Sesuai dengan prosedur standar di Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia. Dilakukan oleh tenaga yang kompeten. Teknologi sarana dan prasarana yang memadai. Memuaskan pelanggan dan petugas. Sesuai dengan etika. Pengertian Perjanjian Kredit di Dalam Perbankan

a. Bagi Permohonan Pendaftaran Jaminan Fidusia yang dicatat pada jam 08.00- 12.00 BBWI, penyerahan Sertifikat Jaminan Fidusia, dilakukan pada jam 15.00-16.00 BBWI. b. Bagi permohonan Pendaftaran Jaminan Fidusia yang dicatat pada jam 13.00- 13.00 BBWI, penyerahan Sertifikat Jaminan Fidusia, dilakukan pada hari berikutnya paling lambat jam 12.00 BBWI. Namun dari pertanyaan tersebut di atas, maka dalam pelaksanaanya tidak selamanya terlaksana sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor yang menghambat jalannya ketentuan tersebut, yaitu antara lain : 1. Faktor kesibukan pimpinan. 2. Sarana dan prasarana kantor yang tidak memadai atau kurang mendukung. 3. Mahalnya biaya pendaftaran Jaminan Fidusi setelah keluarnya PP No. 38 Tahun 2009 . 78 Mutu pelayanan dapat dilihat dari tingkat baik atau buruknya pelayanan jika, antara lain :

1. Sesuai dengan prosedur standar di Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia.

2. Dilakukan oleh tenaga yang kompeten.

3. Teknologi sarana dan prasarana yang memadai.

4. Memuaskan pelanggan dan petugas.

5. Sesuai dengan etika.

78 Wawancara dengan Juraini Sulaiman, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil DepKumHAM Sumatera Utara, tanggal 14 September 2009 Universitas Sumatera Utara

6. Menguntungkan semua pihak.

Sementara itu, dalam hal mengenai pelayanan prima, maka pelayanan prima tersebut juga mempunyai beberapa prinsip yang mesti dijalankan antara lain : 1. Mengutamakan pelanggan 2. Sistem yang efektif 3. Melayani dengan hati nurani 4. Perbaikan yang berkelanjutan 5. Memberdayakan pelanggan Dikatakan mengutamakan pelanggan, apabila sesuai dengan antara lain :

a. Prosedur disusun untuk kemudian dan kenyamanan pelanggan.

b. Mendahulukan pelanggan eksternal.

c. Mendahulukan pelanggan tidak langsung.

Dikatakan sistem yang efektif apabila antara lain :

a. Tertib dan lancer

b. Menumbuhkan kebanggaan petugas

c. Memuaskan pelanggan

d. Membentuk pola perilaku tertentu

Sehingga untuk mencari data atas benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia apabila ada pihak yang meminta, seperti pihak kreditorpenerima fidusia yang pada umumnya pihak bank yang sering terlambat dalam melakukan pengecekan terhadap data atas benda sebagai objek Jaminan Fidusia yang diinginkan oleh para pihak. Sehingga para pihak yang membutuhkan data base benda yang menjadi objek Universitas Sumatera Utara Jaminan Fidusia paling tidak harus menanyakan pada Kantor Pendaftaran Fidusia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dan Kantor Pendaftaran Fidusia pada Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dimana pemberi Fidusia bertempat tinggal atau berdomisiil seuai dengan yang tercantum dalam penjelasan Pasal 11 UUJF. Dan hal ini memakan waktu yang cukup lama sehingga mengganggu jalannya roda perekonomian. Permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia dilakukan oleh penerima Fidusia, kuasa atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran Jaminan Fidusia yang memuat : a. Identitas pihak pemberi Fidusia dan penerima Fidusia; b. Tanggal, nomor akta Jaminan Fidusia, nama, dan tempat kedudukan notaries yang membuat akta Jaminan Fidusia; c. Data perjanjian pokok yang menjadi objek Jaminan Fidusia; d. Uraian mengenai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia; e. Nilai penjaminan dan; f. Nilai benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia. Selanjutnya Kantor Pendaftaran Fidusia mencatat Jaminan Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran. Sebagai salah satu bukti bahwa kreditor bahwa ia merupakan pemegang Jaminan Fidusia adalah Sertifikat Jaminan Fidusia yang diterbitkan oleh Kantor Pendaftaran Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan Pendaftaran Jaminan Fidusia sampainya keluarnya Sertifikat dari Kantor Pendaftaran Fidusia. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERJANJIAN YANG MENGIKAT PADA KANTOR JAMINAN FIDUSIA WILAYAH SUMATERA UTARA A. Pengertian Kredit di Jaminkan Dengan Fidusia Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum perbankan adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perbankan. Tentu untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai pengertian hukum perbankan tidaklah cukup lebih dengan memberikan suatu rumusan yang demikian. Oleh karena itu, perlu dikemukakan beberapa pengertian dari para ahli hukum perbankan. Menurut Muhammad Djumhana, hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi asensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang lain. Munir Fuady merumuskan hukum perbankan adalah seperangkat kaedah hukum dalam bentuk peraturan perundang – undangan, yurisprudensi, dokterin dan lain – lain sumber hukum, yang mengatur masalah – masalah perbankan sebagai lembaga dan aspek kegiatannya sehari – hari, rambu – rambu yang harus dipenuhi oleh bank, perilaku petugas – petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak yang tersangkut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain – lain yang berkenaan dengan dunia perbankan. 79 Bank pada umumnya sebagai salah satu sarana penunjang pembangunan nasional yang tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, maka dianggap perlu untuk mengundang pengertian bank tersebut agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami arti dari fungsi Bank itu sendiri, sehingga Pemerintah mengeluarkan Undang – Undang Perbankan. Dalam Undang – Undang Perbankan pada pasal 1 Ayat 2 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. 80 Pengertian pasal tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulannya bahwa bank adalah sebagai sarana dalam hal pemberian kredit dan jasa – jasa kepada masyarakat. Selanjutnya dalam pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, membagi fungsi daripada Bank sebagai berikut : 1. Bank Indonesia ialah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang berlaku; 79 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta Kencana, 2008 cetakan ke‐4, hal 39 ‐40 80 Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, hal 53 Universitas Sumatera Utara 2. Bank Umum ialah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran; 3. Bank Pengkreditan Rakyat ialah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran; Bahwa setiap bank yang ada di Indonesia baik itu bank negara maupun bank non negara berhak memberikan kredit kepada pihak debitur untuk kebutuhan dana usahanya.

