilai setiap faktor dan mereka harus digunakan secara tidak terpisah satu sama lain. Viabilitas merupakan kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang selama periode waktu yang panjang. Ada tiga faktor utama untuk menghitung kelangsungan hidup pertanian yaitu: 1. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan pertanian untuk memenuhi komitmen keuangannya ketika jatuh tempo dalam kegiatan usaha normal. 2. Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan pertanian untuk membayar semua kewajiban melalui asetnya. 3. Profitabilitas Profitabilitas adalah sumber daya yang cukup akan dihasilkan untuk pembayaran biaya dan utang yang telah dikeluarkan Viabilitas finansial ditentukan oleh tingkat pendapatan pertanian. Pendapatan sektor pertanian menunjukkan fluktuasi yang kuat dari waktu ke waktu karena fluktuasi harga dan hasil. Tingkat pendapatan juga dipengaruhi oleh jumlah subsidi pertanian. Baik subsidi pupuk maupun subsidi di bidang pertanian Wiebe F, 2007.

2.3. Penelitian Terdahulu