Tujuan Pembiayaan. Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedasaan.

34 d. Indikator Benefit. Meningkatnya penyerapan surplus gabahberas saat panen pada wilayah kegiatan DPM-LUEP e. Indikator Dampak. Stabilnya harga gabahberas saat panen pada wilayah kegiatan DPM- LUEP pada kisaran harga sesuai HPP untuk gabahberas.

3. Tujuan Pembiayaan.

Tujuan pembiayaan adalah bahwa Dinas pembinaan pangan dan Hortikultur Lampung Selatan merupakan salah satu lembaga atau dinas pemerintahan yang berupa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya terhadap pengusaha gabahberas. Sebagaimana dikemukakan oleh bapak Puadi bahwa Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultur Lampung Selatan memberikan layanan kepada masyarakat yang memiliki usaha khususnya pengusaha gabahberas dan membutuhkan modal untuk usaha berupa pinjaman modal untuk pengembangan usahanya. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tujuan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultur Lampung Selatan mengadakan pembiayaan ini antara lain: 6 a. Menjaga stabilitas harga gabahberas produksi petani agar tidak jatuh pada saat panen raya. 6 Puadi, Kepala Seksi Kewaspadaan dan Distribusi Pangan Lampung Selatan,Wawancara, 30 Juni 2010 35 b. Memfasilitasi pengembangan ekonomi di pedesaan melalui usaha pembelian, pengolahan, dan pemasaran gabahberas. c. Memperkuat kelembagaan petani sebagi sarana kerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa upaya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultur Lampung Selatan dalam menjaga stabilitas harga gabah, memfasilitasi pengembangan ekonomi, dan memperkuat kelembagaan petani melalui pembiayaan berupa pinjaman modal usaha telah memberikan solusi bagi pengusaha gabah dalam upaya mengembangkan usaha. Disebabkan sulitnya memperoleh pinjaman dari Bank dan disertai dengan bunga yang cukup tinggi dan angunan lebih dari pinjaman. Alasan klasik dari pengusaha enggan memanfaatkan kredit dari Bank diantaranya adalah birokrasi, lamban dalam menyalurkan kredit, dan minta jaminan lebih mahal dari kredit yang diberikan. Sugyo misalnya, meskipun kini usahanya telah berjalan, namun usahanya tersebut tidak dikembangkan dengan menggunakan kredit dari Bank. Senada dengan Sugyo, pengusaha asal dari desa palembang, Bapak Hasbunah mengemukakan hal yang sama. Untuk mendapatkan kredit, harus punya nomor pokok wajib pajak NPWP, setelah NPWP didapat, proses proses perolehan kredit yang dirasakan rumit ini membuat Hasbunah enggan untukl mendapatkan pembiayaan dari Bank. Dari dulu kendala yang dihadapi pengusaha adalah keterbatasan akses keperbankan untuk mendapatkan modal. Harapan untuk memajukan salah satu 36 pilar ekonomi yang tetap eksis ditengah krisis ekonomi itu samai saat ini belum terpenuhi karena sektor pertanaian masih terbentur masalah izin dan berokrasi.

4. Organisasi Pelaksanaan.