1. Pengertian Perjanjian Kredit di Dalam Perbankan

Sebelum diuraikan tentang perjanjian Kredit, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan perjanjian dan apa yang dimaksud dengan kredit. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau dua pihak saling berjanji untuk melakukan suatu hal atau suatu persetujuan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing – masing bersepakat akan menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu. Perjanjian Kredit adalah perjanjian pokok prinsipil yang bersifat riil. Sebagai perjanjian prinsipil, maka perjanjian jaminan adalah assessor-nya. Ada dan berakhirnya perjanjian jaminan bergantung pada perjanjian pokok. Arti riil adalah bahwa terjanjinya perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh bank kepada nasabah debitur. Perjanjian kredit pada umumnya menggunakan bentuk perjanjian baku standard contract . Berkaitnya dengan itu, memang dalam praktiknya bentuk Universitas Sumatera Utara perjanjiannya telah disediakan oleh pihak bank sebagai kreditur sedangkan debitor hanya mempelajari dan memahaminya dengan baik. Perjanjian yang demikian itu biasa disebut dengan perjanjian baku standard contract , di mana dalam perjanjian tersebut pihak debitur yang dalam posisi menerima atau menolak tanpa ada kemungkinan untuk melakukan negosiasi atau tawar – menawar. Perjanjian kredit itu perlu memperoleh perhatian yang khusus baik oleh bank sebagai kreditur maupun oleh nasabah sebagai debitur, karena perjanjian kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan, dan penatalaksanaan kredit tersebut. Berkaitan dengan itu, menurut CH. Gatot Wardoyo perjanjian kredit mempunyai fungsi – fungsi sebagai berikut : 1. Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok; 2. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan – batasan hak dan kewajiban di antara kreditur dan debitur 3. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan montoring kredit. 81 Istilah kredit bukanlah merupakan hal yang baru lagi, karena kredit telah tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat secara subur. Istilah kredit berasal dari “Credere“ yang diambil dari bahasa Yunani yang artinya “ kepercayaan “. Sehingga kredit adalah merupakan suatu kepercayaan, dengan demikian seorang atau badan hukum tidak akan diberikan kredit apabila kreditur tidak meyakini bahwa kredit yang diberikan dapat di kembalikan tepat pada waktunya oleh debitur, sesuai dengan jumlah dan syarat – syarat yang diperjanjikan. 81 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta Kencana, 2008 cetakan ke-4 hal 71-72. Universitas Sumatera Utara Muchdarsyah Sinungan menyatakan bahwasanya kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain, dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan kontrak prestasi berupa bunga. Kemudian oleh Mariam Darus Badrul Zaman, memberikan pengertian sebagai pinjaman uang, dengan catatan bahwa perjanjian uang ini memiliki sifat – sifat yang khusus dan mempunyai identitas tersendiri. 82 Selanjutnya dijelaskan bahwa sifat – sifat khusus dalam perjanjian pinjaman uang itu adalah sebagaimana tercermin di dalam : 1. Undang-undang Perbankan No.10 Tahun 1998 dalam pasal 1 ayat 11. 2. Perjanjian ini berbeda dengan perjanjian pinjam uang, menurut BAB XII buku III KUHPerdata; 3. Juga berbeda dengan perjanjian pinjam uang yang diatur dalam Undang-undang melepas uang Relsechneiter Ordonantie S. 1983 No. 523 dan Undang-undang Riba Woeker Ordonantie S. 1983 No. 524; dan 4. Berbeda dengan perjanjian pinjam uang menurut Hukum Adat.

2. Perjanjian Jaminan Fidusia Dalam Pemberian Kredit

Dokumen yang terkait

Pemberian Kredit Bank Dengan Jaminan Fidusia Setelah Keluarnya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

0 26 5

Analisa Hukum Terhadap Kekuatan Eksekutorial Sertipikat Jaminan Fidusia (Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia)

4 24 95

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA Eksekusi Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia(Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri No. 09/Pdt./2014/PT.TK).

0 3 16

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA Eksekusi Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia(Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri No. 09/Pdt./2014/PT.TK).

0 2 12

ASPEK HUKUM PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN MOBIL PERSPESKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN Aspek Hukum Pendaftaran Fidusia Dalam Perjanjian Pembiayaan Mobil Perspesktif Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jamina

0 2 12

Jaminan Fidusia Atas Pesawat Terbang Dalam Perjanjian Kredit Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia.

0 0 1

PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA.

0 0 88

PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA.

0 1 88

Pendaftaran Jaminan Fidusia Menurut Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 111

PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA SKRIPSI

0 0 62