Non Performing Financing NPF

lembaga keuangan bukan bank LKBB lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank. Menurut Siamat 1993, Rose dan Kolari 1995, Syafi’i Antonio 2001, Suyatno 2001, Muhammad 2002, Sudarsono 2003 dan Karim 2004 salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan loan adalah modal sendiri, sehingga semakin besar sumber dana simpanan yang ada maka bank akan dapat menyalurkan pembiayaan semakin besar pula Priatin dan Adnan:2005:38.

E. Non Performing Financing NPF

Non Performing Financing NPF atau Non Performing Loan NPL merupakan pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh debitur pada suatu jenis pembiayaan tertentu. Lukman Dendawijaya 2001:86 memberikan pengertian tentang Non Performing Financing NPF atau Non Performing Loan NPL yaitu kredit-kredit yang kategori kolektibilitasnya masuk dalam kriteria kurang lancar substandar, diragukan doubtful, dan macet loss. Dahlan Siamat 2004:174 memberikan pengertian kredit bermasalah sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur. Tingkat Non Performing Financing NPF pada suatu bank dapat dilihat dari kualitas aktiva produktif. Pengertian kualitas menurut Dahlan Siamat 2004:135 dimaksudkan sebagai keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kedit atau bagi hasil pembiayaan oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali yang ditanamkan dalam surat- surat berharga atau sering disebut juga dengan istilah kolektibilitas. Penilaian kolektibilitas pembiayaan diolongkan kedalam lima kelompok yaitu lancar pass, dalam perhatian khusus special mention, kurang lancar substandar, diragukan doubtful, dan macet loss. Adapun kategori kolektibilitas kredit bermasalah terdiri dari tiga bagian sebagai berikut Lukman Dendawijaya:2001:86: a. Kurang lancar substandar Kredit pembiayaan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 3 tiga bulan dari waktu yang diperjanjikan. b. Diragukan doubtful Kredit pembiayaan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 6 enam bulan atau dua kali lipat dari jadwal yang telah diperjanjikan. c. Macet loss Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan. Menurut Rose-Kolari faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan yang buruk ini antara lain karakter buruk peminjam, adanya praktek kolusi dalam pencarian pembiayaan, kelemahan manajemen, pengetahuan dan keterampilan, dan perubahan kondisi lingkungan. Untuk menekan atau meminimalkan tingkat NPF ini perlu dilakukan analisis pembiayaan Priatin dan Adnan:2005:38. Menurut Dahkan Siamat 2004:175-177 faktor-faktor penyebab kredit bermasalah atau Non Performing Financing NPF dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang menyebabkan pembiayaan bermasalah adalah kebijakan pembiayaan yang ekspansif, penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur pembiayaan, lemahnya sistem administrasi dan pengawasan pembiayaan, lemahnya sistem informasi pembiayaan, dan itikad kurang baik dari pihak bank. Dari faktor eksternal yang menyebabkan pembiayaan bermasalah adalah penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya tingkat bunga kredit atau tingkat mark up keuntungan, pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur, kegagalan usaha debitur, dan debitur mengalami musibah. Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah dapat berupa sebagai berikut Lukman Dendawijaya, 2001:86: 1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income pendapatan dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank. 2. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR bad debt ratio menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk. 3. Bank harus memperbesar penyisiahan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat berpengaruh terhadap CAR Capital Adequacy Ratio. 4. Return on assets ROA mengalami penurunan. 5. Sebagai akibat dari komplikasi tersebut adalah menurunnya nilai tingkat kesehatan bank berdasarkan perhitungan menurut metode CAMEL Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity. Menurut Priatin dan Adnan 2005:38 semakin ketat kebijakan kreditanalisis pembiayaan yang dilakukan manajemen bank semakin ditekan tingkat NPL akan menyebabkan tingkat permintaan pembiayaan oleh masyarakat turun. Hal ini disebabkan karena waktu proses pembiayaan yang cukup lama, analisis pembiayaan yang mendalam, bahkan ada calon nasabah yang merasa privasinya terganggu karena adanya analisis karakter yang mendalam, sehingga mereka merasa lebih baik meminjam pindah ke bank lain yang lebih lunak dalam melakukan analisis pembiayaankebijakan kredit. Menurut Siamat 1993, Rose dan Kolari 1995, Syafi’i Antonio 2001, Suyatno 2001, Muhammad 2002 dan Karim 2004 pengendalian biaya mempunyai hubungan terhadap kinerja lembaga perbankan, sehingga semakin rendah tingkat NPL ketat kebijakan kredit maka akan semakin kecil jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank, dan sebaliknya Priatin dan Adnan:2005:38.

F. Prosentase Bagi Hasil dan Mark Up Keuntungan

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Terhadap Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Dalam Setiap Pemberian Pembiayaan Oleh Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan)

0 31 78

ANALISIS HUBUNGAN SIMPANAN, MODAL SENDIRI, NPL, PROSENTASE BAGI HASIL DAN MARKUP KEUNTUNGAN TERHADAP PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI)

3 6 18

ANALISIS HUBUNGAN, SIMPANAN, MODAL SENDIRI, NPL, PROSENTASE BAGI HASIL DAN MARKUP KEUNTUNGAN TERHADAP PEMBIYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI)

0 4 2

ANALISIS HUBUNGAN SIMPANAN, MODAL SENDIRI, NPL, PROSENTASE BAGI HASIL DAN MARKUP KEUNTUNGAN TERHADAP PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI)

0 4 4

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SIMPANAN, CAR, PROSENTASE ROA TERHADAP PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI

0 4 81

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT BAGI HASIL, NON PERFORMING FINANCING DAN MODAL SENDIRI Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Non Performing Financing Dan Modal Sendiri Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Pe

0 3 14

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT BAGI HASIL, NON PERFORMING FINANCING DAN MODAL SENDIRI Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Non Performing Financing Dan Modal Sendiri Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Pe

0 3 13

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Non Performing Financing Dan Modal Sendiri Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia.

0 3 7

Cara bagi hasil keuntungan usaha untuk i

0 0 11

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NON PERFORMING FINANCING, CAPITAL ADEQUACY RATIO, MODAL SENDIRI DAN MARJIN KEUNTUNGAN TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH

1 4 15