di atas merupakan surat-surat yang bersifat umum dan harus tetap mendapat kepercayaan dari umum. Memalsukan surat semacam itu berarti membahayakan
kepercayaan umum, sehingga menurut pasal ini dapat diancam hukuman yang lebih berat daripada pemalsuan surat biasa.
133
Akta otentik yang dimaksudkan disini adalah suatu surat yang dibuat menurut bentuk dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Akta otentik dibuat oleh pejabat
umum yang menurut undang-undang berwenang untuk membuatnya, misalnya seorang notaris, Pegawai Catatan Sipil, PPAT, dan sebagainya.
3. Pasal 266 KUHP
Pasal 266 KUHP merumuskan bahwa :
134
1. Barang siapa menyuruh menempatkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik
tentang suatu kejadian yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan akta itu seolah-
olah keterangannya itu cocok dengan hal sebenarnya, maka kalau dalam mempergunakannya itu dapat mendatangkan kerugian, di hukum penjara selama-
lamanya tujuh tahun.
2. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai
akta tersebut seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran, jika karena pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian.
Unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 266 ayat 1 KUHP tersebut untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut : a.
Unsur objektif: 1
perbuatannya adalah menyuruh menempatkan ; 2
objeknya adalah keterangan palsu ;
133
R. Soesilo, Op. Cit., hal. 197.
134
Pasal 266 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
p d f Machine
I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
3 ke dalam akta otentik ;
4 mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan dengan akta
tersebut ; 5
jika pemakaiannya dapat menimbulkan kerugian. b.
Unsur subjektif : dengan maksud untuk memakai atau menyuruh memakai seolah- olah keterangan itu sesuai dengan kebenaran.
Orang yang menyuruh orang lain untuk melakukan tindak pidana dalam hukum pidana, disebut doenpleger atau manus domina. Sedangkan orang yang
disuruh disebut manus ministra. Syarat-syarat bentuk penyertaan menyuruh ini adalah:
1. ada orang yang berkehendak melakukan tindak pidana ;
2. orang tersebut tidak melaksanakan sendiri ;
3. menyuruh orang lain untuk melaksanakan ;
4. orang yang disuruh adalah orang yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Perlu diperjelas siapa-siapa yang masuk dalam kategori yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini berkaitan dengan kondisi orang yang disuruh
sebagaimana dirumuskan dalam KUHP, yaitu sebagai berikut: 1.
Orang yang jiwanya dihinggapi penyakit atau tumbuh tidak sempurna Pasal 44 KUHP ;
2. Orang yang disuruh berada dalam keadaan overmacht Pasal 48 KUHP ;
p d f Machine
I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
3. Termasuk pula menyuruh dengan penyesatan dalam kaitannya dengan Pasal 50-
51 KUHP ; 4.
Orang yang disuruh itu salah paham atau keliru mengenai salah satu unsur delik ; 5.
Orang yang disuruh tidak mempunyai unsur kesengajaan. Menurut Adami Chazawi, dalam tindak pidana pemalsuan sebagaimana yang
dirumuskan pada Pasal 266 KUHP, maka perbuatan menyuruh menempatkan atau memasukkan mengandung hal-hal sebagai berikut:
135
1. Inisiatif atau kehendak untuk membuat akta yang memuat tentang objek
sesuatu hal atau kejadian adalah berasal dari orang yang menyuruh, bukan dari pejabat pembuat akta otentik atau notaris;
2. Dalam hubungannya dengan asal inisiatif dari orang yang meminta
dibuatkan akta otentik, dalam perkataanunsur menyuruh memasukkan berarti orang itu dalam kenyataannya ia memberikan keterangan-
keterangan tentang sesuatu hal yang bertentangan dengan kebenaran atau palsu;
3. Pejabat pembuat akta otentik tidak mengetahui bahwa keterangan yang
disampaikan oleh orang yang menyuruh memasukkan kepadanya itu adalah keterangan yang tidak benar;
4. Oleh karena pejabat pembuat akta otentik tidak mengetahui perihal tidak
benarnya keterangan tentang sesuatu hal itu, maka pejabat itu tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pidana.
