36
pilar ekonomi yang tetap eksis ditengah krisis ekonomi itu samai saat ini belum terpenuhi karena sektor pertanaian masih terbentur masalah izin dan berokrasi.
4. Organisasi Pelaksanaan.
Penyelenggaraan kegiatan DPM-LUEP sebagai berikut:
7
a. Menteri pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian
mengalokasikan anggaran kegiatan DPM-LUEP ke 27 provinsi untuk gabahberas.
b. Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara
menerbitkan Surat EdaranPeraturan mengenai prosedur pencairan DPM- LUEP.
c. Kepala Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian menetapkan
pedoman umum pelaksanaan DPM-LUEP tahun 2007 dan melakukan koordinasi teknis dengan instansi terkait di tingkat pusat dan daerah.
d. Tim pengendali pusat yang ditetapkan Menteri pertanian dengan anggota dari
berbagai instansi pemerintah dan koordinasikan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan, melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pembinaan,
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian kegiatan DPM-LUEP. e.
Gubernur membuat kesepakatan dengan BupatiWalikota terhadap pengelolaan DPM-LUEP untuk pembeliaan gabahberas serta bertanggung
jawab terhadap keberhasilan kegiatan DPM-LUEP di daerahnya
7
Puadi, Kepala Seksi Kewaspadaan dan Distribusi Pangan Lampung Selata, Wawancara, 30 Juni 2010
37
f. Kepala BadanDinasKantorUnit kerja yang menangani ketahanan pangan
provinsi selaku ketua tim teknis provinsi dan kuasa pengguna anggaran KPA yang ditetapkan Gubernur, melaksanakan:
1 Koordinasi kegiatan DPM-LUEP di provinsi dan menetapkan LUEP
2 Pemantauan, evaluasi, pengawasan, pengendalian, dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan DPM-LUEP 3
Penetapan pejabat pembuat komitmen PPK untuk melaksanakan pengelolaan anggaran, baik administarsi keuangan realisasi fisik kegiatan
DPM-LUEP 4
Pembuatan kontrak, penyaluran DPM kepada LUEP , dan pengembalian DPM ke rekening kas negara
5 Penyerahan agunan pinjaman DPM-LUEP beserat nilai tunggakan LUEP
kepada KP2LN setelah 50 hari jatuh tempo pengembalian DPM, dengan bukti berita acara.
g. Bendaharawan pengeluaran provinsi bertanggung jawab terhadap
administrasi pembukuan untuk pencairan dan penyaluran DPM kepada LUEP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Bendaharawan penerima provinsi bertanggung jawab terhadap pengembalian
DPM-LUEP, dalam hal : 1
Penerimaan pengembalian DPM dari LUEP dan KP2LN 2
Penyetoran pengembalian DPM dari LUEP dan KP2LN ke rekening kas negara
38
3 Pengiriman fotocopysalinan bukti surat setoran pengembalian
belanjaSSPB ke Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian serta ke Biro Keuangan dan Perlengkapan Sekretariat Jenderal Departemen
Pertanian 4
Administrasi pembukuan untuk penerimaan pengembalian dan penyetoran pengembalian DPM sesuai ketentuan yang berlaku.
i. Kepala kantor pelayanan piutang dan lelang negara KP2LN melakukan
proses pelelangan terhadap agunan LUEP yang menunggak dan telah melewati jatuh tempo pengembalian DPM, serta menyerahkan pengembalian
DPM kepada bendahara penerina pada BadanDinasKantaoUnit kerja yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi.
j. Tim teknis provinsi dengan anggota dari berbagai instansi terkait di
Pemerintah Daerah Provinsi yang ditetapkan Gubernur, melaksanakan dan bertanggung jawab dalam verifikasi, pembinaan, pemantaun, evaluasi,
pelaporan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan DPM-LUEP serta penagihan pengembalian DPM oleh LUEP.
k. BupatiWalikota bertanggung jawab dalam pengelolaan kegiatan DPM-LUEP
mencakup penerimaan, penyaluran, penggunaan, dan pengembalian DPM oleh LUEP
l. Kepala BadanDinasKantorUnit kerja yang menangani ketahanan
pangankabupatenkota selaku ketua tim teknis kabupatenkota yang ditetapkan oleh BupatiWalikota, melaksanakan:
39
1 Koordinasi kegiatan DPM-LUEP.
2 Pengusulan LUEP calon penerima DPM yang telah mencatat persetujuan
BupatiWalikota kepada badandinas kerja yang menangani. 3
Pemantauan, evaluasi, pengawasan, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan kegiatan DPM-LUEP.
4 Sosialisasi dan fasilitasi pembentukan serta pembinaan Gapoktan dan
pembinaan LUEP. 5
Percepatan pengembalian DPM oleh LUEP. m.
Tim teknis kabupatenkota dengan anggota berbagai instansi terkait di tingkat kabupatenkota yang ditetapkan bupatiwalikota, melaksanakan dan
bertanggung jawab dalam identifikasi, fasilitasi pembentukan dan pembinaan GapoktanKoptanKUD, pemberian rekomendasi, pemantauan, evaluasi,
pelaporan, pengendalian, dan pengawasan pelaksanaan kegiatan oleh LUEP serta penagihan pengembalian DPM oleh LUEP.
n. LUEP yang ditetapkan bertanggung jawab dalam:
1 Pembelian gabah petani secara tunai, tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat
harga. 2
Pengembalian DPM kepada Bendaharawan penerima provinsi secara tepat jumlah dan tepat waktu.
o. Petani poktan yang tergabung dalam Gapoktan atau petani anggota Koptan
atau KUD wajib menyediakan gabah sesuai kesepakatan dalam kontrak dengan LUEP.
40
C. Prosedur Pelaksanaan dan Pendamping Dana Penguatan Modal Lembaga