1. Kerentanan yang Dirasakan
Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus merasa bahwa ia rentan terhadap penyakit tersebut.
2. Keseriusan yang Dirasakan
Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakitnya akan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap individu atau
masyarakat. 3.
Manfaat dan Rintangan yang Dirasakan Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit yang dianggap gawat
atau serius, ia akan melakukan suatu tindakan tertentu. Tindakan tersebut tergantung pada manfaat dan rintangan yang ditemukan dalam mengambil
tindakan tersebut.
2.4. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku
1. Perubahan Alamiah natural change
Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian dari perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan
lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota masyarakat didalamnya juga akan mengalami perubahan.
2. Perubahan Terencana planned change
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3. Kesediaan Untuk Berubah readiness to change
Universitas Sumatera Utara
Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk
menerima inovasi atau perubahan tersebut dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang
mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda Notoatmodjo, 2003.
2.5. Konsep Sehat dan Sakit
Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, di samping unsur sosial budaya. Sebaliknya, petugas
kesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang objektif berdasarkan symptom yang tampak guna mendiagnosa kondisi fisik seseorang
individu. Perbedaan persepsi antara masyarakat dan petugas kesehatan inilah yang sering menimbulkan masalah dalam melaksanakan program kesehatan.
Terkadang orang tidak pergi berobat atau menggunakan sarana kesehatan yang tersedia sebab dia tidak merasa mengidap penyakit. Atau jika si individu merasa
bahwa penyakitnya itu disebabkan oleh makhluk halus, maka ia akan memilih untuk berobat pada “orang pandai” yang dianggap mampu mengusir makhluk halus tersebut
dari tubuhnya sehingga penyakitnya itu akan hilang Sarwono, 1997.
2.6. Diabetes Melitus 2.6.1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus DM merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan efektifitas
insulin. Gangguan metabolik ini mempengaruhi metabolisme dari karbohidrat,
Universitas Sumatera Utara
protein, lemak, air dan elektrolit. Gangguan metabolisme tergantung pada adanya kehilangan aktivitas insulin dalam tubuh dan pada banyak kasus, akhirnya
menimbulkan kerusakan selular, khususnya sel endotelial vaskular pada mata, ginjal dan susunan saraf Soegondo, 2004.
Menurut American Diabetes Association ADA diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi nilai
normal hiperglikemia dengan diagnosa kadar gula darah sewaktu 200 mgdl atau kadar gula darah puasa 120 mgdl, yang terjadi oleh karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau keduanya. Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi.
Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas, mengendalikan kadar kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. Pada
penderita diabetes kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurunkan atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Oleh
karena itu terjadi gangguan jumlah insulin sehingga pengaturan kadar glukosa darah menjadi tidak stabil.
2.6.2. Jenis-Jenis Diabetes Melitus
Secara umum, diabetes melitus dibagi menjadi 3 macam, yaitu : 1.
Diabetes Mellitus yang tergantung pada insulin IDDM atau DM Tipe-1 Kebanyakan diabetes tipe-1 adalah anak-anak dan remaja yang pada
umumnya tidak gemuk. Setelah penyakitnya diketahui mereka harus langsung
Universitas Sumatera Utara
memakai insulin. Pankreas sangat sedikit atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin Soegondo, 2004.
Diabetes melitus tipe-1 dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Sampai
saat ini, diabetes tipe-1 tidak dapat dicegah. Diet dan olahraga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe-1. Kebanyakan penderita diabetes
tipe-1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai diderita. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada
penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe-1 adalah
kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh. Saat ini diabetes
tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah Mirza,
2008. 2.
