berbahaya seperti : sepatu, potong kuku, tersandung, hindari trauma dan luka Waspadji, 1997.
b. Diet Diabetes
Tujuan utama terapi diet pada penderita diabetes melitus adalah menurunkan atau mengendalikan berat badan disamping mengendalikan kadar gula atau
kolesterol. Semua ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencegah paling tidak menunda terjadinya komplikasi akut maupun kronis.
Penurunan berat badan pasien diabetes melitus yang mengalami obesitas umumnya akan menurunkan resistensi insulin. Dengan demikian, penurunan berat badan akan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel dan memperbaiki pengendalian glukosa darah Mirza, 2008.
c. Latihan Fisik
Diabetes melitus akan terawat dengan baik apabila terdapat keseimbangan antara diet, latihan fisik secara teratur setiap hari dan kerja insulin. Latihan juga dapat
membuang kelebihan kalori, sehingga dapat mencegah kegemukan juga bermanfaat untuk mengatasi adanya resistensi insulin pada obesitas Noer, 1996.
Meskipun latihan teratur itu baik untuk penderita diabetes melitus, tetapi syarat yang harus dipenuhi adalah persediaan insulin di dalam tubuh harus cukup.
Apabila latihan dikerjakan oleh penderita diabetes melitus yang tidak cukup persediaan insulinnya, maka latihan akan memperburuk bagi penderita tersebut.
Beberapa kegunaan dari latihan teratur setiap hari pada penderita diabetes melitus antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Meningkatkan kepekaan insulin apabila dikerjakan setiap 1,5 jam sesudah
makan dapat mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin pada reseptornya.
b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore.
c. Meningkatkan kadar kolesterol HDL yang merupakan faktor protektif untuk
penyakit jantung koroner. d.
Glikogen otot dan hati menjadi kurang, maka selama latihan akan dirangsang pembentukan glikogen baru.
e. Menurunkan total kolesterol dan trigliserida dalam darah, karena terjadi
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
d. Intervensi Farmakologis
Intervensi farmakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah normal belum tercapai dengan pengaturan makan dan latihan fisik. Dalam pengelolaan
diabetes melitus yang memakai obat hipoglikemia ini ada dua macam obat yang diberikan yaitu pemberian secara oral dan secara injeksi. Obat yang diberikan secara
oralhipoglikemia yang umum dipakai adalah Sulfonilurea dan Binguanid. Sedangkan
yang diberikan secara injeksi adalah insulin Waspadji, 1997. 2.7. Klinik Diabetes Melitus
2.7.1. Sejarah Klinik Diabetes Melitus
Menghadapi jumlah pasien diabetes melitus yang semakin meningkat, diperlukan peran semua tingkat pelayanan kesehatan. Puskesmas sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan tingkat primer perlu memiliki pengetahuan, ketrampilan
Universitas Sumatera Utara
dan ketersediaan sarana dan prasarana yang lebih baik sehingga mampu berperan dalam pelayanan pasien diabetes melitus.
Untuk menciptakan terciptanya pelayanan diabetes melitus yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan holistik dan
kekeluargaan di wilayah kerja Puskesmas Sering, maka dibentuklah sebuah sarana yang khusus menangani pasien diabetes melitus yaitu klinik diabetes melitus. Klinik
diabetes melitus Puskesmas Sering ini didirikan pada tanggal 30 Mei 2008 yang beralamat di Jalan Sering No. 20 Kecamatan Medan Tembung dan memberikan
pelayanan setiap hari Kamis mulai jam 9 WIB Profil Puskesmas Sering, 2010.
2.7.2. Pengertian Klinik Diabetes Melitus
Klinik diabetes melitus merupakan bagian dari satuan organisasi sosial fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat. Upaya kesehatan ini diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan
kesehatan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal Profil Puskesmas Sering, 2010.
2.7.3. Visi dan Misi Klinik Diabetes melitus
Adapun Visi klinik diabetes ini adalah memberikan pelayanan diabetes melitus yang berkualitas dan terjangkau ditingkat puskesmas.
Dalam mewujudkan visi tersebut, maka klinik diabetes melitus memiliki 3 misi, yaitu :
1. Memberikan edukasi agar pasien diabetes melitus dapat mengatur diet sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Mendidik pasien agar terhidar dari komplikasi diabetes melitus.
3. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan masyarakat yang mempunyai
faktor resiko penyakit diabetes melitus agar tidak tercetus penyakit diabetes melitus.
Klinik diabetes melitus Puskesmas Sering, kebanyakan pasien baru yang datang dan sudah menderita diabetes melitus sehingga langkah kebijakan yang
diambil adalah meningkatkan penyuluhan dan deteksi dini faktor resiko diabetes
melitus. 2.7.4. Kegiatan Klinik Diabetes Melitus
Kegiatan yang dilakukan klinik diabetes melitus antara lain : 1.
Penyuluhan Diabetes Melitus 2.
Pemeriksaan Kadar Gula Darah pasien baru 3.
Pemeriksaan Kadar Gula Darah setiap 2- 4 minggu 4.
Urine glukotes 5.
Demonstrasi Diet Diabetes Melitus, antara lain : a.
panduan diet diabetes melitus dan bahan penukarnya b.
memberikan contoh menu berdasarkan jumlah kalori diet c.
peragaan model diet diabetes melitus dam bentuk mentah dan olahan. 6.
Pemeriksaan fisik 7.
Terapi Tujuan utama dari klinik diabetes melitus adalah pasien bisa mandiri atau
dapat mengatur dietnya sendiri untuk mengontrol kadar gula darah. Agar kegiatan
Universitas Sumatera Utara
klinik diabetes melitus terus berlanjut maka mulai tanggal 27 Juni 2008 dilakukan upaya menjaring pasien baru dengan cara sosialisasi pelayanan khusus diabetes
melitus di Puskesmas Sering, mengirim pengumuman ke Puskesmas Pembantu dan ke perwiritan masyarakat.
2.8. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan teori dan keterbatasan saya sebagai peneliti, maka peneliti membatasi hal – hal yang akan diteliti. Hal – hal tersebut dapat dilihat dengan jelas
pada bagan kerangka konsep berikut ini :
3. 4.
5.
Karakteristik :
- Umur
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pendapatan
Tindakan
Terhadap Pemanfaatan Klinik Diabetes Melitus
di Puskesmas Sering Kecamatan Medan
Tembung Tahun 2010
Sikap , terhadap :
• DM dan
Pencegahannya •
Kerentanan yang dirasakan
• Keseriusan
penyakit yang dirasakan
• Pertimbangan
terhadap manfaat dan rintangan
Sumber Informasi :
- Petugas kesehatan
- Media Cetak
- Media Elektronik
Pengetahuan terhadap :
- DM - Klinik DM
Universitas Sumatera Utara
2.9. Hipotesa Penelitian