31
perorangan tidak memberikan hak mendahului atas benda-benda tertentu, tetapi hanya dijamin oleh harta kekayaan seseorang lewat orang yang menjamin
pemenuhan perikatan yang bersangkutan. Agunan materiil adalah agunan yang berupa hak mutlak atas suatu
benda, yang mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu, dapat dipertahankan terhadap siapapun, selalu mengikuti bendanya dan dapat
dialihkan. Sedangkan agunan imateriil adalah agunan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan
terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan debitur umumnya.
2. Sasaran dan tujuan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi
Pedesaan.
Untuk dapat merealisasikan dana talangan ini, maka DPM harus mempunyai sasaran dalam mewujudkan tujuannya. Adapun yang menjadi sasaran
DPM-LUEP antara lain:
5
a. Sasaran Umum.
1 Terlaksananya pembelian gabahberas oleh LUEP serendah-rendahnya
sesuai harga pembelian pemerintah HPP. 2
Meningkatkan kemampuan permodalan unit usaha milik kelompok tanigabungan kelompok tani, koperasi tani, atau KUD untuk
mengembangkan usaha di bidang pembelian, pengolahan dan pemasaran gabahberas.
5
Puadi, Kepala Seksi Kewaspadaan dan Distribusi Pangan Lampung Selatan,Wawancara, 30 Juni 2010
32
3 Meningkatkan kemampuan kelembagaan petani dalam beroganisasi dan
mengembangkan usaha bersama yntuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
b. Sasaran Kegiatan.
1 Petani dalam Poktan Kelompok Tani yang bergabung dalam Gapoktan
Gabungan Kelompok Tani atau petani anggota Koptan Koperasi Tani atau KUD Koperasi Unit Desa.
2 Penerima DPM, LUEPunit usaha dalam Gapoktan, Koptan atau KUD
yang memanfaatkan DPM untuk membeli gabahberas dalam poktan; serta mengembalikan DPM secara tepat waktu dan jumlah.
3 Provinsi pelaksana kegiatan DPM-LUEP di 27 provinsikabupaten sentra
produksi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Lampung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Papua.
Berdasarkan sasaran-sasaran di atas, maka untuk mengukur keberhasilan kegiatan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan, digunakan
beberapa indikator kinerja, yaitu: a.
Indikator Input. 1
Jumlah Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan per provinsi yang ditetapkan.
33
2 Jumlah alokasi Dana Penguatan Modal per Lembaga Usaha Ekonomi
Pedesaan yang ditetapkan. 3
Jumlah poktan dalam Gapoktan yang berintegrasi dengan Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan, petani anggota KoptanKUD sesuai kontrak.
4 Jumlah gabahberas yang akan dibeli oleh Lembaga Usaha Ekonomi
Pedesaan. b.
Indikator Output. 1
Jumlah Dana Penguatan Modal yang dicairkan oleh Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan secara tepat waktu, jumlah, dan sasaran;
2 Jumlah Dana Penguatan Modal yang dimanfaatkan oleh Lembaga Usaha
Ekonomi Pedesaan untuk pembelian gabahberas dalam poktan; 3
Harga pembelian Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan untuk gabahberas serendah-rendahnya sesuai harga pembelian pemerintah.
4 Putaran pembelian oleh Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan serendah-
rendahnya dua kali. 5
Jumlah pengembalian Dana Penguatan Modal lunas dan tepat waktu. c.
Indikator Outcome. Harga yang diterima petani dalam poktan yang tergabung dalam
Gapoktan atau petani anggota KoptanKUD, dan atau petani diwilayah sekitar kegiatan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan,
serendah-rendahnya sesuai harga pembelian pemerintah.
34
d. Indikator Benefit.
Meningkatnya penyerapan surplus gabahberas saat panen pada wilayah kegiatan DPM-LUEP
e. Indikator Dampak.
Stabilnya harga gabahberas saat panen pada wilayah kegiatan DPM- LUEP pada kisaran harga sesuai HPP untuk gabahberas.
3. Tujuan Pembiayaan.