F. Prosentase Bagi Hasil dan Mark Up Keuntungan
a. Penetapan Margin Keuntungan Menurut Karim 2004:253 margin keuntungan adalah persentase
tertentu yang ditetapkan per tahun perhitungan margin keintungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari;
perhitungan margin keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan.
Menurut syari’at, keuntungan margin dalam perdagangan itu tidak dibatasi oleh hitungan persentase, tetapi tergantung pada permintaan
dan penawaran supply and demand banyak atau sedikitnya. Tetapi dianjurkan bagi seoranga muslim , baik seorang pedagang atau bukan
untuk memberi kemudahan dan toleransi dalam jual beli, tidak terlalu tinggi dalam mengejar keuntungan serta hendaklah hak-hak ukhuwah
Islamiyah senantiasa sijunjung tinggi. Hal ini didasarkan pada perintah nabi
Muhammad SAW
untuk sikap
toleran dalam
bermu’amalah.Qhardawi mengatakan bahwa menjual kredit dengan menaikkan harga diperkenankan. Rasullullah s.a.w sendiri pernah
membeli makanan dari orang Yahudi dengan tempo untuk nafkah keluarganya. Jumhur mayoritas ulama membolehkan jual beli kredit
ini, karena pada asalnya boleh dan nash yang mengharamkannya tidak ada. Jual beli kredit tidak bisa dipersamakan dengan riba dari segi
manapun. Oleh karena itu, seorang pedagang boleh menaikkan harga
menurut yang pantas, selama tidak sampai kepada batas pemerkosaan dan kezaliman Syahrir:2006:27.
Bank syariah menetapkan margin keuntungan terhadap produk- produk pembiayaan yang berbasis Natural Centainty Contracts NCC,
yakni akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah amount maupun waktu timing, seperti pembiayaan
murabahah, ijarah, ijarah muntahia bit tamlik, salam, dan istishna .
Adapun penetapan besarnya margin keuntungan dilakukan dengan referensi
margin keuntungan,
yaitu margin
keuntungan yang
ditetapkan rapat ALCO Assets and Loan Commitment bank syariah. Penetapan margin keuntungan pembiayaan berdasarkan rekomendasi,
usul dan
saran dari
tim ALCO
bank syariah
dengan mempertimbangkan beberapa hal ini Karim:2004:254-255:
a. Direct Competitor’s Market Rate DCMR Yang dimaksud dengan Direct Competitor’s Market Rate
DCMR adalah tingkat margin keuntungan rata-rata perbankan
syari’ah, atau tingkat margin keuntungan rata-rata beberapa bank syari’ah yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kompetitor
langsung, atau tingkat margin keuntungan bank syari’ah tertentu yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kompetitor langsung
terdekat.
b. Indirect Competitor’s Market Rate ICMR Indirect Competitor’s Market Rate ICMR
adalah tingkat suku bunga rata-rata perbankan nasional, atau tingkat rata-rata suku
bunga beberapa bank konvesional yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai kelompok kompetitor tidak langsung, atau
tingkat rata-rata suku bunga bank konvesional tertentu yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai kompetitor tidak lansung terdekat.
c. Expected Competitive Return for Investors ECRI Expected Competitive Return for Investors ECRI
adalah target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan
kepada dana pihak ketiga. d. Acquiring Cost
Acquiring Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank
yang lansung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
e. Overhead Cost Overhead Cost
adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana
pihak ketiga. Karim 2004:253 berpendapat bahwa tingkat biaya pembiayaan
margin keuntungan berpengaruh terhadap
jumlah permintaan pembiayaan syariah. Bila tingkat margin keuntungan lebih rendah
daripada rata-rata suku bunga perbankan nasional, maka pembiayaan syariah semakin kompetitif.
b. Penetapan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Menurut Karim 2004:260, bank syariah menerapkan nisbah bagi
hasil terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Uncertainty
Contracts NUC, yakni akad bisnis yang tidak
memberikan kepastian pendapatan return, baik dari segi jumlah amount
maupun waktu
timing, seperti
mudharabah dan
musyarakah . Penetapan nisbah bagi hasil pembiayaan ditentukan
dengan mempertimbangkan referensi tingkat margin keuntungan dan perkiraan tingkat keuntungan bisnisproyek yang dibiayai. Adapun
referensi tingkat margin keuntungan adalah Referensi tingkat margin keuntungan yang ditetapkan oleh rapat ALCO. Sedangkan
perkiraan tingkat keuntungan bisnis atau proyek yang dibiayai dihitung dengan mempertimbangkan perkiraan penjualan, lama cash to cash
cycle seperti lama proses barang, persediaan dan piutang, perkiraan
biaya-biaya langsung, perkiraan biaya-biaya tidak langsung, dan delayed faktor
. Karim 2004:253 berpendapat bahwa tingkat bagi hasil kepada
dana pihak
ketiga berpengaruh
terhadap jumlah
permintaan pembiayaan syariah. Bila tingkat bagi hasil kepada dana pihak ketiga
lebih besar daripada rata-rata suku bunga perbankan nasional, maka
pembiayaan syariah
semakin kompetitif
dengan bank-bank
konvesional.
G. Kerangka Pemikiran