Diabetes Mellitus Tipe-2 atau Tidak Tergantung Insulin DMTTI Diabetes melitus tipe 2 terjadi karena kombinasi dari kecacatan dalam
produksi insulin dan resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas terhadap insulin yang melibatkan reseptor insulin di membran sel. Pada tahap awal
abnormalitas yang paling utama adalah berkurangnya sensitivitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Pada tahap ini,
hiperglikemia dapat diatasi dengan berbagai cara dan obat anti diabetes yang dapat
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi gula dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi
dengan insulin kadang dibutuhkan. Diabetes tipe kedua ini disebabkan oleh kurang sensitifnya jaringan tubuh
terhadap insulin. Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi
kekurangan insulin relatif Mirza, 2008. DM Tipe-2 biasanya terjadi pada usia 40 tahun. Penderita DM Tipe-2 lebih
sering dijumpai dari pada DM Tipe-1, proporsinya mencapai 90 dari seluruh kasus diabetes. Pasien-pasien yang termasuk dalam kelompok DM Tipe-2 biasanya
memiliki berat badan yang berlebih dan memiliki riwayat adanya anggota keluarga yang menderita DM, 25 dari pasien DM Tipe-2 mempunyai riwayat adanya
anggota keluarga yang menderita DM. Kembar identik dengan DM Tipe-2, pasangan kembarnya akan menderita penyakit yang sama Noer, 1996.
3. Diabetes Melitus Gestasional Diabetes Kehamilan
Diabetes melitus gestasional melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, yang meniru DM Tipe-2.
Jenis diabetes ini terjadi selama kehamilan dan bisa juga meningkat atau lenyap. Meskipun kejadiannya sementara, namun diabetes jenis ini bisa merusak kesehatan
janin dan ibu. Gestasional Diabetes Mellitus GDM terjadi sekitar 2-5 dari semua
kehamilan. Diabetes ini sifatnya sementara dan harus ditangani dengan baik, karena
Universitas Sumatera Utara
jika tidak, bisa menyebabkan masalah dalam kehamilan seperti makrosomia, cacat janin, penyakit jantung sejak lahir, gangguan pada sistem saraf pusat, dan juga cacat
otot. Bahkan ada dugaan bahwa hiperbillirubinemia juga diakibatkan oleh binasanya sel darah merah akibat dari meningkatnya gula dalam darah. Bahkan dalam kasus
yang parahm hal ini bisa mengakibatkan kematian. Karena itulah, hal ini harus mendapat pengawasan medis yang seksama selama kehamilan.
2.6.3. Gejala Diabetes Melitus
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan air seni urine penderita kencing manis yang mengandung gula glucose, sehingga urine
sering dilebung atau dikerubuti semut Mirza, 2008. Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita : 1.
Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak Polyuria 2.
Sering atau cepat merasa hausdahaga Polydipsia 3.
Lapar yang berlebihan atau makan banyak Polyphagia 4.
Frekwensi urine meningkatkencing terus Glycosuria 5.
Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya 6.
Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan kaki 7.
Cepat lelah dan lemah setiap waktu 8.
Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
Universitas Sumatera Utara
9. Apabila lukatergores korengan lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat
berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit Diabetes Mellitus Tipe-1. Lain
halnya pada penderita Diabetes Mellitus Tipe-2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita
kencing manis.
2.6.4. Determinan Diabetes Melitus Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit diabetes melitus terdiri dari:
a. Genetik
Diabetes melitus dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap penyakit diabetes melitus, yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang
mengakibatkan tubuh tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Individu yang mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes melitus memiliki resiko empat kali
lebih besar jika dibandingkan dengan keluarga yang sehat. Jika kedua orang tuanya menderita diabetes melitus, insiden pada anak-
anaknya akan meningkat, tergantung pada umur berapa orang tuanya mendapat diabetes melitus. Resiko terbesar bagi anak-anak untuk mengalami diabetes melitus
terjadi jika salah satu atau kedua orang tua mengalami penyakit ini sebelum 40 tahun. Walaupun demikian, tidak lebih dari 25 dari anak-anak mereka akan menderita
Universitas Sumatera Utara
penyakit diabetes melitus dan gambaran ini lebih rendah pada anak-anak dari orang tua dengan diabetes melitus yang timbulnya lebih lanjut Waspadji, 1997.
b. Umur