e. Gangguan di Daerah Setelah Testis Post Testicular
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar, biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan
sejak lahir, terkena infeksi penyakit seperti tuberkulosis, serta vasektomi yang memang disengaja.
f. Tidak Adanya Semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut tidak ada ejakulasi. Kondisi ini
biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.
g. Kurangnya Hormon Testosteron
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sperma.
2.1.1.3. Penyebab pada Suami dan Istri
a. Gangguan pada Hubungan Seksual
Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan kelainan
anatomik seperti hipospadia, epispadia. b.
Faktor Psikologis antara Kedua Pasangan suami dan istri -
Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil -
Masalah dalam pendidikan
Universitas Sumatera Utara
c. Emosi karena Didahului Orang Lain Hamil
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, masih ada faktor di luar organ yang mempengaruhi ketidaksuburan, yaitu :
1. Faktor Usia
Usia berpengaruh terhadap masa reproduksi, artinya selama masih mengalami haid yang teratur kemungkinan ia masih bisa hamil. Kejadian infertilitas
berbanding lurus dengan pertambahan usia perempuan. Perempuan dengan rentang 19-26 tahun memiliki kemungkinan untuk hamil dua kali lebih besar
daripada perempuan dengan rentang usia antara 35-39 tahun Hestiantoro, 2008.
Penelitian menunjukkan hanya sepertiga pria berumur diatas 40 tahun yang mampu menghamili istrinya dalam waktu 6 bulan dibanding dengan pria yang
berumur dibawah 25 tahun. Selain itu, usia yang semakin tua juga mempengaruhi kualitas sel sperma Kasdu, 2001
2. Berat Badan
Jika seseorang memiliki berat badan yang berlebih over weight atau mengalami kegemukan obesitas, atau yang memiliki lemak tubuh 10-15
diatas lemak tubuh normal, maka perempuan tersebut akan menderita gangguan pertumbuhan folikel di ovarium yang terkait dengan sebuah sindrom
ovarium poli kistik. Di samping berat badan yang berlebih maka berat badan yang rendah juga dapat mengganggu fungsi fertilitas seorang perempuan. Zat
gizi yang cukup seperti karbohidrat, lemak dan protein sangat diperlukan untuk
Universitas Sumatera Utara
pembentukan hormon reproduksi, sehingga pada perempuan kurus akibat asupan gizi yang sangat kurang akan mengalami defesiensi hormon reproduksi
yang berakibat terhadap peningkatan kejadian infertilitas pada perempuan tersebut Kasdu, 2001.
3. Gaya Hidup
Gaya hidup yang dimaksud adalah pola makan dan kebiasaan sehari-hari. Merokok dapat menjadi salah satu penyebab infertilitas. Di samping itu
penyalahgunaan obat narkotika juga dapat menurunkan produksi hormon reproduksi. Alkohol telah pula terbukti menjadi penyebab gagalnya preses
implantasi Kasdu, 2001. 4.
Lingkungan Beberapa zat polutan seperti saat ini dicurigai memiliki kaitan yang erat dengan
tingginya kejadian infertilitas akibat endometriosis terutama bagi perempuan yang tinggal di daerah perkotaan Kasdu, 2001.
2.1.1.4. Faktor Penyebab Infertilitas dari Segi Psikologis