Pasal 55 KUHP Analisis Yuridis Legalitas Notaris Sebagai Tersangka Atas Akta Yang Dibuatnya

untuk mencapai akibat yang menjadi pokok alasan diadakannya ancaman hukum pidana. 140

4. Pasal 55 KUHP

Pasal 55 KUHP menyebutkan: 1. Dihukum sebagai pelaku tindak pidana yaitu: 1 Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan ikut serta melakukan tindak pidana; 2 Mereka yang dengan pemberian, perjanjian, menyalahgunakan kekuasaan atau pegaruh, dengan kekerasan, ancaman atau tipu daya atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menggerakkan orang lain agar melakukan tindak pidana. 2. Terhadap penggerak, hanya perbuatan yang dengan sengaja dianjurkannya sajalah yang dapat dipertanggungjawabkan olehnya, beserta akibat-akibatnya. Berdasarkan ketentuan Pasal 55 KUHP tersebut dapat diketahui bahwa orang yang dapat dihukum sebagai pelaku tindak pidana dapat diklasifikasikan atas: a. Mereka yang melakukan tindak pidana plegen; Mereka yang melakukan tindak pidana plegen jika mengacu kepada orangnya disebut dengan pembuat pelaksana pleger, adalah orang yang karena perbuatannyalah yang melahirkan tindak pidana itu, tanpa ada perbuatan- perbuatan pembuat pelaksana ini tindak pidana itu tidak akan terwujud, maka dari sudut ini syarat seorang pleger adalah sama dengan syarat seorang dader pelaku tunggal. Perbedaan pleger dengan dader adalah terhadap pleger masih diperlukan keterlibatan orang lain baik secara psikhis ataupun phisik, hanya saja 140 Wirjono Prodjodikoro, Buku I, Op. Cit., hal. 66. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara keterlibatan orang lain ini harus sedemikian rupa sehingga perbuatan tersebut tidak sebagai penentu dalam mewujudkan tindak pidana yang akan dilakukan. 141 b. Mereka yang menyuruh orang lain untuk melakukan tindak pidana doen plegen; Undang-undang tidak menerangkan tentang siapa yang dimaksud yang menyuruh melakukan itu. Untuk mencari pengertian dan syarat dari orang yang menyuruh melakukan doen pleger ahli hukum merujuk kepada keterangan yang ada dalam MvT WvS Belanda, yang menyatakan bahwa : “yang menyuruh melakukan adalah juga dia yang melakukan tindak pidana tetapi tidak secara pribadi, melainkan dengan perantaraan orang lain sebagai alat dalam tangannya, apabila orang lain itu berbuat tanpa kesengajaan, kealpaan atau tanpa tanggung jawab karena keadaan yang tidak diketahui, disesatkan atau tunduk pada kekerasan”. 142 Dalam hal ini orang yang disuruh itu tidak akan dipidana, namun orang yang menyuruh melakukan itulah yang akan dipidana karena dianggap sebagai pelakunya. Meskipun orang yang menyuruh melakukan sama sekali tidak melakukan perbuatan apapun. Dia dianggap sebagai pelaku dari tindak pidana yang dilakukan oleh orang yang disuruhnya. 141 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3 Percobaan Penyertaan, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2002, Selanjutnya disebut Buku II, hal. 83. 142 Hanindyopoetro dan Naryono Artodibyo, Hukum Pidana II Bagian Penyertaan, FHPM Universitas Brawijaya, Malang, 1975, hal. 33. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara c. Mereka yang ikut serta melakukan tindak pidana medeplegen; Ikut serta melakukan tindak pidana medeplegen oleh MvT WvS Belanda disebutkan bahwa yang turut serta melakukan adalah setiap orang yang sengaja berbuat meedoet dalam melakukan suatu tindak pidana. 143 Syarat yang diperlukan agar dapat dikatakan telah terjadi suatu medeplegen adalah: 1 Harus ada kesadaran kerja sama dari setiap peserta. Dalam ikut serta, para peserta menyadari akan dilakukannya suatu tindak pidana. Mereka sadar bahwa mereka bersama-sama akan melakukan tindak pidana. Dalam membentuk kesadaran kerja sama itu tidak tidak harus jauh sebelum dilakukannya tindak pidana, jadi tidak perlu ada sebelumnya suatu perundingan untuk merencanakan tindak pidana. Kesadaran kerja sama diantara para peserta dapat terjadi pada saat terjadinya peristiwa. 2 Kerja sama dalam tindak pidana harus secara phisik. Semua peserta dalam ikut serta harus bersama-sama secara phisik melakukan tindak pidana itu. Namun tidak perlu semua peserta memenuhi secara persis seperti apa yang termuat sebagai unsur tindak pidana. d. Mereka yang menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana uitlokken. 143 Adami Chazawi, Buku II, Op. Cit., hal. 96. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Van Hamel merumuskan uitloken itu sebagai suatu bentuk deelneming atau ikut serta yaitu : 144 Kesengajaan mengerakkan orang lain yang dapat dipertanggungjawabkan pada dirinya sendiri untuk melakukan suatu tindak pidana dengan mengunakan cara-cara yang telah ditentukan oleh undang-undang, karena telah tergerak, orang tersebut kemudian telah dengan sengaja melakukan tindak pidana yang bersangkutan. Dalam menganjurkan harus menggunakan upaya-upaya penganjuran yang ditentukan secara limitatif dalam Pasa1 55 ayat 1 angka 2, yaitu dengan pemberian, perjanjian, menyalahgunakan kekuasaan atau pegaruh, dengan kekerasan, ancaman atau tipu daya atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan.

5. Pasal 56 KUHP