fidusia. Berdasarkan Pasal 17 UUJF menyebutkan bahwasanya pemberi fidusia dilarang melakukan fidusia ulang terhadap objek jaminannya fidusia yang sudah
terdaftar. Fidusia ulang oleh pemberi Fidusia, baik debitur maupun penjamin pihak ketiga tidak dimungkinkan atas benda yang dijadikan objek jaminan fidusia karena
hak kepemiliknnya beralih kepada penerima fidusia.
2. Konsepsi
Konsepsi adalah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungi antara teori yang ada dengan kegiatan
observasi dalam penelitian, dan juga antar abstrak dan realitas.
17
Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneraliskan dari hal-hal yang
khusus,
18
yang disebut dengan operasional. Pentingnya suatu definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran dari suatu istilah
yang dipakai,selain dipergunakan juga untuk memberikan pegangan pada proses penelitian ini.
Oleh karena itu, dalam rangka penelitian ini perlu dirumuskan beberapa defenisi operasional tersebut yaitu :
17
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1989, hal 34
18
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998,hal 3
Universitas Sumatera Utara
a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
19
b. Kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan atau persetujuan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mengwajibkan pihak meminjam untuk mengembalikan atau
melunasi hutang setelah jangka waktu yang telah ditentukan dengan pemberian bunga.
20
c. Kreditur adalah pihak bank atau lembaga pembiayaan lainnya yang mempunyai
piutang karena perjanjian atau undang-undang.
21
d. Debitur adalah orang atau badan usaha yang memilki hutang kepada bank atau
lembaga pembiayaan lainnya karena perjanjian atau undang-undang.
22
Bahwa setiap bank yang memberikan kredit pada pihak debitur harus adanya jaminan yang harus dijaminkan kepada pihak bank, dimana antara pihak debitur dan
pihak kreditur telah membuat perjanjian agar pihak bank dapat mengeluarkan kredit yang dibutuhkan oleh pihak debitur dalam membangun usahanya dan apabila pihak
debitur tidak dapat membayar utangnya pada pihak bank, maka pihak kreditur baik itu melalui pengadilan atau kantor penfadratan fidusia berhak melelang barang yang
menjadi jaminan utang debitur agar dapat melunasinya.
19
Lihat Undang‐Undang RI No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang‐Undang No.7
Tahun 1992 tentang Perbankan.
20
Lihat Pasal 1 Ayat 11 Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
21
Riduan Tobink dan Bill Nikholaus, Kamus Istilah Perbankan, Atalya Rileni Sudeco, Jakarta, 2003,
hal 118
22
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Asas jaminan fidusia menurut Tan Kamello berdasarkan UUJF anatar lain : a.
Bahwa kreditur penerima fidusia berkedudukan sebagai kreditur yang diutamakan dari kreditur-kreditur lainnya;
b. Bahwa jaminan fidusia tetap mengikuti benda yang menjadi objek jaminan fidusia
dalam tangan siapa pun benda tersebut berada droit de suite atau zaaksgevolg; c.
Benda jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan yang lain tersebut asas asesoritas;
d. Bahwa jaminan fidusia dapat diletakkan atas hutang yang baru aka nada
kontinjen; e.
Bahwa jaminan fidusia dapat dibebankan terhadap benda yang akan ada; f.
Bahwa jaminan fidusia dapat dibebankan terhadap bangunanrumah yang terdapat di atas tanah milik orang lain;
g. Bahwa jaminan fidusia berisikan uraian secara detail terhadap subjek dan objek di
atas tanah milik orang lain; h.
Bahwa pemberian jaminan fidusia harus orang yang memiliki kewenangan hukum atas objek jaminan fidusia;
i. Bahwa jaminan fidusia harus didaftrakan ke kantor pendaftaran fidusia;
j. Bahwa benda yang dijadikan objek jaminan fidusia tidak dapat dimiliki oleh
kreditur penerima jaminan fidusia sekalipun itu diperjanjikan; k.
Bahwa jaminan fidusia memberikan hak prioritas kepada kreditur penerima fidusia yang terlebihdahulu mendaftarkan ke kantor pendaftaran fidusia dari pada
kreditur yang mendaftrakan kemudian;
Universitas Sumatera Utara
l. Bahwa pemberi jaminan fidusia yang tetap menguasai benda jaminan harus
mempunyai itikat baik; m.
Bahwa jaminan fidusia mudah dieksekusi;
23
Pendaftaran benda jaminan yang ada di luar Negeri berdasarkan pasal 11 ayat 2 UUJF menyebutkan bahwasannya kewajiban pendaftaran tetap berlaku
sekalipun benda yang dijaminkan benda luar Negeri. Hal ini berarti bahwa pendaftaran tetap dilakukan di dalam negeri sesuai dengan ketentuan UUJF. Akan
tetapi dari pernyatan tersebut, maka ada kesulitan atau kendala yang bisa timbul jika benda tersebut tidak dikenal lembaga pendaftaran tersebut. Hal ini juga menjadi
kesulitan, karena dalam penjelasan Pasal 11 UUJF mengatakan bahwa pendaftaran tersebut harus dilakukan di tempat kedudukan pemberi fidusia.
G. Metode Penelitian