Adami Chazawi berpendapat bahwa dalam rumusan Pasal 266 KUHP tidak dicantumkan orang yang disuruh untuk memasukkan keterangan palsu tersebut, tetapi dapat
diketahui dari unsur kalimat ”ke dalam akta otentik” dalam rumusan ayat 1 bahwa orang tersebut adalah si pembuat akta otentik. Sebagaimana diketahui bahwa notaris merupakan
salah satu dari pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik. Notaris dalam pembuatan suatu akta otentik adalah memenuhi permintaan. Orang yang meminta inilah
135
Adami Chazawi, Buku I, Op. Cit., hal. 113.
p d f Machine
I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
yang dimaksud orang yang menyuruh memasukkan keterangan palsu.
136
Menurut H.A.K. Moch. Anwar, orang yang menghadap kepada seorang pejabat pembuat akta otentik memberikan keterangan-keterangan untuk dicantumkan
di dalam akta tersebut. Keterangan-keterangan yang diberikan tersebut adalah keterangan yang tidak benar. Pejabat Pembuat Akta otentik itu tidak melakukan
pemalsuan pengertian Pasal 266 ayat 1 KUHP.
137
Pada Pasal 266 KUHP ini, seseorang menghadap notaris dan memberikan keterangan tentang hal-hal bertentangan dengan kebenaran. Jadi, notaris itu hanya
membuat akta dan mencantumkan di dalam akta apa yang diberitahukan penghadap, sehingga notaris itu menyatakan di dalam akta hanya hal-hal yang sebenarnya
diberitahukan kepadanya. Dengan demikian penghadap tidak mungkin melakukan perbuatan membujuk Pasal 55 ayat 1 ke-2 KUHP ataupun pemberi bantuan pasal
56 KUHP, karena tiada kejahatan dilakukan oleh notaris itu. Ia hanya mencantumkan dalam akta keterangan-keterangan yang diberikan oleh penghadap. Ia
.
tidak mengetahui, bahwa keterangan-keterangan yang dimasukkan dalam akta itu tidak
benar. Jadi perbuatan yang dilarang adalah menyuruh memasukkan keterangan- keterangan palsu di dalam Akta otentik. Dengan demikian orang yang menyuruhlah
yang dikenakan ketentuan Pasal 266 KUHP ini.
138
Keterangan palsu yang dimaksud dalam Pasal 266 KUHP ini merupakan bagian dari pemalsuan secara intelektual, yaitu berupa keterangan yang merubah isi
136
Ibid., hal. 112-113.
137
H.A.K. Moch. Anwar, Op. Cit., hal. 198.
138
Ibid.
p d f Machine
I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
surat atau tulisan sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Unsur ”
Mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan dalam akta tersebut” yang terdapat dalam Pasal 266 KUHP ini maksudnya adalah bahwa akta itu harus
membuktikan kebenaran suatu kejadian, sedangkan hal-hal tentang peristiwakejadian ini telah diberitahukan secara tidak benar oleh seseorang kepada notaris yang berwenang
untuk membuatnya. Suatu akta otentik dapat menjadi bukti akan kebenaran atas suatu peristiwa yang menjadi obyek dari keterangan-keterangan oleh beberapa orang dalam hal
tidak terdapat bukti penyangkal tegen bewijs. Notaris itu menyusun akta tersebut dengan mencantumkan segala sesuatu yang diberitahukan kepadanya. Notaris itu membuat dengan
sebenarnya akta tersebut berdasarkan hal-hal yang diberitahukan kepadanya. Tidak menjadi persoalan, bahwa setiap pembuktian tunduk kepada kontra-pembuktian, karena
hal ini berlaku terhadap suatu peristiwa yang telah diberikan keterangan-keterangannya maupun terhadap kebenaran atas keterangan-keterangan itu bahwa suatu akta
menunjukkan kebenaran atas suatu peristiwa, hanya dapat diterima dengan syarat ” selama belum dapat dibuktikan sebaliknya”.
139
Jika diperhatikan secara seksama, maka unsur subjektif yang terdapat dalam Pasal 266 KUHP tersebut di atas adalah termasuk dalam unsur kesengajaan pada
point pertama, yaitu Kesengajaan sebagai maksud opzet als oogmerk. Dimana menurut Wirjono Prodjodikoro, Kesengajaan sebagai maksud opzet als oogmerk
bermakna bahwa si pelaku benar-benar menghendaki melakukan perbuatan tersebut
139
Ibid., hal. 199.
p d f Machine
I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
untuk mencapai akibat yang menjadi pokok alasan diadakannya ancaman hukum pidana.
140
4. Pasal 55 KUHP