Pasal 264 KUHP Analisis Yuridis Legalitas Notaris Sebagai Tersangka Atas Akta Yang Dibuatnya

Kesengajaan secara keinsyafan kepastian Opzet Bijzekerheids-Bewustzinj adalah kesengajaan bahwa pelaku dengan perbuatannya itu tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi dasar dari delict tetapi si pelaku tahu benar bahwa akibat itu pasti akan mengikuti perbuatan itu, kalau hal itu terjadi. 130 Kesengajaan secara keinsyafan kemungkinan bahwa pelaku memandang akibat dari apa yang dilakukannya tidak sebagai suatu hal yang niscaya terjadi, melainkan sekedar sebagai suatu kemungkinan yang pasti. 131

2. Pasal 264 KUHP

Bunyi dari Pasal 264 KUHP adalah: 132 1 Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun, jika dilakukan terhadap: a. akta-akta otentik; b. surat hutang atau sertifikat hutang dari suatu negara atau bagiannya ataupun dari suatu lembaga umum; c. surat sero atau surat hutang atau sertifikat sero atau hutang dari suatu perkumpulan, yayasan, perseroan atau maskapai; d. talon, tanda bukti deviden atau bunga dari salah satu surat yang diterangkan dalam b dan c, atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti surat – surat itu; e. surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan; 2 Dipidana dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai surat tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak asli atau dipalsukan seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian”. Dari rumusan pasal tersebut, unsur-unsur Pasal 264 ayat 1 KUHP adalah: 1. Semua Unsur baik obyektif maupun Subyektif Pasal 263 KUHP 130 Ibid., hal. 67-68. 131 Ibid., hal. 69. 132 Pasal 264 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara 2. Unsur-unsur khusus pemberatnya bersifat alternatif berupa obyek surat-surat tertentu, ialah : a. Akta-akta otentik ; b. Surat hutang atau sertifikat hutang dari suatu negara, bagian negara, suatu lembaga umum ; c. Surat sero, surat hutang dari suatu perkumpulan, surat hutang dari suatu yayasan, surat hutang dari suatu perseroan, surat hutang dari suatu maskapai ; d. Talon, tanda bukti deviden atau tanda bukti bunga dari surat-surat pada butir b dan c diatas atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti surat-surat itu ; e. Surat-surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan. Dari rumusan pasal tersebut, unsur-unsur pasal 264 ayat 2 KUHP adalah: 1. Unsur objektif : a. Perbuatan : memakai ; b. Objeknya : surat-surat tersebut pada ayat 1 ; c. Pemakaian itu seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsukan. 2. Unsur Subyektif : dengan sengaja Perbuatan yang diancam hukuman dalam Pasal 264 KUHP ini harus memuat segala elemen-elemen atau syarat-syarat yang termuat dalam Pasal 263 KUHP dan selain itu ditambah dengan syarat bahwa surat yang dipalsukan itu terdiri dari surat otentik dan sebagainya. Surat-surat yang disebutkan dalam Pasal 264 ayat 1 KUHP p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara di atas merupakan surat-surat yang bersifat umum dan harus tetap mendapat kepercayaan dari umum. Memalsukan surat semacam itu berarti membahayakan kepercayaan umum, sehingga menurut pasal ini dapat diancam hukuman yang lebih berat daripada pemalsuan surat biasa. 133 Akta otentik yang dimaksudkan disini adalah suatu surat yang dibuat menurut bentuk dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Akta otentik dibuat oleh pejabat umum yang menurut undang-undang berwenang untuk membuatnya, misalnya seorang notaris, Pegawai Catatan Sipil, PPAT, dan sebagainya.

3. Pasal 266 KUHP